Definisi ulcerative colitis (kolitis ulseratif)
Ulcerative colitis (UC) adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada dinding saluran usus. Dalam bahasa Indonesia, ulcerative colitis disebut dengan kolitis ulseratif.
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Ulcerative colitis (UC) adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada dinding saluran usus. Dalam bahasa Indonesia, ulcerative colitis disebut dengan kolitis ulseratif.
Penyakit ini termasuk salah satu jenis yang lebih spesifik dari radang usus besar (kolitis) dan inflammatory bowel disease (IBD).
Kolitis ulseratif itu sendiri memiliki beberapa jenis di bawah ini.
Iritasi dan peradangan di dinding usus dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi makan ke seluruh tubuh. Peradangan kadang juga bisa menyebabkan perdarahan sampai mengeluarkan nanah dan lendir.
Ulcerative colitis dapat menyebabkan organ usus besar Anda membengkak dan menimbulkan komplikasi perforasi kecil. Perforasi yakni perlubangan jaringan di usus yang memungkinkan feses bocor ke dalam perut Anda.
Komplikasi tersebut dapat menyebabkan infeksi peritonitis yang mengancam nyawa.
Pria dan wanita sama-sama berpeluang mengalami penyakit pencernaan ini. Orang dengan usia 15 – 35 tahun merupakan yang paling sering terkena.
Kolitis ulseratif biasanya merupakan penyakit turun temurun. Kebanyakan orang mengidap UC seumur hidup mereka.
Ulcerative colitis termasuk penyakit kambuhan. Saat kambuh, gejala ulcerative colitis dapat bervariasi dari ringan sampai berat dan sering.
Kekambuhan gejala yang terasa parah dan berlangsung selama beberapa hari atau minggu disebut flare-up. Sehabis masa flare-up, kondisi tubuh biasanya masuk ke tahap remisi di mana peradangan pada usus besar mulai mereda perlahan.
Gejala kolitis ulseratif antara lain:
Gejala lain juga dapat dipengaruhi oleh peradangan pada usus besar, termasuk nyeri sendi pada lutut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Gejala kolitis ulseratif juga dapat memengaruhi mata.
Jika Anda menderita kolitis ulseratif dalam waktu yang lama, Anda mungkin mengalami gejala pada area lain dari tubuh Anda seperti ruam kulit, nyeri sendi, hingga sariawan.
Saat orang dengan kondisi ini buang air besar (BAB), kemungkinan rasa sakit di bagian kiri perut akan sedikit mereda. Selain itu, masih terdapat juga beberapa ciri dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki keluhan yang sama, tolong konsultasikan dengan dokter.
Anda harus menghubungi dokter apabila menemukan gejala di bawah ini.
Penyebab pasti dari penyakit ini masih belum dapat dipastikan. Sebelumnya, kebanyakan dokter menduga diet ketat dan stres merupakan dua kondisi yang dapat memperburuk kolitis ulseratif.
Penyebab lain yang diduga menimbulkan kondisi ini yaitu disfungsi pada sistem imun tubuh. Saat seharusnya memerangi virus dan bakteri, sistem kekebalan tubuh yang tidak normal justru menyerang sel-sel sistem pencernaan itu sendiri.
Faktor genetik ikut memegang peran penting dalam meningkatkan risiko ulcerative colitis. Meski begitu, banyak juga pasien yang tidak memiliki riwayat kolitis ulseratif dalam keluarganya.
Di bawah ini beberapa faktor berisiko yang dapat memengaruhi kemungkinan Anda terkena ulcerative colitis.
Kondisi penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi baik di dalam sistem pencernaan maupun di luar sistem pencernaan. Komplikasi pada usus dapat meliputi di bawah ini.
Komplikasi di luar organ pencernaan dapat termasuk:
Sebelum mendiagnosis dan mengobati gejala yang Anda rasakan, dokter akan memeriksa fisik Anda, lalu menanyakan riwayat medis keluarga Anda. Dokter umumnya juga akan mengambil sampel darah dan urine untuk mengecek perdarahan dan infeksi.
Kondisi ulcerative colitis dapat didiagnosis dengan beberapa pemeriksaan di bawah ini.
Kolonoskopi yaitu prosedur untuk melihat kondisi keseluruhan di dalam usus besar Anda. Pada kolitis ulseratif, usus besar akan memiliki karakteristik tertentu yang mengarah ke penyakit radang usus (IBD).
Mungkin ada peradangan yang dimulai pada rektum atau bagian terakhir dari usus besar (kolon sigmoid), serta peradangan yang menyebar ke atas bagian usus.
Peradangan juga bisa terjadi pada dinding usus besar, tandanya akan terlihat merah dan bengkak. Saat diperiksa, dokter juga mungkin akan menimbulkan bisul (luka) di lapisan usus.
Selama tes berlangsung, dokter akan melakukan biopsi yaitu mengambil sedikit jaringan pada usus besar. Nantinya, jaringan akan dikirim ke laboratorium untuk pengujian. Hasil kolonoskopi dapat membantu dokter dalam membuat diagnosis kolitis ulseratif.
Tes pencitraan lain seperti X-ray, barium enema, seri gastrointestinal atas, sigmoidoskopi, atau endoskopi saluran cerna bagian atas juga digunakan untuk mendiagnosis kolitis ulseratif. Tes ini umumnya menghasilkan gambaran kondisi usus.
3. Tes darah
Jumlah sel darah merah dan sel darah putih akan dihitung yang berguna untuk mendapatkan gambaran tubuh lebih lengkap. Tes darah juga dapat mengetahui jika kolitis ulseratif menyebabkan kondisi lain seperti anemia.
Tes darah lainnya dapat digunakan untuk memantau perkembangan penyakit, terutama selama peradangan pada usus Anda sedang flare-up.
Tes feses umumnya digunakan sebagai bagian dari pemeriksaan lengkap ulcerative colitis. Tes ini bukan sebagai tes penentu diagnosis kolitis ulseratif, tapi untuk mengetahui kemungkinan penyebab sakit perut parah atau BAB berdarah.
Orang dengan kondisi radang usus umumnya cenderung lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Sehingga tes kultur feses dapat digunakan untuk mengonfirmasi atau memastikan bahwa gejala yang Anda alami bisa disebabkan karena infeksi bakteri.
Tujuan pengobatan dari ulcerative colitis yakni mengurangi gejala, mengontrol peradangan, dan mencegah komplikasi. Di bawah ini beberapa obat yang kemungkinan akan diberikan dokter sesuai kondisi dan diagnosisnya.
Obat antiinflamasi yaitu obat yang seringkali digunakan sebagai pengobatan kolitis ulseratif langkah pertama.
5-aminosalicylates
Obat ini akan diberikan tergantung pada di bagian mana usus besar Anda yang terpengaruh. Anda dapat meminumnya secara oral, atau akan diresepkan dokter sebagai enema dan supositoria.
Beberapa contoh obat kolitis ulseratif ini termasuk Azulfidine (sulfasalazine), Asacol HD dan Delzicol (mesalamine), Colazal (balsalazide), dan Dipentum (olsalazine).
Kortikosteroid
Obat Prednison dan hidrokortison umumnya akan diresepkan bagi Anda yang punya keparahan kolitis ulseratif sedang hingga berat , dan juga kondisi Anda tidak berespons terhadap pengobatan lain.
Tubuh tidak dapat merespon obat bisa disebabkan karena efek samping, seperti kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi, perubahan suasana hati, retensi cairan, dan osteoporosis.
Ulcerative colitis dapat diobati dengan obat penekan sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan ini mengendalikan peradangan dengan menekan respons sistem kekebalan tubuh.
Obat-obat ini sering diberikan dalam kombinasi, seperti:
Obat antibiotik dapat diresepkan jika dicurigai adanya infeksi pada usus besar. Meski begitu, orang dengan kolitis ulseratif kadang-kadang tidak akan diresepkan obat antibiotik jika tidak ada gejala infeksi bakteri.
Ini karena obat antibiotik dapat menyebabkan diare.
Di bawah ini bentuk-bentuk dari gaya hidup sehat dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda menghadapi ulcerative colitis.
Apabila Anda memiliki pertanyaan, segara konsultasikan dengan dokter profesional untuk mendapatkan solusi medis terbaik.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar