Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Short bowel syndrome (SBS) atau sindrom usus pendek adalah kondisi ketika tubuh tidak bisa menyerap cukup zat gizi karena usus halus lebih pendek dari seharusnya. Usus halus merupakan tempat penyerapan zat gizi dari makanan yang Anda konsumsi.
Orang yang memiliki sindrom usus pendek biasanya mengalami gangguan pergerakan atau kerusakan pada usus halusnya. Kondisi ini juga bisa terjadi pada orang yang telah menjalani operasi pengangkatan usus halus atau usus besar.
Sindrom usus pendek merupakan kondisi yang amat langka. Setiap tahun, diperkirakan hanya ada tiga dari satu juta orang yang mengalaminya. Meski begitu, dampaknya bagi kehidupan pasien cukup besar.
Penderita SBS umumnya tidak dapat menyerap lemak, protein, vitamin, dan zat gizi lainnya dengan baik. Tanpa penanganan yang tepat, pasien berisiko mengalami komplikasi seperti malnutrisi dan gangguan keseimbangan bakteri usus.
Seperti masalah pencernaan pada umumnya, SBS dapat menyebabkan diare secara terus-menerus. Kondisi ini lama-kelamaan dapat menyebabkan dehidrasi karena usus tidak dapat menyerap cairan dan elektrolit dengan baik.
Gejala tersebut biasanya juga disertai dengan:
Mengingat short bowel syndrome dapat menurunkan asupan gizi, kondisi ini juga sering kali menyebabkan beberapa penyakit terkait malnutrisi, seperti:
SBS juga membuat Anda rentan terhadap kerusakan saluran pencernaan. Kerusakan yang dimaksud mungkin berupa tukak lambung akibat paparan asam pada dinding usus atau lambung atau pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan.
Sementara untuk gangguan akibat alergi atau intoleransi laktosa, gejala awalnya yakni mual dan diare setelah mengonsumsi produk olahan susu. Anda mungkin mengalami berbagai gejala ini bersamaan dengan munculnya gejala SBS.
Short bowel syndrome biasanya berawal dari penyakit lain atau prosedur medis pada saluran pencernaan. Berikut beberapa kondisi yang kerap menjadi penyebabnya.
Untuk menegakkan diagnosis terhadap penyakit usus halus yang satu ini, dokter akan memeriksa beberapa hal yang berkaitan dengan saluran pencernaan. Berikut berbagai pemeriksaan yang mungkin perlu Anda jalani.
Berikut beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi short bowel syndrome.
Pemulihan asupan gizi merupakan penanganan utama pada kasus SBS. Dokter akan bekerja dengan ahli gizi untuk memberikan perawatan berikut.
Dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengatasi gejala short bowel syndrome. Obat-obatan ini bekerja dengan berbagai cara, seperti menekan pertumbuhan bakteri, mengurangi produksi asam lambung, atau meningkatkan daya serap usus.
Sebagian besar pasien SBS perlu menjalani operasi. Tujuan utama metode ini ialah meningkatkan daya serap usus, mencegah penyumbatan, memperbaiki ukuran saluran usus, dan memperlambat pergerakan makanan di dalam usus halus.
Pada kasus tertentu, dokter juga menganjurkan transplantasi usus guna menggantikan jaringan usus yang telah rusak. Konsultasi dengan dokter akan membantu menentukan prosedur yang tepat untuk Anda.
Short bowel syndrome merupakan sekumpulan gangguan pencernaan akibat struktur usus halus yang lebih pendek dari seharusnya. Penanganan yang tepat bisa mencegah komplikasi seperti malnutrisi, anemia, maupun penyakit lainnya.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar