Selain itu, shaken baby syndrome yaitu sindrom akibat mengguncang bayi terlalu keras juga berpotensi menyebabkan hal ini.
5. Katarak
Katarak tidak hanya terjadi pada lansia, tetapi bisa pula terjadi sejak masih kanak-kanak.
Menurut American Academy of Ophthalmology, katarak yang tidak tertangani dapat menyebabkan kebutaan permanen pada anak.
Katarak yang terdapat pada salah satu mata juga dapat menyebabkan mata juling pada bayi.
6. Kelahiran prematur
National Eye Institute menyatakan bahwa bayi yang lahir prematur lebih berisiko mengalami cacat pada mata atau retinopathy of prematurity (ROP).
Terutama jika ia lahir kurang dari 31 minggu kehamilan dan memiliki berat badan di bawah 1,25 kilogram.
Selain menyebabkan mata juling, ROP juga dapat menyebabkan rabun jauh, mata malas (amblyopia), ablasi retina, dan glaukoma.
7. Tumor
Benjolan atau tumor yang terdapat di area sekitar mata bisa menekan bola mata sehingga mempengaruhi posisinya.
Hal ini menyebabkan mata bayi menjadi juling. Terutama jika ukuran tumor tersebut besar.
8. Kanker mata
Kanker mata atau retinoblastoma merupakan penyebab mata bayi juling yang perlu Anda waspadai. Selain juling, bayi juga akan menunjukkan gejala leukokoria (pupil berwarna putih).
Pemeriksaan dokter sangat diperlukan untuk memastikan kondisi ini.
Faktor-faktor yang berisiko menyebabkan mata juling pada bayi

Selain mewaspadai penyebabnya, Anda juga perlu mengantisipasi hal-hal yang berisiko menyebabkan strabismus pada bayi.
Menurut studi yang diterbitkan oleh jurnal JAMA Ophthalmology, faktor-faktor risiko tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Riwayat keluarga
Mata juling pada bayi lebih berisiko terjadi jika terdapat anggota keluarga yang juga mengalaminya, seperti ayah, ibu, atau saudaranya.
2. Ibu merokok saat hamil
Ibu hamil yang merokok berisiko menyebabkan masalah pada pertumbuhan janin.
Gangguan perkembangan otak dan saraf mata dapat menyebabkan mata juling pada bayi yang dilahirkannya.
3. Gangguan refraksi mata
Anak yang mengalami gangguan refraksi pada mata lebih berisiko mengalami juling. Ini karena ia kesulitan melihat benda dengan jelas pada jarak dekat.
4. Penyakit pada saraf
Bayi yang menderita penyakit pada saraf, baik karena kelainan genetis seperti Down Syndrome maupun karena cedera, berisiko lebih tinggi mengalami strabismus.
Jenis-jenis mata juling pada bayi
Melansir AOA, strabismus terdiri dari beberapa jenis menurut arah tatapan mata.
- Esotropia (juling ke dalam): salah satu mata menatap lurus, mata yang lain menatap ke arah hidung.
- Exotropia (juling ke luar): salah satu mata menatap lurus, sedangkan mata lainnya menatap ke arah sisi luar mata.
- Hypertropia (juling ke atas): salah satu mata menatap lurus, sedangkan mata lainnya menatap ke atas.
- Hypotropia (juling ke bawah): salah satu mata menatap lurus, sedangkan mata yang lain menatap ke arah bawah.
Selain itu, strabismus juga dapat dibedakan berdasarkan faktor-faktor berikut:
- terjadi setiap saat atau hanya pada saat tertentu,
- juling pada kedua mata atau salah satunya saja, dan
- juling pada satu mata yang sama atau bergantian.
Mata juling palsu pada bayi
Meskipun strabismus merupakan kondisi yang berpotensi bahaya, sebaiknya Anda tidak terlalu cepat menyimpulkan kalau si kecil memiliki mata yang melihat ke arah yang berbeda satu sama lain.
Pasalnya, tidak semua bayi yang terlihat juling itu berarti strabismus. Sebab, bisa saja ia hanya mengalami mata juling palsu atau pseudoesotropia.
Melansir Clinical Ophthalmology Resource for Education, beberapa bayi yang baru lahir memiliki lipatan kulit pada sudut matanya sehingga ia terlihat juling padahal sebenarnya tidak.
Hal ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan.
Pseudoesotropia merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi ras Asia, terutama yang memiliki hidung kecil dan jarak antara kedua mata yang dekat.
Mata si kecil mungkin akan bergerak ke arah hidung jika melihat sesuatu dari jarak dekat..
Kondisi ini bukanlah hal yang berbahaya jadi ibu tidak perlu khawatir. Seiring bertambahnya usia, lipatan pada sudut mata bayi akan hilang dan tulang hidung akan terbentuk.
Itu sebabnya, posisi matanya akan tampak normal dengan sendirinya.
Mengatasi mata juling pada bayi

Kebanyakan orang tua tidak menyadari anaknya mengalami strabismus. Akibatnya, mereka tidak mengupayakan cara untuk mengatasi mata juling pada bayi.
Ini karena kondisi ini biasanya baru terlihat saat anak berusia 3-4 tahun. Padahal, semakin cepat ditangani, kemungkinan sembuh akan semakin besar.
Jika kondisi ini sudah dideteksi sejak masih berusia 3-6 bulan, dokter akan menyarankan operasi untuk mengobatinya.
Potensi keberhasilannya lebih tinggi jika dilakukan operasi pada usia tersebut sehingga anak dapat melihat ke segala arah.
Selain operasi, tindakan-tindakan berikut juga dapat dilakukan sebagai cara mengatasinya.
1. Kacamata
Penggunaan kacamata akan membantu anak untuk melihat dengan kedua bola mata sehingga terhindar dari mata malas yang menjadi salah satu penyebab juling.
Beberapa anak dapat menunjukkan kemajuan dengan menggunakan cara ini.
2. Penutup mata
Jika bayi belum nyaman menggunakan kacamata, dokter mungkin akan memberikan penutup pada mata yang normal.
Ini bertujuan untuk melatih otot mata yang juling agar dapat melihat dan bergerak dengan benar.
3. Lensa kontak khusus
Cara lain yang mungkin dokter lakukan adalah dengan memasang lensa kontak khusus pada mata yang juling.
Lensa ini didesain lebih tebal dan dapat mencegah pergerakan mata yang tidak normal.
4. Obat tetes mata
Terkadang si kecil merasa tidak nyaman pada sesuatu yang menempel pada tubuhnya seperti kacamata, penutup mata, dan lensa kontak.
Jadi, untuk mengobati mata juling pada bayi, dokter dapat memberikan obat tetes mata bernama atropine drops.
Tetes mata akan diberikan pada mata yang normal untuk memberikan efek kabur sementara. Ini bertujuan untuk memancing mata yang juling untuk bekerja.
Kapan harus ke dokter jika mendapati mata juling pada bayi
Sebaiknya Anda tidak menebak-nebak dan segera berkonsultasi ke dokter saat mendapati hal yang tidak wajar pada mata si kecil.
Dokter akan memastikan apakah benar anak Anda mengalami mata juling ataukah hanya mata juling palsu.
Segeralah ke dokter jika anak Anda mengalami hal-hal seperti:
- kedua matanya tidak sejajar,
- kedua mata tidak bergerak bersamaan,
- sering berkedip atau menyipitkan mata, dan
- memiringkan kepala untuk melihat sesuatu.
Dokter akan melakukan pemeriksaan mata secara menyeluruh untuk memastikan kondisi strabismus dan mencari tahu penyebab julingnya mata pada bayi Anda.
Bahaya mata juling pada bayi jika tidak diobati
Kemungkinan sembuh lebih tinggi jika Anda segera mengobati mata juling sejak bayi. Upaya pengobatan sebaiknya tidak Anda tunda hingga ia semakin besar.
Melansir Mayo Clinic, strabismus yang tidak diobati hingga usia 8 atau 9 tahun sangat berisiko menyebabkan kebutaan secara permanen.
Untuk mengantisipasi mata juling sejak dini, sebaiknya ibu melakukan pemeriksaan menyeluruh pada si kecil pada usia 4 bulan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar