backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Distonia, Gangguan Kontraksi Otot yang Tak Terkendali

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 25/07/2022

Mengenal Distonia, Gangguan Kontraksi Otot yang Tak Terkendali

Pernahkah Anda mengalami kontraksi otot sehingga gerakan tubuh sulit untuk dikendalikan? Jika ya, Anda mungkin menderita distonia atau dystonia.

Kondisi ini merupakan salah satu bentuk kelainan neurologis atau sistem saraf. Tentunya, gangguan tersebut akan sangat menyakitkan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari Anda.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar penyakit distonia, simak ulasannya di bawah ini.

Apa itu dystonia?

Dystonia atau distonia adalah gangguan sistem gerak yang menyebabkan otot berkontraksi tanpa sadar. Ini biasanya menghasilkan gerakan memutar dan berulang.

Gerakan yang tidak terkendali tersebut dapat dialami oleh sejumlah bagian tubuh, termasuk lengan, kaki, batang tubuh, wajah, bahkan pita suara.

Sementara itu, penyakit distonia bisa memengaruhi satu bagian tubuh (dystonia fokal), dua atau lebih bagian yang berdekatan (dystonia segmental), atau semua bagian tubuh (dystonia umum).

Meski kasus ini jarang terjadi, tapi penyakit dystonia bisa menyerang siapa pun tanpa mengenal batas usia, etnis, atau ras.

Gejala distonia yang harus diwaspadai

penyebab kram pada wanita

Distonia dapat memengaruhi banyak bagian tubuh dengan gejala yang berbeda tergantung pada bentuknya.

Melansir NHS, secara umum, gejala distonia mungkin termasuk seperti berikut.

  • Kram otot dan kejang yang tidak terkontrol.
  • Bagian tubuh berputar ke posisi yang tidak biasa.
  • Gemetar (tremor).
  • Berkedip tidak terkendali.

Berikut adalah gejala dan tanda dystonia tergantung pada bagian tubuh yang terpengaruh.

  • Leher. Kontraksi otot menyebabkan kepala berputar ke satu sisi atau menarik ke depan dan belakang.
  • Kelopak mata. Kedipan atau kejang yang cepat menyebabkan mata menutup (blefarospasme) dan membuat Anda sulit untuk melihat.
  • Rahang atau lidah. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan cara bicara yang cadel dan kesulitan mengunyah atau menelan.
  • Pita suara. Distonia yang menyerang pita suara akan mengubah suara menjadi kencang atau pelan.
  • Tangan dan lengan bawah. Beberapa jenis distonia terjadi saat melakukan aktivitas berulang, seperti menulis atau memainkan alat musik.

Beberapa orang dengan penyakit dystonia mungkin akan mengalami gejala gangguan saraf lainnya. Dalam beberapa kasus, gejala bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Tingkat keparahannya pun bervariasi dari satu orang ke lainnya. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini mungkin bisa memburuk seiring dengan berjalannya waktu.

Apa saja penyebab penyakit distonia?

Mengutip Johns Hopkins Medicine, penyebab dystonia belum diketahui secara pasti.

Namun, para ahli menduga hal ini terkait dengan adanya masalah di bagian otak yang disebut ganglia basal. Di sini lah otak memproses informasi yang membantu otot Anda berkontraksi.

Kendati begitu, gangguan sistem saraf ini tidak memengaruhi kecerdasan atau pemikiran kognitif yang terkait dengan masalah kesehatan mental.

Namun, distonia sering kali disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya, seperti berikut ini.

  • Penyakit parkinson.
  • Cedera otak traumatis.
  • Cedera lahir.
  • Penyakit huntington.
  • Penyakit wilson.
  • Stroke.
  • Bell’s palsy.
  • Kekurangan oksigen atau keracunan karbon monoksida.
  • Infeksi, seperti tuberkulosis atau ensefalitis.
  • Tumor otak atau sindrom paraneoplastik.
  • Reaksi terhadap obat-obatan tertentu atau keracunan logam berat.

Bagaimana cara mendiagnosis distonia?

Pengalaman Sembuh dari Tumor Otak Setelah Hampir 2 Tahun

Sebenarnya tidak ada tes tertentu yang dapat memberikan jawaban pasti terkait penyakit distonia. Namun, biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengevaluasi gejalanya.

Selain itu, dokter mungkin akan mencari tahu riwayat keluarga pasien untuk mengetahui apakah ada indikasi genetik untuk dystonia.

Tes lain yang digunakan untuk membantu mendiagnosis dystonia meliputi berikut ini.

  • Tes genetik.
  • Menganalisis darah, urine, dan cairan serebrospinal.
  • Pengujian kondisi kesehatan.
  • EEG (elektroensefalografi) atau EMG (elektromiografi).

Bagaimana cara mengobati distonia?

Pengobatan untuk dystonia bergantung pada penyebab dan gejala spesifik yang dimiliki. Secara umum, jenis pengobatan atau perawatan yang akan Anda dapatkan seperti di bawah ini.

1. Stimulasi otak dalam

Perawatan ini dilakukan dengan cara melakukan pembedahan untuk menanamkan elektroda ke dalam otak Anda.

Elektroda ini mengirimkan arus listrik ringan ke bagian otak yang dapat membantu meringankan gejalanya. Ini adalah perawatan bedah yang paling umum dan berguna untuk distonia.

2. Obat-obatan

Distonia mungkin dapat diatasi dengan cara mengonsumsi obat-obatan. Tentu, cara ini dilakukan atas rekomendasi dokter.

Pasalnya, dokter akan memberikan obat tergantung pada gejala dan penyebab yang mendasarinya.

3. Injeksi toksin botulinum

Toksin botulinum umumnya dikenal dengan nama merek dagang botox.

Ini bekerja dengan cara memblokir semua sinyal saraf selama berminggu-minggu atau bahkan bulanan ketika disuntikkan di tempat yang tepat.

Suntik botoks adalah pilihan pengobatan untuk gejala fokal atau segmental karena akan membuat sinyal yang menyebabkan distonia tidak sampai ke otot Anda.

4. Terapi fisik, okupasi, dan wicara

Bentuk pengobatan ini seringkali dapat membantu seseorang beradaptasi atau pulih dari dystonia.

Ini terutama ketika dystonia terjadi karena kondisi atau gangguan kesehatan yang bersifat sementara.

Apa komplikasi yang bisa timbul dari distonia?

stres ibu rumah tangga

Bergantung pada jenisnya, komplikasi penyakit dystonia dapat meliputi berikut ini.

  • Cacat fisik yang memengaruhi kinerja aktivitas sehari-hari, termasuk sulit menulis (agrafia).
  • Ada masalah dengan penglihatan yang mempengaruhi kelopak mata.
  • Kesulitan menggerakkan rahang dan berbicara (disartria).
  • Rasa sakit dan kelelahan karena kontraksi otot secara terus menerus.
  • Depresi, kecemasan, dan penarikan sosial
  • Bagaimana cara mencegah distonia?

    Penyakit distonia terjadi secara tidak terduga karena bisa jadi Anda mewarisi gennya. Kendati begitu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyebab distonia atau mengurangi risiko penyebarannya.

    Hal-hal yang dapat Anda lakukan sebagai tindak pencegahan distonia adalah sebagai berikut.

    • Makan makanan yang bergizi.
    • Jangan abaikan infeksi.
    • Kenakan peralatan keselamatan untuk menghindari cedera otak.
    • Kelola stres dengan baik.
    • Menjaga kesehatan badan.

    Kesimpulan

    Dystonia adalah kondisi otak yang menyebabkan sinyal yang salah ke otot sehingga membuat otot-otot bergerak tak terkendali. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai alasan, mulai dari kondisi bawaan lahir hingga penyakit sementara.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 25/07/2022

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan