Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Penyakit Zika adalah infeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, dua jenis nyamuk yang juga menularkan demam berdarah dan chikungunya.
Nyamuk Aedes menyebarkan virus Zika dengan cara mengisap virus dari orang yang terinfeksi, kemudian menularkannya ke orang yang sehat.
Tidak semua orang yang terinfeksi virus ini akan langsung mengalami gejala-gejala. Namun, sebagian melaporkan adanya gejala seperti demam dan nyeri sendi. Biasanya, penyakit infeksi virus zika dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Infeksi virus ini pertama kali diidentifikasi pada kawanan monyet di Uganda pada tahun 1947. Pada manusia, virus ini pertama kali ditemukan tahun 1954 di Nigeria. Bahkan kemunculannya sempat mewabah di Afrika, Asia Tenggara, dan Kepulauan Pasifik.
Meski begitu, sebagian besar kasus yang terjadi masih berskala kecil dan tidak dianggap sebagai ancaman besar terhadap kesehatan manusia. Namun, persebaran Zika mulai mengancam masyarakat global semenjak mewabah di benua Amerika, terutama Brasil pada tahun 2015.
Virus Zika umum terjadi di daerah tropis di mana banyak ditemukan nyamuk Aedes aegypti dan albopictus. Virus ini bisa menyerang siapa saja dalam berbagai kalangan usia. Namun, wanita hamil atau siapapun yang tinggal atau bepergian ke daerah yang terdapat infeksi Zika memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi.
Begitu pula orang yang berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi Zika. Meski begitu, kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Dalam kebanyakan kasus orang yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala sama sekali. Bahkan, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hanya 1 dari 5 orang yang terinfeksi menunjukkan ciri-ciri penyakit virus Zika.
Meskipun kebanyakan orang yang mengalami virus Zika tidak merasakan gejala apapun, namun berikut adalah tanda dan gejala virus Zika yang paling umum terjadi:
Mengenai gejala virus Zika, sejumlah pakar kesehatan melihat adanya banyak kesamaan gejala antara demam berdarah dengan demam Zika. Namun, hal yang paling membedakan antara gejala virus Zika dengan penyakit demam berdarah adalah demam yang muncul akibat infeksi virus ini cenderung tidak terlalu tinggi, kadang maksimal hanya pada suhu 38 derajat celcius.
Dalam kebanyakan kasus, orang yang tertular penyakit Zika dapat pulih secara total dan gejala membaik dengan sendirinya. Seseorang yang terinfeksi virus ini umumnya akan kembali pulih dalam waktu 7 sampai 12 hari.
Meski begitu dalam beberapa kasus yang lebih serius, kondisi ini memerlukan penanganan lebih lanjut di rumah sakit karena adanya gangguan saraf dan autoimun pada orang yang terinfeksi virus Zika. Jika ini terjadi, dokter akan melakukan diagnosis lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan laboratorium berupa RT-PCR & tes antibodi.
Periksakan diri ke dokter jika Anda atau anggota keluarga menunjukkan gejala-gejala di atas, atau baru pulang dari daerah dengan wabah virus Zika. Semakin cepat Anda tanggap terhadap gejala yang dirasakan, maka akan meminimalisir adanya komplikasi yang lebih serius.
Namun ingat, gejala virus Zika yang sudah disebutkan di atas mungkin saja tidak sama dengan apa yang Anda alami. Pasalnya, tubuh masing-masing orang bisa saja menunjukkan reaksi yang berbeda.
Penularan virus Zika umumnya terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes yang telah terinfeksi. Nyamuk jenis ini aktif di siang hari dan dapat hidup di dalam atau di luar ruangan.
Jika nyamuk Aedes mengisap darah orang yang terpapar Zika, nyamuk-nyamuk tersebut dapat menularkan Zika ke orang berikutnya yang mereka hisap darahnya.
Selain lewat gigitan nyamuk, penelitian terbaru membuktikan bahwa virus Zika dapat disebarkan melalui hubungan seksual dan transfusi darah. Virus Zika juga dapat menular dari ibu ke bayi melalui kehamilan.
Berikut ini faktor-faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena virus Zika, yaitu:
Dalam laman resmi Kementerian Kesehatan RI, disebutkan bahwa bahaya terbesar dari serangan virus ini justru muncul pada ibu hamil, karena ibu hamil yang positif memiliki virus tersebut kemungkinan bisa menularkan virus tersebut pada janin dalam kandungannya.
Jika virus Zika tersebut sampai menyerang ibu hamil, akibat dari infeksi ini akan berdampak pada kerusakan jaringan otot dan sistem saraf termasuk sistem saraf pusat di otak dari janin.
Penyakit Zika juga dapat menyebar melalui hubungan seks, biasanya setelah seseorang melakukan perjalanan ke daerah di mana Zika sedang mewabah. Zika juga bisa dilewatkan melakuki seks, meski orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala pada saat itu.
Kasus pertama yang membuktikan bahwa Zika bisa ditularkan lewat hubungan seks adalah pada Juli 2016 di New York. Saat itu, otoritas kesehatan Amerika Serikat melaporkan bahwa seorang wanita menularkan virus Zika ke seorang pria melalui seks tanpa pengaman.
Sebagian kasus penyebab virus Zika dikaitkan dengan aktivitas perjalanan ke daerah yang sedang terinfeksi. CDC menerbitkan peringatan perjalanan terkait peta penyebaran virus Zika.
Informasi lebih lanjut, Anda bisa merujuk ke laman website CDC untuk perkembangan terbaru daerah penyebaran Zika yang harus diwaspadai.
Bila setelah Anda kembali dari suatu negara dan Anda mulai merasa sakit berkaitan dengan gejala virus Zika yang sebagaimana sudah disebutkan di atas, pastikan untuk memberitahu dokter dan perawat tentang tujuan perjalanan Anda yang telah lalu.
Meski penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, ada pula kemungkinan terjadi komplikasi kesehatan jangka panjang pada beberapa pasien.
Pada ibu hamil, akibat dari infeksi virus Zika berpotensi menyebabkan cacat lahir pada bayi. Berikut adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi:
Pada kasus yang jarang terjadi, virus ini juga diketahui dapat membuat seseorang mengalami sindrom Guillane-Bare, yaitu sindrom yang ditandai dengan adanya gangguan serius pada sistem saraf pusat.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Langkah pertama dalam mendiagnosis virus Zika adalah dengan memberikan riwayat medis dan perjalanan Anda pada dokter, termasuk informasi pribadi seperti aktivitas seksual yang dilakukan Anda dengan pasangan.
Selain dengan pemeriksaan di atas, dokter juga akan melakukan tes tambahan untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat:
Sampai saat ini tidak ada pengobatan spesifik untuk virus Zika. Hal ini disebabkan karena pada awalnya infeksi penyakit ini dianggap tidak tergolong berat dan hanya sedikit kasus yang dilaporkan.
Jadi, pengobatan yang ada saat ini masih berfokus pada menangani gejala yang dirasakan. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan jika Anda terindikasi mengalami gejala virus zika, yaitu:
Sampai saat ini pun penyakit ini belum bisa dicegah dengan vaksin. Jika Anda terinfeksi dengan virus Zika, hindari gigitan nyamuk selama seminggu pertama untuk meminimalisir kemungkinan penyebaran penyakit.
Mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan awal yang bisa membantu Anda terhindar dari infeksi virus Zika. Meski terdengar sederhana, namun fakta di lapangan kadang sulit dilakukan. Beberapa langkah pencegahan virus zika yang bisa dilakukan di antaranya:
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar