Pernahkah Anda mengalami kontraksi otot sehingga gerakan tubuh sulit untuk dikendalikan? Jika ya, Anda mungkin menderita distonia atau dystonia.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Pernahkah Anda mengalami kontraksi otot sehingga gerakan tubuh sulit untuk dikendalikan? Jika ya, Anda mungkin menderita distonia atau dystonia.
Kondisi ini merupakan salah satu bentuk kelainan neurologis atau sistem saraf. Tentunya, gangguan tersebut akan sangat menyakitkan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari Anda.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar penyakit distonia, simak ulasannya di bawah ini.
Dystonia atau distonia adalah gangguan sistem gerak yang menyebabkan otot berkontraksi tanpa sadar. Ini biasanya menghasilkan gerakan memutar dan berulang.
Gerakan yang tidak terkendali tersebut dapat dialami oleh sejumlah bagian tubuh, termasuk lengan, kaki, batang tubuh, wajah, bahkan pita suara.
Sementara itu, penyakit distonia bisa memengaruhi satu bagian tubuh (dystonia fokal), dua atau lebih bagian yang berdekatan (dystonia segmental), atau semua bagian tubuh (dystonia umum).
Meski kasus ini jarang terjadi, tapi penyakit dystonia bisa menyerang siapa pun tanpa mengenal batas usia, etnis, atau ras.
Distonia dapat memengaruhi banyak bagian tubuh dengan gejala yang berbeda tergantung pada bentuknya.
Melansir NHS, secara umum, gejala distonia mungkin termasuk seperti berikut.
Berikut adalah gejala dan tanda dystonia tergantung pada bagian tubuh yang terpengaruh.
Beberapa orang dengan penyakit dystonia mungkin akan mengalami gejala gangguan saraf lainnya. Dalam beberapa kasus, gejala bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Tingkat keparahannya pun bervariasi dari satu orang ke lainnya. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini mungkin bisa memburuk seiring dengan berjalannya waktu.
Mengutip Johns Hopkins Medicine, penyebab dystonia belum diketahui secara pasti.
Namun, para ahli menduga hal ini terkait dengan adanya masalah di bagian otak yang disebut ganglia basal. Di sini lah otak memproses informasi yang membantu otot Anda berkontraksi.
Kendati begitu, gangguan sistem saraf ini tidak memengaruhi kecerdasan atau pemikiran kognitif yang terkait dengan masalah kesehatan mental.
Namun, distonia sering kali disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya, seperti berikut ini.
Sebenarnya tidak ada tes tertentu yang dapat memberikan jawaban pasti terkait penyakit distonia. Namun, biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengevaluasi gejalanya.
Selain itu, dokter mungkin akan mencari tahu riwayat keluarga pasien untuk mengetahui apakah ada indikasi genetik untuk dystonia.
Tes lain yang digunakan untuk membantu mendiagnosis dystonia meliputi berikut ini.
Pengobatan untuk dystonia bergantung pada penyebab dan gejala spesifik yang dimiliki. Secara umum, jenis pengobatan atau perawatan yang akan Anda dapatkan seperti di bawah ini.
Perawatan ini dilakukan dengan cara melakukan pembedahan untuk menanamkan elektroda ke dalam otak Anda.
Elektroda ini mengirimkan arus listrik ringan ke bagian otak yang dapat membantu meringankan gejalanya. Ini adalah perawatan bedah yang paling umum dan berguna untuk distonia.
Distonia mungkin dapat diatasi dengan cara mengonsumsi obat-obatan. Tentu, cara ini dilakukan atas rekomendasi dokter.
Pasalnya, dokter akan memberikan obat tergantung pada gejala dan penyebab yang mendasarinya.
Toksin botulinum umumnya dikenal dengan nama merek dagang botox.
Ini bekerja dengan cara memblokir semua sinyal saraf selama berminggu-minggu atau bahkan bulanan ketika disuntikkan di tempat yang tepat.
Suntik botoks adalah pilihan pengobatan untuk gejala fokal atau segmental karena akan membuat sinyal yang menyebabkan distonia tidak sampai ke otot Anda.
Bentuk pengobatan ini seringkali dapat membantu seseorang beradaptasi atau pulih dari dystonia.
Ini terutama ketika dystonia terjadi karena kondisi atau gangguan kesehatan yang bersifat sementara.
Bergantung pada jenisnya, komplikasi penyakit dystonia dapat meliputi berikut ini.
Penyakit distonia terjadi secara tidak terduga karena bisa jadi Anda mewarisi gennya. Kendati begitu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyebab distonia atau mengurangi risiko penyebarannya.
Hal-hal yang dapat Anda lakukan sebagai tindak pencegahan distonia adalah sebagai berikut.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar