backup og meta

Batu Empedu

Batu Empedu

Batu empedu adalah penyakit berupa penumpukan cairan yang mengeras di dalam kantung empedu. Penyakit ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani. Telusuri penyebab, gejala, serta cara pengobatan penyakit ini selengkapnya. 

Apa itu batu empedu?

Batu empedu adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan penggumpalan cairan sisa-sisa pencernaan yang mengeras di dalam kantong empedu.

Kantong empedu merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk membantu tubuh mencerna lemak dengan cara menyimpan dan melepaskan empedu ke usus kecil.

Ukuran batuan di kantong empedu berbeda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin memiliki batu empedu yang hanya seukuran sebutir pasir, sedangkan beberapa lainnya bisa sebesar bola golf.

Jumlah batu yang terbentuk pun dapat bermacam-macam. Ada yang hanya memiliki satu batu, ada pula yang memiliki batu dengan jumlah yang lebih banyak.

Adanya batuan yang terbentuk dalam kantong empedu dapat menimbulkan rasa nyeri dan akan menyebabkan komplikasi batu empedu jika tidak segera ditangani.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Penyakit batu empedu adalah salah satu penyakit yang sering terjadi. Kondisi ini biasanya dialami oleh orang tua, wanita, dan orang dengan berat badan berlebih (obesitas).

Wanita lebih rentan terkena penyakit ini karena pengaruh hormon estrogen. Jumlah hormon estrogen yang lebih banyak pada wanita dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam empedu, sehingga menurunkan kontraksi kandung empedu untuk mengosongkan empedu.

Tanda dan gejala batu empedu

perut seperti ada yang bergerak

Sebagian besar kasus pembentukan batu empedu tidak menunjukkan gejala yang khas. Gejala baru akan muncul jika ukuran batu empedu cukup besar sehingga menyumbat saluran kantong empedu ataupun sistem pencernaan lainnya.

Penderita penyakit ini biasanya akan merasakan nyeri perut di bagian kanan atas yang berlangsung selama satu hingga beberapa jam, biasanya setelah makan dalam jumlah banyak.

Selain itu, gejala batu empedu yang umumnya dapat muncul antara lain:

  • sakit perut seperti maag di bagian tengah bawah tulang dada,
  • nyeri punggung di antara tulang bahu,
  • nyeri di bahu kanan,
  • demam,
  • BAB dempul, berwarna putih atau pucat, serta
  • mual dan muntah.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter Anda.

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab dan memantapkan diagnosis. Dengan begitu, dokter akan mengetahui pengobatan terbaik sesuai dengan kondisi Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila mengalami:

  • sakit perut hebat dan terus-menerus sehingga Anda tidak dapat duduk, atau bahkan melakukan aktivitas sehari-hari,
  • badan atau mata berwarna kuning,
  • demam tinggi atau menggigil, serta
  • nafsu makan yang menurun.

Penyebab batu empedu

Penyakit ini merupakan kondisi yang belum diketahui penyebabnya. Akan tetapi, mengutip Cleveland Clinic, sekitar 75% kasus batu empedu disebabkan oleh kolesterol yang berlebihan.

Pada dasarnya, empedu memiliki bahan kimia yang cukup untuk melarutkan kolesterol. Namun jika hati mengeluarkan kolesterol lebih banyak dari yang dapat dipecah kantong empedu, kolesterol tersebut akan mengkristal dan menjadi batu di kantong empedu.

Kondisi ini disebut juga dengan batu kolesterol yang ditandai dengan batu empedu berwarna kekuningan karena terdiri dari kolesterol atau senyawa lainnya.

Selain karena penumpukan kolesterol, penyakit ini juga dapat terjadi akibat empedu mengandung bilirubin yang berlebihan. Kondisi ini disebut dengan batu pigmen dan ditandai dengan batu empedu berwarna coklat tua atau hitam. 

Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh kantung empedu tidak dapat kosong secara sempurna, sehingga cairan empedu akan jadi lebih pekat, mengeras dan membentuk batuan. 

Faktor risiko batu empedu

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini adalah sebagai berikut.

  • Berusia di atas 40 tahun.
  • Mengalami obesitas ataupun kelebihan berat badan (overweight).
  • Sedang hamil.
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan tinggi kolesterol, serta rendah serat.
  • Memiliki anggota keluarga, seperti orangtua, saudara kandung, kakek, dan nenek dengan riwayat penyakit ini.
  • Memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes atau sirosis hati.
  • Mengonsumsi obat-obatan penurun kolesterol, obat yang mengandung estrogen, atau antibiotik tertentu yang digunakan untuk mengobati infeksi.
  • Mengalami penurunan berat badan secara drastis.
  • Tidak aktif bergerak.
  • Berjenis kelamin wanita.

Diagnosis batu empedu

Dokter akan lebih dulu melihat riwayat medis, melakukan pengecekan fisik, dan menganjurkan Anda untuk menjalani tes urin. Pengecekan dengan X-ray atau Ultrasound juga bisa dilakukan jika dibutuhkan.

Ultrasound atau CT-scan daerah perut adalah pemeriksaan terbaik untuk melihat gambaran kantong empedu serta mendeteksi penyakit lain yang bisa menyebabkan gejala serupa dengan penyakit ini.

Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan saluran empedu dengan melakukan pemeriksaan hepatobiliary iminodiacetic acid (HIDA), magnetic resonance imaging (MRI), atau endoscopy retrograde cholangiopancreatography (ERCP).

Pengobatan batu empedu

eswl

Penyakit yang tidak menimbulkan gejala umumnya tidak membutuhkan terapi. Namun, tetap membutuhkan pengawasan yang ketat.

Jika Anda memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi pada hati (hipertensi portal), atau sirosis hati, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk melakukan pengobatan.

Berikut adalah beberapa pengobatan batu empedu.

1. Obat – obatan

Jika gejala tidak terlalu parah dan kristal yang terbentuk di dalam empedu belum begitu besar, penggunaan obat penghancur empedu bisa membantu. 

Salah satunya adalah obat asam empedu, seperti ursodiol atau chenodiol. Obat ini bekerja mengikis batu sehingga lama-lama pecah dan larut. 

2. Suntikan MTBE

Pilihan perawatan satu ini  melibatkan penyuntikan pelarut yang dikenal sebagai metil tersier-butil eter (MTBE). Pelarut tersebut akan disuntikkan ke kantong empedu untuk melarutkan batu empedu.

3. Terapi extracorporeal shock wave lithotrips (ESWL)

Extracorporeal shock wave lithotrips (ESWL) efektif jika batu empedu soliter masih berdiameter kurang dari 2 cm.

Tujuan pengobatan ini adalah untuk memecah atau menghancurkan batu empedu dengan mengirimkan gelombang kejut (shockwave) melalui jaringan lunak tubuh.

4. Endoscopic retrograde cholangio-pancreatography (ERCP)

Penyumbatan akibat batu pada saluran empedu bisa ditangani dengan prosedur endoscopic retrograde cholangio pancreatography (ERCP).

Prosedur ini bertujuan untuk menghilangkan batu empedu tanpa mengangkat kantong empedu bagi mereka yang kondisinya tidak cukup kuat untuk menjalani prosedur operasi.

5. Operasi

Jika gejala yang Anda rasakan parah dan berlangsung sering hingga mengganggu aktivitas, maka batu empedu harus dioperasi. Hal ini bertujuan bertujuan untuk meringankan rasa sakit dan mencegah komplikasi.

Operasi pengangkatan kantong empedu atau disebut juga dengan kolesistektomi tidak melibatkan sayatan besar, namun Anda tetap harus dibius.

 Namun, tidak perlu khawatir jika Anda melakukan operasi ini. Pengambilan kantung empedu tidak akan memengaruhi kondisi sehari-hari.

Pasalnya, kantung empedu bukan termasuk ke dalam organ penting yang harus Anda miliki agar bisa bertahan hidup. Jika kantong empedu diambil, cairan empedu akan mengalir langsung dari hati ke usus kecil.

Apakah batu empedu bisa berbahaya?

Penyakit batu empedu bisa berbahaya jika tidak ditangani. Kondisi ini juga mungkin dapat menimbulkan komplikasi serius. Jadi, segera hubungi dokter jika Anda merasakan gejala batu empedu. 

Pencegahan batu empedu

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah empedu, antara lain:

  • makan secara teratur,
  • konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran,
  • hindari makanan penyebab batu empedu seperti makanan berlemak, makanan manis, dan goreng-gorengan.
  • jaga berat badan tetap ideal, dan
  • olahraga secara rutin. 

Perlu dipahami bahwa setiap orang  dapat memiliki gejala yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, selalu konsultasi ke dokter Anda untuk menentukan pilihan pengobatan terbaik sesuai dengan kondisi Anda.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Gallstones. (2019). Mayo Clinic. Retrieved 20 November 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gallstones/symptoms-causes/syc-20354214

Gallstones. (2020). Family Doctor. Retrieved 20 Novemebr 2023,, from https://familydoctor.org/condition/gallstones/

What to Do About Gallstones. (2023). Harvard Health Publishing. Retrieved 20 November 2023,, from https://www.health.harvard.edu/family-health-guide/what-to-do-about-gallstones

Gallstones. (2019). MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 20 November 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/000273.htm

Gallstones (Cholelithiasis): Symptoms, Causes & Treatment. Retrieved 20 November 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/7313-gallstones 

Treatment for Gallstones – NIDDK. (n.d.). Retrieved 20 November 2023, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/gallstones/treatment

Versi Terbaru

22/11/2023

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Zulfa Azza Adhini


Artikel Terkait

5 Kiat Menjaga Kesehatan Empedu Demi Pencernaan Lancar

8 Obat Herbal untuk Mengatasi Batu Empedu Secara Alami


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 22/11/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan