Sesak napas merupakan salah satu kondisi kesehatan yang umum dikeluhkan. Ini bisa disebabkan oleh gangguan pada paru-paru ataupun organ di sekitarnya. Menjalani tes pernapasan akan membantu dokter mendapatkan diagnosis yang tepat mengenai kondisi yang Anda alami.
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan ini?
Apa itu tes pernapasan?
Tes pernapasan atau juga disebut tes fungsi paru (pulmonary function test) adalah serangkaian pemeriksaan medis untuk melihat apakah paru-paru bekerja dengan benar.
Pemeriksaan ini sering digunakan dalam kondisi-kondisi tertentu, seperti:
- mendiagnosis penyebab gangguan pernapasan,
- mendiagnosis atau memantau perkembangan penyakit paru-paru kronis, termasuk asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan emfisema,
- melihat perkembangan perawatan penyakit paru-paru,
- memeriksa fungsi paru-paru sebelum operasi, dan
- memeriksa paparan bahan kimia berbahaya yang menyebabkan kerusakan paru.
Salah satu keluhan terkait kesehatan organ paru yang cukup sering dikeluhkan yaitu sesak napas (dispnea).
Menurut American Family Physician, sesak napas tidak hanya berasal dari gangguan paru. Hal ini bahkan bisa berkaitan dengan penyakit jantung, anemia, hingga gangguan kecemasan.
Karena terdapat berbagai kondisi yang menyebabkan sesak napas, penting untuk segera melakukan pemeriksaan bila Anda mengalaminya.
Persiapan sebelum tes pernapasan
Sebelum menjalani tes fungsi paru, dokter dan tim medis akan terlebih dahulu bertanya perihal riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.
1. Menanyakan riwayat kesehatan pasien
Dengan menanyakan riwayat kesehatan sebelum tes pernapasan, dokter dapat mengetahui beberapa petunjuk yang dapat menjelaskan gejala yang Anda alami.
Dokter akan bertanya mengenai seberapa sering gejala muncul, berapa lama durasinya, kapan waktu terjadinya, dan pertanyaan lain bila diperlukan.
Selain itu, dokter juga akan bertanya perihal kebiasaan sehari-hari, mulai dari gaya hidup hingga obat-obatan yang sedang Anda konsumsi.
Anda juga perlu memberitahu dokter mengenai penyakit yang sedang atau pernah dialami. Hal ini akan mempermudah dokter dan tim medis dalam menentukan diagnosis.
2. Melakukan pemeriksaan fisik
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada tubuh Anda.
Pemeriksaan fisik membantu dokter dan tim medis dalam memperoleh diagnosis serta menghindari tes pernapasan yang tidak perlu.
Contohnya, bila Anda mengalami hidung tersumbat dan suara napas berbunyi, ini bisa menjadi tanda-tanda penyakit asma.
Suara paru yang terdengar melalui stetoskop juga dapat menjadi pertanda dari beberapa penyakit yang memengaruhi fungsi paru-paru.
Metode lainnya yaitu mengecek ada-tidaknya pembengkakan pada bagian tubuh tertentu, seperti kelenjar tiroid atau getah bening di leher.
Ragam tes pernapasan
Dokter dan tim medis juga membutuhkan pemeriksaan dengan alat medis untuk mengetahui penyebab sesak napas maupun kondisi lainnya.
Berikut ini merupakan tes pernapasan yang umum dilakukan untuk menguji fungsi paru-paru.
1. Spirometri
Spirometri merupakan tes fungsi paru yang paling umum digunakan untuk mengukur kesehatan organ paru.
Tes ini menggunakan alat yang disebut spirometer untuk mengukur seberapa banyak udara yang dihirup serta seberapa banyak dan cepat pasien mengembuskan napas.
Dokter umumnya akan menyarankan tes pernapasan ini bila mencurigai adanya penyakit paru-paru kronis, seperti asma, PPOK, dan emfisema.
Pemeriksaan spirometri akan dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini.
- Dokter akan meminta Anda duduk di kursi senyaman mungkin.
- Kemudian, dokter akan memasang sebuah perangkat klip tepat pada hidung agar Anda bernapas melalui mulut, bukan hidung.
- Sebuah corong (mouthpiece) yang terhubung dengan mesin spirometer akan ditempatkan pada bibir Anda.
- Tarik napas dalam melalui mouthpiece, tahan beberapa detik, dan embuskan kembali sekuat dan secepat yang Anda bisa sesuai instruksi dokter.
- Spirometer lalu akan mengukur jumlah dan laju aliran udara untuk menampilkannya dalam bentuk grafik.
2. Peak flow meter
Punya mekanisme yang mirip spirometri, peak flow meter pada dasarnya merupakan alat untuk mengukur seberapa lancar aliran udara yang mengalir dari paru-paru.
Orang dengan penyakit asma umumnya sering menjalani pemeriksaan ini. Di samping itu, tes ini juga dilakukan untuk mendiagnosis PPOK, bronkitis, pneumonia, dan pneumotoraks.
Tak hanya di rumah sakit atau klinik, Anda juga bisa melakukan tes ini secara mandiri di rumah.
Berikut ini merupakan langkah-langkah menggunakan peak flow meter dengan benar.
- Sebelum menggunakan peak flow meter, pastikan jarum indikator menunjuk angka nol atau angka terendah pada skala dengan satuan liter per menit (lpm).
- Berdiri tegak dan ambil napas dalam-dalam hingga paru-paru terisi sepenuhnya.
- Sambil menahan napas, tempatkan corong pada mulut dan pastikan tidak ada celah antara corong dan bibir Anda.
- Keluarkanlah udara sebanyak dan secepat mungkin lewat corong dalam sekali embusan napas. Pastikan Anda mengeluarkan seluruh udara yang tersimpan dalam paru-paru.
- Dorongan udara ini membuat jarum indikator peak flow meter bergerak. Catatlah hasil pengukuran dengan mencantumkan tanggal dan waktu pemeriksaan.
- Ulangi langkah-langkah tersebut sebanyak dua kali. Catatlah angka tertinggi dari hasil pengukuran yang Anda lakukan.
3. Tes volume paru
Tes volume paru atau body plethysmography merupakan pemeriksaan medis untuk mengukur volume udara yang mampu ditampung oleh paru-paru.
Selain mengukur seberapa banyak udara yang bisa masuk ke dalam paru-paru, tes pernapasan ini juga mengukur sisa udara setelah Anda mengembuskan napas kuat-kuat.
Body plethysmography dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit paru-paru kronis, seperti PPOK, asma, fibrosis paru, dan sarkoidosis.
Sebelum menjalaninya, berikut tahapan prosedur tes volume paru yang perlu Anda ketahui.
- Dokter akan meminta Anda duduk di kursi pada sebuah ruangan kedap suara yang mirip bilik telepon umum.
- Seperti pemeriksaan spirometri, dokter juga akan memasang sebuah klip tepat pada hidung agar Anda bernapas melalui mulut.
- Sebuah corong yang terhubung dengan mesin akan ditempatkan pada bibir Anda.
- Lalu, dokter akan memberikan instruksi untuk menarik dan mengembuskan napas.
- Tekanan ruangan akan berubah-ubah untuk membantu mengukur volume paru.
Beberapa orang yang menjalani tes fungsi paru ini melaporkan mengalami sesak napas atau pusing. Beri tahukan dokter bila Anda mengalami gejala tersebut selama tes.
4. Tes kapasitas difusi paru
Tes kapasitas difusi paru atau lung diffusion test mengukur seberapa baik kemampuan paru-paru dalam mengatur kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh.
Normalnya, oksigen dari paru-paru akan memasuki aliran darah dan bergerak menuju sel. Setelah itu, karbon dioksida dari sel akan memasuki aliran darah dan kembali ke paru-paru.
Tes difusi paru mengukur pertukaran oksigen dan karbon dioksida untuk mendeteksi gangguan pernapasan, seperti emboli paru, hipertensi paru, asma, dan PPOK.
Pemeriksaan kapasitas difusi paru akan dokter lakukan dengan tahapan berikut ini.
- Sebuah corong yang terhubung dengan mesin akan ditempatkan pada bibir Anda.
- Dokter akan meminta Anda menarik napas, lalu menghirup udara yang mengandung beberapa jenis gas, seperti karbon dioksida, metana, dan helium.
- Anda perlu menahan napas selama 10 detik, lalu dengan cepat menembuskannya melalui corong.
- Gas yang Anda embuskan tadi akan diuji untuk menentukan seberapa banyak gas yang keluar dari paru-paru selama bernapas.
5. Tes exhaled nitric oxide
Pemeriksaan exhaled nitric oxide atau fractional exhaled nitric oxide (FeNO) mengukur kadar nitrat oksida (NO) yang diembuskan dari paru-paru Anda.
Semakin tinggi kadar nitrat oksida, kemungkinan adanya peradangan pada saluran pernapasan semakin tinggi. Kondisi inilah yang umum ditemukan sebagai gejala asma.
Untuk melakukan tes exhaled nitric oxide, Anda perlu memerhatikan langkah-langkah berikut.
- Dokter akan memasang sebuah klip pada hidung Anda supaya Anda bernapas lewat mulut. Lalu, sebuah corong yang terhubung dengan mesin akan ditempatkan pada bibir Anda.
- Selanjutnya, Anda perlu menarik napas dalam-dalam dengan mulut terbuka dan mengembuskannya perlahan ke dalam corong.
- Beberapa perangkat akan mengeluarkan suara “bip” sebagai penanda bahwa aliran udara yang Anda embuskan berada pada tingkat yang sama selama pengujian.
- Anda mungkin akan diminta untuk melakukan pengukuran sebanyak tiga kali untuk mendapatkan hasil tes pernapasan yang akurat.
6. Oksimetri nadi
Oksimetri nadi merupakan pemeriksaan medis dengan alat bernama oksimeter atau pulse oximeter.
Alat ini berbentuk penjepit dengan cahaya inframerah yang dapat menunjukkan kadar oksigen dalam aliran darah. Alhasil, tes ini tidak memerlukan jarum atau alat lain yang masuk ke dalam tubuh.
Pemeriksaan oksimetri nadi dapat membantu memeriksa berbagai kondisi kesehatan, seperti anemia, penyakit jantung, PPOK, asma, pneumonia, hingga kanker paru.
Pulse oximeter saat ini tersedia secara bebas dan bisa digunakan sendiri di rumah. Berikut langkah-langkah penggunaannya.
- Nyalakan pulse oximeter dan jepit pada ujung jari Anda. Pastikan tangan tidak dalam kondisi dingin dan tidak sedang menggunakan cat kuku atau kuku palsu.
- Pastikan kuku Anda menghadap ke atas dan biarkan selama beberapa detik hingga hasilnya muncul pada layar.
- Kadar oksigen normal dalam darah biasanya sebesar 95% atau lebih tinggi.
- Orang dengan penyakit paru-paru kronis atau kondisi lain umumnya memiliki kadar oksigen sekitar 90% atau lebih rendah.
7. Tes analisis gas darah
Tes analisis gas darah atau arterial blood gas (ABG) bertujuan untuk mengetahui kelainan pada aliran darah yang menyebabkan gangguan pernapasan.
Prosedur ini akan mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan pH dalam darah. Analisis gas darah dapat membantu diagnosis asma, PPOK, fibrosis paru, dan penyakit jantung.
Dalam tes ini, sampel darah diambil dari pembuluh arteri pada pergelangan tangan. Untuk prosedur selengkapnya, berikut langkah-langkah yang perlu Anda ketahui.
- Sampel darah akan diambil dari pembuluh nadi pada pergelangan tangan, lengan, atau pangkal paha Anda.
- Dokter atau tim medis akan mengoleskan alkohol atau antiseptik pada kulit Anda, lalu mengambil sampel darah dengan jarum suntik.
- Kemudian, sampel darah akan segera diperiksa di laboratorium setidaknya dalam 10 menit setelah pengambilan darah.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin saja membutuhkan sejumlah pemeriksaan medis lain.
Apabila dokter menduga masalah berkaitan dengan penyakit jantung atau paru-paru, Anda juga akan diminta untuk menjalani rontgen dada atau elektrokardiogram (EKG).
Kedua prosedur medis ini umumnya mampu menunjukkan penyebab utama dari gangguan kesehatan yang Anda alami.