Komplikasi cerebral palsy
Berikut beberapa dampak atau komplikasi pada bayi yang bisa terjadi akibat serebral palsi.
1. Cacat kognitif atau cacat intelektual
Sekitar sepertiga hingga setengah anak yang mengalami cerebral palsy memiliki perkembangan kognitif yang kurang baik atau cacat kognitif dan intelektual.
Kecacatan ini paling sering terjadi pada mereka yang mengalami quadriplegia spastik, di mana beberapa anggota tubuhnya terpengaruh.
Mereka yang memiliki kondisi gabungan serebral palsi dan epilepsi berisiko tinggi memiliki kecacatan intelektual. Ketidakmampuan belajar juga menjadi komplikasi pada orang dengan serebral palsi.
2. Masalah penglihatan
Menurut Cerebral Palsy Foundation, sekitar 1 dari 10 orang dengan cerebral palsy memiliki gangguan penglihatan. Lalu, 1 dari 25 orang CP memiliki masalah pendengaran yang parah.
Masalah penglihatan mungkin akan berisiko menimbulkan mata juling pada anak. Di mana mata juling dapat memengaruhi kemampuan mata untuk mengetahui seberapa jauh atau dekat sesuatu yang dilihat.
Apabila masalah penglihatannya sekadar mata kabur, mata minus, dan silinder, pakai kacamata atau kontak lens kemungkinan dapat memperbaiki kondisi ini.
3. Sulit mengendalikan beberapa otot tertentu
Komplikasi yang dapat terjadi pada cerebral palsy adalah bisa mengakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan beberapa otot tertentu. Umumnya, otot seperti seperti otot bibir, rahang, tenggorokan, dan lidah.
Hal ini sering kali menyebabkan orang dengan serebral palsi tidak bisa menahan air liur mereka, sulit mengunyah, dan sulit menelan.
Masalah-masalah ini seringkali mengganggu kemampuan mereka untuk makan makanan sehat dan berisiko kekurangan gizi.
4. Skoliosis dan tungkai yang pendek
Anak-anak dengan cerebral palsy dapat mengalami setengah tubuhnya mengalami pemendekan. Hal ini bisa terjadi pada kaki dan lengan.
Perbedaan antara kaki kiri dan kanan sekitar 5 cm dan perlu konsultasi dengan ahli ortopedi bila terjadi pemendekan.
Tergantung pada tingkat perbedaan tinggi kedua kaki, kalau parah, akan dilakukan pengangkatan untuk menyamakan tinggi badan.
Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah kemiringan panggul yang bisa menyebabkan melengkungnya tulang belakang atau skoliosis. Terkadang bedah operasi perlu dilakukan untuk memperbaiki skoliosis si Kecil.
5. Masalah pada gigi
Banyak anak-anak dengan CP memiliki risiko terkena penyakit mulut karena kebersihannya yang kurang baik.
Kesulitan mengunyah dan perkembangan bahasan anak yang buruk juga menjadi penyebab hadirnya radang gusi dan gigi berlubang untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Tidak hanya itu, anak-anak juga mengalami cacat pada enamel gigi yang membuat gigi lebih rentan rusak.
Obat-obatan yang dikonsumsi, seperti obat kejang dan asma, bisa berpengaruh pada pembentukkan lubang di gigi.
6. Gangguan pendengaran
Beberapa anak dengan cerebral palsy mengalami gangguan pendengaran sebagian atau bahkan secara total. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit kuning yang parah atau kekurangan oksigen (anoxia) saat lahir.
Tanda pendengaran anak tidak berfungsi dengan baik adalah ketika dia tidak berkedip saat mendengar suara keras ketika usia 1 bulan.
Anak juga tidak menoleh pada sumber suara ketika usia 3—4 bulan atau tidak mengucapkan sepatah katapun ketika bayi usia 12 bulan.
Jangan lupa diskusikan dengan dokter untuk konsultasi lebih lanjut.
7. Masalah sendi
Anak yang mengalami cerebral palsy spastik sering memiliki masalah dengan sendi, seperti pengerasan sendi karena tarikan otot yang tidak merata dari otot satu ke otot lain.
Silakan berkonsultasi dengan fisioterapis untuk meregangkan otot pada anak agar mencegah pengerasan sendi kembali terjadi.
8. Masalah dengan refleks tubuh
Setengah dari anak-anak CP mengalami masalah dengan refleks tubuh. Sebagai contoh, anak CP mungkin tidak bisa merasakan ketika tangan, kaki, atau lengan disentuh atau terkena sesuatu.
Ketika tangan anak sedang rileks, ia tidak bisa menggerakkan jari tangan tanpa melihat jarinya.
Diagnosis cerebral palsy
Cerebral palsy adalah penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. Dokter akan memeriksa fisik dan pergerakan anak dengan hati-hati.
Dokter mungkin menjalankn beberapa tes untuk memastikan CP, yang dapat meliputi berikut ini.
- Pemindaian otak, seperti CT scan atau MRI otak, untuk menghasilkan gambarotak agar bisa mendeteksi adanya kelainan atau kerusakan pada otak.
- Elektroensefalogram (EEG), untuk mengetahui penyebab kejang yang mungkin dialami.
- Tes laboratorium, yang dapat meliputi tes darah, urine, atau kulit.
- Tes konduksi saraf, untuk mendeteksi adanya gangguan penglihatan, pendengaran, bicara, kecerdasan, perkembangan, pergerakan, dan gangguan lainnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar