backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Enteritis

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 26/05/2023

Enteritis

Definisi enteritis

Enteritis adalah istilah umum yang digunakan untuk mendeskripsikan berbagai gangguan pencernaan terkait dengan peradangan usus, khususnya usus halus. Peradangan dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus.

Istilah ini tidak digunakan secara spesifik untuk menjelaskan bagian usus halus mana yang terdampak.

Peradangan dapat terjadi pada seluruh bagian usus halus, yang meliputi usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

Enteritis merupakan bagian dari gastroenteritis (flu perut/muntaber), yaitu peradangan yang terjadi pada usus halus dan lambung. Beberapa penyakit yang terkait dengan kondisi ini termasuk kolitis ulseratif, gastritis, dan penyakit Crohn.

Beberapa tanda dan gejala yang timbul apabila Anda mengalami kondisi ini cukup beragam, tapi umumnya gejala yang muncul yaitu sakit perut, diare, mual, dan demam.

Kondisi ini seringnya tidak memerlukan penanganan medis serius. Pada kasus yang tergolong ringan, infeksi bakteri dan virus dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.

Seberapa umumkah enteritis?

Enteritis merupakan jenis peradangan yang umum terjadi. Kondisi ini dapat dialami oleh pasien dengan usia berapa saja.

Enteritis dapat ditangani dan diobati dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.

Jenis enteritis

Enteritis merupakan kondisi yang dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis. Berikut penjelasannya.

1. Enteritis akibat infeksi

Salah satu jenis peradangan usus halus yang paling sering terjadi disebabkan oleh keracunan makanan. Anda dapat mengalami kondisi ini akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri.

Bakteri dapat masuk ke dalam makanan atau minuman melalui berbagai cara, di antaranya cara mengolah makanan yang kurang bersih.

Umumnya, bahan-bahan yang mudah terkontaminasi bakteri yaitu daging, produk olahan ternak, serta susu yang tidak dipasteurisasi.

2. Enteritis akibat radiasi

Penyakit ini juga dapat terjadi setelah seseorang menjalani terapi radiasi. Terapi radiasi bekerja dengan cara membunuh sel-sel kanker.

Sayangnya, pada beberapa kasus, prosedur ini dapat membunuh sel-sel tubuh yang masih berfungsi dengan baik.

Apabila kondisi ini terjadi, sel-sel yang terdapat dalam sistem pencernaan dapat mengalami kerusakan dan peradangan. Kondisi ini dapat menimbulkan munculnya gejala-gejala yang kronis dan bersifat menahun.

Selain itu, peradangan pada usus halus juga dapat terjadi akibat efek samping dari pengobatan tertentu, seperti ibuprofen dan naproxen.

Tanda dan gejala enteritis

keracunan makanan

Tanda-tanda dan gejala enteritis umumnya muncul beberapa jam atau hari setelah Anda terinfeksi. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa:

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut yang berlangsung lebih dari tiga atau empat hari.

  • Demam di atas 38˚C.
  • Terdapat darah pada feses.
  • Mengalami gejala dehidrasi, seperti mulut kering, mata cekung, kekurangan air mata, jumlah urin sedikit, urin yang berwarna keruh, kelelahan parah, bagian yang empuk pada atas kepala bayi, pusing terutama saat berdiri.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi.

Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, selalu periksakan apa pun gejala yang Anda alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Penyebab enteritis

Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan kemunculan penyakit ini. Jika Anda memiliki flu perut yang menular, penyebab utamanya mungkin yaitu keracunan makanan.

Apabila Anda makan dan mencerna makanan atau air yang terkontaminasi bakteri, bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh Anda dan menyebabkan peradangan pada usus halus.

Banyak hal yang dapat menyebabkan makanan terkontaminasi, seperti penanganan makanan yang buruk, atau kurangnya sanitasi saat mengolah unggas atau daging.

Makanan yang paling sering terkait dengan keracunan makanan yaitu daging unggas dan daging mentah, susu yang tidak terpasteurisasi, serta produk segar.

Berikut bakteri dan virus yang dapat menyebabkan peradangan.

  • Salmonella, bakteri umum yang dapat menyebabkan diare, demam dan kram perut 12 sampai 72 jam setelah infeksi Salmonella yang disebut dengan salmonellosis.
  • Escherichia coli (E. coli), virus yang dapat menyebabkan gejala ringan seperti sakit perut dan demam hingga gejala yang lebih perah, seperti feses disertai darah dan gagal ginjal.
  • Staphylococcus aureus (S. aureus), bakteri yang dapat menyebabkan 7 jenis racun yang mengakibatkan keracunan makanan.
  • Campylobacter jejuni (C. jejuni), bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
  • Shigella, bakteri yang menyebabkan shigellosis (infeksi Shigella), yang mempengaruhi usus halus.
  • Yersinia enterocolitica (Y. enterocolitica), bakteri yang menyebabkan diare akut, dan dapat menyebabkan sepsis fatal.

Penyebab lain dari kondisi ini yaitu kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi, namun hal ini lebih jarang terjadi.

Selain itu, peradangan juga bisa terjadi sebagai efek setelah menjalani terapi radiasi. Tidak hanya sel kanker, namun sel-sel yang sehat juga terbunuh saat terapi radiasi, termasuk sel-sel pada mulut, lambung dan usus.

Hal tersebut mengakibatkan peradangan dapat terjadi apabila sel-sel usus yang normal dan sehat rusak akibat radiasi dan meradang.

Penyebab lainnya, peradangan bisa terjadi dari pemakaian obat-obatan tertentu, seperti ibuprofen, naproxen sodium, obat-obatan terlarang seperti kokain, serta penyakit autoimun seperti penyakit Crohn.

Faktor risiko enteritis

Enteritis bisa terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari kelompok usia dan golongan rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang membuat seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kondisi ini.

Berikut faktor-faktor risiko yang dapat memicu kemunculan penyakit ini.

1. Bepergian ke daerah dengan sistem sanitasi yang buruk

Apabila Anda sedang berada di tempat yang tidak dilengkapi dengan sistem sanitasi yang baik, risiko Anda untuk terpapar infeksi bakteri atau virus semakin tinggi.

2. Terdapat anggota keluarga yang mengidap kondisi ini

Jika terdapat anggota keluarga Anda yang juga menderita flu perut atau masalah pencernaan lainnya, peluang Anda untuk tertular penyakit ini jauh lebih besar.

3. Terpapar oleh air yang terkontaminasi

Apabila Anda mandi atau minum air yang telah terkontaminasi oleh bakteri atau virus, hal tersebut dapat meningkatkan risiko Anda untuk terinfeksi dan mengalami peradangan.

4. Mengonsumsi masakan yang kurang matang

Makanan yang tidak diolah dengan baik atau dimasak dengan kondisi yang kurang matang dapat meningkatkan risiko Anda terpapar bakteri Salmonella. Peluang Anda untuk mengalami peradangan usus pun jauh lebih besar.

Memiliki satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan terkena suatu penyakit.

Begitu juga bila Anda tidak termasuk ke dalam kelompok yang berisiko, hal ini bukan jaminan bahwa Anda tidak akan terkena penyakitnya.

Komplikasi akibat enteritis

Meskipun umumnya gejala yang muncul bersifat ringan dan dapat menghilang dalam beberapa hari, kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan lain apabila tidak segera diatasi.

Berikut berbagai komplikasi yang mungkin muncul.

  • Dehidrasi
  • Rasa haus berlebihan
  • Buang air kecil lebih jarang dari biasanya
  • Kelelahan
  • Tubuh terasa lemah
  • Pusing
  • Mata berair
  • Mulut terasa kering

Diagnosis enteritis

Dokter dapat meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, atau kultur feses untuk mendiagnosis enteritis dan melihat penyebab kondisi Anda.

Apabila dokter ingin mengidentifikasi jenis infeksi apa yang Anda miliki, kultur feses dapat diminta, walaupun tes ini tidak selalu memberikan hasil yang akurat.

Pada kasus tersebut, prosedur kolonoskopi atau endoskopi diperlukan untuk melihat usus halus, dan mungkin diperlukan sampel jaringan untuk diagnosis.

Anda juga dapat diminta untuk menjalani X-ray seperti CT scan dan MRI agar dokter dapat mendiagnosis kondisi Anda secara lebih akurat.

Pengobatan enteritis

Irinotecan

Apabila kasus enteritis yang Anda alami tergolong ringan, Anda mungkin tidak memerlukan penanganan medis karena kondisi tersebut dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, apabila tubuh Anda menunjukkan tanda-tanda dan gejala seperti diare, Anda berpotensi mengalami dehidrasi dan kehilangan banyak cairan tubuh.

Jika tubuh Anda kehilangan banyak cairan, dokter akan merekomendasikan beberapa jenis pengobatan seperti berikut.

1. Cairan elektrolit

Pengobatan yang dilakukan dapat meliputi pemberian cairan berupa kombinasi dari air dan elektrolit penting seperti sodium (garam) dan potassium.

2. Infus

Apabila Anda memiliki diare yang parah, Anda perlu diberi cairan infus, obat-obatan, atau rawat inap. Anak-anak yang mengalami diare dan muntah-muntah juga memerlukan perawatan medis dan infus.

3. Perubahan pada terapi radiasi

Perubahan pada terapi radiasi dapat dilakukan apabila Anda didiagnosis dengan enteritis radiasi. Anda juga mungkin perlu untuk menghentikan radiasi, atau menjalani operasi pengangkatan bagian usus yang rusak.

4. Pengobatan antidiare

Walau pengobatan antidiare kadang diberikan, tapi pengobatan dapat memberi efek samping dengan memperlambat kuman keluar dari saluran pencernaan.

Apabila diare muncul setelah menggunakan obat diuretik, Anda harus berhenti menggunakan diuretik dan konsultasikan dengan dokter.

Pengobatan enteritis di rumah

Berikut gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi enteritis.

  • Sebelum makan, menyiapkan makanan atau minuman, dan setelah menggunakan toilet, selalu cuci tangan Anda sampai bersih.
  • Hindari minum dari sumber yang tidak diketahui, seperti aliran sungai dan sumur, tanpa merebus air terlebih dulu.
  • Saat Anda makan, terutama menangani telur dan daging unggas, gunakan peralatan makan yang bersih.
  • Masak makanan hingga matang atau dengan benar.
  • Simpan makanan dengan benar di kulkas, misalnya memisahkan daging mentah dan bahan makanan lain yang sudah matang.
  • Bersihkan peralatan makan dan memasak secara menyeluruh.
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebih.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 26/05/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan