backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Manfaat Pulse Oximeter dan Cara Menggunakannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 10/04/2023

    Manfaat Pulse Oximeter dan Cara Menggunakannya

    Sejak pandemi COVID-19 berlangsung, oximeter menjadi alat yang wajib dimiliki semua orang, khususnya pasien isolasi mandiri. Bagaimana cara kerjanya? Simak penjelasan lengkap di bawah ini.

    Apa itu oximeter?

    Oximeter (oksimeter) atau disebut juga pulse oximeter adalah sebuah alat berbentuk klip yang berfungsi untuk mengukur saturasi oksigen darah dan denyut nadi menggunakan sinar inframerah.

    Saturasi oksigen merupakan informasi mengenai kadar oksigen dalam darah. Oximeter memungkinkan Anda untuk mendapatkan informasi tersebut tanpa prosedur pengambilan darah.

    Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration menyebutkan ada dua kategori pulse oximeter, seperti dijelaskan di bawah ini.  

    • Oximeter resep, artinya alat ini hanya tersedia dengan resep dokter. Alat ini paling sering digunakan di rumah sakit atau klinik kesehatan, tetapi bisa juga diresepkan untuk digunakan di rumah.
    • Oximeter yang dijual bebas di apotek atau toko online. Alat ini juga tersedia di beberapa ponsel pintar. Namun, penggunaannya tidak diizinkan untuk tujuan medis.

    Siapa yang membutuhkan oximeter?

    kadar oksigen normal dalam darah

    Penggunaan oximeter dibutuhkan ketika seseorang mengalami hipoksia (kekurangan oksigen di dalam darah).

    Informasi dalam oximeter mungkin dibutuhkan dalam berbagai situasi, seperti:

    • saat atau setelah prosedur operasi,
    • memantau seberapa baik obat untuk penyakit paru-paru bekerja,
    • melihat apakah ventilator diperlukan untuk membantu pernapasan dan melihat apakah alat itu bekerja dengan baik, dan
    • memeriksa apakah seseorang memiliki masalah saat tidur, seperti sleep apnea. 

    Pulse oximeter juga dibutuhkan untuk memantau kesehatan seseorang dengan kondisi apa pun yang memengaruhi kadar oksigen dalam tubuh, termasuk:

  • serangan jantung,
  • gagal jantung,
  • penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
  • anemia, hingga
  • kanker paru-paru.
  • Oximeter untuk memantau kondisi pasien COVID-19

    Situs Houston Methodist menyebutkan bahwa oksimeter merupakan alat yang penting bagi seseorang dengan gejala COVID-19 ringan dan melakukan isolasi mandiri di rumah.

    Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mewajibkan pasien isolasi mandiri untuk memiliki oximeter di rumah. Ini supaya mereka bisa selalu memantau kondisinya meski tidak di rumah sakit.

    Oximeter dan happy hypoxia

    Oksimeter juga berguna untuk mendeteks happy hypoxia, yaitu fenomena ketika pasien COVID-19 memiliki kadar oksigen yang sangat rendah tetapi tampak sehat. Gejalanya yaitu:
    • gejala COVID-19 yang bertambah parah,
    • batuk yang bertambah parah atau menetap,
    • keluhan lemas atau menurunnya kesadaran,
    • warna bibir atau ujung jari mulai kebiruan, dan
    • SpO2 di bawah 95 persen.

    Bagaimana cara menggunakan oximeter?

    Oximeter

    Cara menggunakan oksimeter yang dijual bebas tergolong cukup mudah. Berikut yang perlu Anda perhatikan.

    1. Nyalakan alat, kemudian jepit pada ujung jari Anda.
    2. Pastikan kuku Anda menghadap ke atas dan biarkan selama beberapa detik.
    3. Hasilnya akan langsung terlihat dalam hitungan detik.

    Alat ini mungkin tidak akan menunjukkan hasil apa pun jika tangan Anda dingin atau Anda menggunakan cat kuku atau kuku palsu.

    Anda juga perlu menghapus cat kuku atau melepaskan kuku palsu sebelum melakukan pemeriksaan mandiri menggunakan oksimeter.

    Sementara itu, cara pakai oximeter di rumah sakit mungkin membutuhkan langkah-langkah khusus seperti berikut ini.

    1. Oksimeter akan ditempatkan pada jari atau daun telinga Anda.
    2. Selanjutnya, alat tersebut mungkin akan dibiarkan agar dokter dan perawat bisa memantaunya secara berkelanjutan.
    3. Oksimeter akan langsung dilepas jika digunakan untuk satu kali pemeriksaan singkat.

    Pada pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri, dokter biasanya menyarankan pasien untuk memeriksa saturasi oksigen sebanyak dua kali sehari.

    Anda juga perlu mencatat hasil pemeriksaan mandiri tersebut dan menunjukkannya pada dokter yang menangani Anda.

    Bagaimana cara membaca hasil oksimeter?

    Umumnya, pulse oximeter menunjukkan dua atau tiga angka pada hasil pemeriksaannya yang mencakup:

    • tingkat saturasi oksigen atau oxygen saturation level (SpO2) yang disajikan dalam bentuk persentase,
    • denyut nadi atau pulse rate (PR), serta
    • angka ketiga untuk menggambarkan kekuatan sinyal.

    Kadar oksigen normal dalam darah biasanya adalah 95% atau lebih tinggi.

    Sementara itu, sebagian orang dengan penyakit paru-paru kronis atau sleep apnea biasanya memiliki saturasi oksigen sebesar 90%.

    Segera hubungi dokter jika hasil oksimeter menunjukkan kadar oksigen yang lebih rendah dari 95%.

    Selain itu, Anda juga disarankan segera mengunjungi rumah sakit terdekat jika gejala semakin memburuk dan/atau kondisi Anda tidak lebih baik seperti yang diharapkan.

    Adakah keterbatasan oximeter?

    Oximeter

    Oximeter memiliki keterbatasan dan risiko ketidaktepatan dalam keadaan tertentu. Umumnya, ketidaktepatan tersebut tergolong kecil dan tidak berarti apa-apa.

    Meskipun begitu, hal tersebut bisa saja membuat tingkat saturasi oksigen yang rendah jadi tidak terdeteksi sehingga berakibat fatal.

    Ketidaktepatan hasil oksimeter dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.

    • Masalah peredaran darah, seperti tangan yang sangat dingin dan fenomena Raynaud.
    • Memakai cat kuku atau kuku palsu berwarna gelap, seperti hitam atau biru.
    • Mempunyai kebiasaan merokok.

    Sebuah penelitian yang disebutkan dalam situs Food and Drug Administration menunjukkan adanya perbedaan keakuratan hasil oksimeter pada orang dengan kulit gelap dan terang.

    Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa pasien berkulit gelap mengalami tiga kali lebih banyak hipoksia tersembunyi dibandingkan pasien dengan warna kulit yang lebih terang.

    Namun, studi tersebut dinilai juga memiliki berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, penelitian lanjutan mungkin diperlukan untuk memastikan hasilnya.

    Jika Anda memiliki keraguan tentang cara membaca hasil oximeter, tanyakanlah kepada dokter atau petugas kesehatan terdekat di tempat tinggal Anda. Begitu juga bila Anda merasa mengalami gejala COVID-19.

    Meski bisa digunakan untuk memantau kondisi pasien COVID-19, alat ini tidak bisa dijadikan alat pendeteksi atau diagnosis penyakit tersebut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 10/04/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan