backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan
Konten

TBC pada Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

TBC pada Anak

Tuberkulosis (TBC) alias TB merupakan penyakit infeksi yang paling banyak menyebabkan kematian. WHO memperkirakan kematian akibat TB lebih banyak daripada kematian akibat malaria dan AIDS. Tidak hanya menyerang orang dewasa, TBC juga dapat terjadi pada anak. Apa gejalanya? 

Gejala umum TBC pada anak

Ciri-ciri tuberkulosis atau TBC pada anak tidak selalu batuk. Ini yang membuat orangtua terkadang sulit mengetahuinya.

Berikut adalah gejala-gejala yang umum bila anak mengalami tuberkulosis. 

1. Nafsu makan berkurang atau hilang

Berbeda dengan TBC pada orang dewasa yang gejala umumnya adalah batuk-batuk yang mengganggu, anak dengan TBC biasanya akan mengalami penurunan atau bahkan kehilangan nafsu makan.

Kondisi ini membuat pertumbuhan anak sedikit terhambat dan tubuhnya lebih kecil dari teman-teman seusianya.

Anak juga terlihat lebih kurus dari anak-anak seusianya dan kemungkinan mengalami gagal tumbuh lebih besar.

2. Permasalahan pada berat badan

Berat badan anak akan turun selama 2—3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan cukup.

Dalam beberapa kasus TBC pada anak, berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun anak telah menjalani upaya perbaikan gizi yang sesuai.

Selain beberapa gejala di atas, merangkum University of Rochester Medical Center, ada beberapa gejala TBC pada anak yang perlu orangtua perhatikan, di antaranya berikut ini.

  • Demam yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari dua minggu.
  • Berkali-kali kena demam dalam kurun waktu beberapa minggu (panasnya naik-turun).
  • Batuk anak tidak kunjung sembuh atau tambah parah selama lebih dari tiga minggu.
  • Berat badan turun atau tidak naik selama dua bulan atau lebih.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Anak terlihat lemas, tidak bertenaga, dan tidak aktif.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening (biasanya terlihat dari adanya benjolan di sekitar leher atau bawah rahang anak).
  • Tinggal di wilayah persebaran tuberkulosis atau berdekatan dengan orang yang baru saja terinfeksi.

Bila anak menunjukkan ciri-ciri di atas, segera bawa anak untuk periksa ke dokter atau ke rumah sakit.

Gejala khusus saat TB menyerang organ tubuh lain

obat sakit kepala anak

Infeksi bakteri tuberkulosis pada anak tidak terbatas pada paru. Kuman ini bisa menyerang seluruh organ tubuh. 

Oleh karena itu, gejala khusus juga akan timbul tergantung pada organ yang terkena. Berikut ini adalah organ tubuh anak yang sering terkena infeksi TBC.

1. Tuberkulosis kelenjar

Tuberkulosis kelenjar menyerang kelenjar yang terdapat pada area leher dengan gejala pembesaran kelenjar getah bening yang banyak dengan diameter  ≥ 1 cm.

Biasanya, benjolan tersebut tidak nyeri dan saling melekat sehingga berbentuk seperti kelereng yang berderet dengan konsistensi kenyal. 

2. Tuberkulosis otak dan selaput otak (meningitis TB)

Bakteri TBC juga gampang tersebar pada otak anak. Bila selaput otak yang terkena, anak akan menunjukkan gejala rewel, sakit kepala, kaku, sampai kejang. 

Hal ini terjadi akibat keterlibatan saraf-saraf otak yang terkena.

Hati-hati bila anak cenderung diam dan mengantuk. Itu adalah tanda anak mengalami penurunan kesadaran.

3. Tuberkulosis tulang

Kondisi tuberkulosis tulang tergantung pada bagian tulang yang terkena, berikut penjelasan lengkapnya. 

  • Spondylitis (tulang belakang): penonjolan tulang belakang (gibbus).
  • Koksitis (tulang panggul): pincang, gangguan berjalan, atau peradangan panggul.
  • Gonitis (tulang lutut): pincang dan/atau bengkak pada lutut tanpa sebab yang jelas.
  • Spina ventosa/daktilitis (TB tulang kaki dan tangan): bengkak persendian tangan atau kaki.

Perhatikan bila si Kecil memiliki tanda yang sangat spesifik pada tulangnya dan segera konsultasi ke dokter.

4. Skrofuloderma

Masalah kesehatan skrufuloderma memiliki nama lain tuberkulosis kulit.

Gejalanya adalah adanya luka atau borok dengan adanya fistula atau jembatan kulit antar tepi luka (skin bridge).

Biasanya, skrofuloderma pada anak hadir bersamaan dengan demam karena proses infeksi yang berlangsung.

5. Tuberkulosis usus

Bila anak mengalami TBC usus, ia akan merasakan gejala-gejala pencernaan, seperti kembung, diare, nyeri perut. 

Biasanya, orangtua akan menyadarinya karena kondisi anak sangat rewel. Komplikasi TB usus adalah radang selaput perut yang memiliki nama lain peritonitis TB.

6. Tuberkulosis ginjal

Ayah dan ibu perlu curiga bila menemukan gejala gangguan pada organ ginjal yaitu: 

  • gangguan buang air kecil, 
  • urine yang terlalu pekat, dan 
  • nyeri pinggang tanpa sebab yang jelas.

Ketiga kondisi tersebut bisa menandakan tuberkulosis ginjal, terutama bila orangtua curiga adanya infeksi TBC pada anak. 

Penyebab TBC pada anak

Anak beristirahat setelah minum obat batuk alami untuk anak

TBC terjadi akibat adanya infeksi bakteri di dalam tubuh. Umumnya, bakteri yang menjadi penyebabnya yaitu Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis).

Bakteri ini dapat menyebar melalui udara ketika penderita TBC batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau tertawa.

Anak biasanya tidak akan terinfeksi, kecuali jika ada kontak erat terus-menerus dengan bakteri tersebut.

Namun, infeksi tidak akan menyebar melalui barang-barang yang telah disentuh oleh penderita TB, seperti pakaian, kasur, alat makan, atau toilet.

Meski begitu, sebenarnya banyak anak-anak yang terinfeksi bakteri M. tuberculosis, tetapi penyakit infeksi ini tidak pernah berkembang menjadi TB aktif dan hanya mencapai tahap laten.

Perlu Anda Ketahui

Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, laporan tuberkulosis anak di Indonesia pada tahun 2022 hingga saat ini berjumlah sekitar 61.594 anak berusia 0–14 tahun. 

Diagnosis TBC pada anak

Mengukur suhu tubuh anak TBC

Pada dasarnya, ada empat pendekatan yang cukup mudah yang dapat orangtua lakukan sebagai deteksi awal TB pada anak.

1. Penelusuran kontak erat dengan penderita TB dewasa

Pertama, investigasi terhadap anak yang melakukan kontak erat dengan pasien TB aktif, yaitu orang yang dapat menularkan penyakit tuberkulosis. 

Maksud dari kontak erat yang adalah anak yang tinggal serumah atau sering bertemu dengan pasien TB menular.

Ambil contoh, anggota keluarga, tetangga, pengasuh, atau kerabat yang sehari-hari berinteraksi dengan anak. 

Biasanya, TB menular oleh pasien dewasa yang hasil pemeriksaan dahaknya menunjukkan adanya bakteri penyebab TBC (biasanya disebut BTA positif). 

Walaupun anak tidak menunjukkan gejala sakit, orangtua wajib memeriksakan anak pada dokter untuk melakukan skrining TB dan upaya pencegahan TBC.

2. Anak yang menunjukkan tanda dan gejala klinis

TBC pada anak merupakan penyakit infeksi sistemik (umum) dan bagian organ yang paling sering terinfeksi adalah paru.

Meski begitu, organ tubuh lain juga berpeluang terserang kuman ini, misalnya TB tulang.

Gejala klinis penyakit TBC dapat berupa gejala umum TB paru ataupun gejala yang mengarah kepada gangguan organ lain yang ikut terinfeksi bakteri tuberkulosis.

3. Tes tuberkulin (mantoux)

Untuk hasil yang lebih akurat, ayah dan ibu bisa melakukan tes Mantoux pada anak. Biasanya, tes ini dokter lakukan dalam dua kali kunjungan.

Pada kunjungan pertama, dokter akan menyuntikkan cairan tuberkulin pada kulit lengan bawah. Hasilnya akan dokter amati pada kunjungan berikutnya.

Anak positif terinfeksi TBC bila muncul benjolan atau bentol seperti gigitan nyamuk pada area suntikan setelah 48—72 jam. 

Dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan lanjutan yang terdiri atas rontgen dada, pemeriksaan dahak, dan tes darah.

Diagnosis penyakit TBC pada anak lebih sulit daripada orang dewasa. Hal ini karena gejala penyakit ini mirip dengan gangguan kesehatan lain yang umum menimpa anak-anak seperti:

Penyakit tuberkulosis dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan jiwa, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak

Ayah dan ibu juga bisa mencegah penularan dengan mengurangi risiko penyakit.

Awasi pula tanda-tanda penyakit TBC pada anggota keluarga di rumah. Saat gejala TBC muncul, segera periksakan diri untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin.

4. Mengetahui skoring TB

Untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis pada anak, orangtua juga bisa memantau lewat skoring TB sesuai tingkatannya.

Mengutip dari situs IDAI Yogyakarta, sistem skoring memiliki parameter dengan penjelasan khusus. 

Semakin besar nilai dari gejala yang terdeteksi, semakin besar kemungkinan anak mengalami TB. Berikut daftar skoring untuk penegakan diagnosis TBC pada anak.

skoring tbc anak (idai jogja)
Data: IDAI Yogyakarta

Penegakan diagnosis dengan sistem skoring ini sebaiknya dilakukan oleh dokter atau petugas medis lain. 

Dalam sistem skoring, anak pasti terdiagnosis TBC jika jumlah skor dari tabel tersebut adalah lebih dari 6 dengan maksimal 13.

Pengobatan TBC pada anak

Setelah terpapar bakteri TBC, anak lebih rentan mengembangkan kondisi TBC laten menjadi penyakit TBC aktif. 

TBC laten adalah kondisi ketika bakteri telah berada dalam tubuh, tapi tidak aktif berkembang biak.

Terdapat perbedaan pengobatan pada kasus TB laten dan TB aktif pada anak. Berikut penjelasannya berdasarkan situs Centers for Disease Control and Prevention.

1. Pengobatan TBC laten pada anak

Anak-anak dengan TBC laten biasanya akan menerima pengobatan dengan isoniazid-rifapentine selama 12 minggu. 

Obat alternatif yang mungkin dokter berikan untuk mengatasi TB laten pada anak adalah rifampin selama 4 bulan atau isoniazid selama 9 bulan.

2. Pengobatan penyakit TBC aktif pada anak

Jika TBC laten telah berkembang menjadi penyakit TBC, anak harus menjalani pengobatan selama 6 hingga 9 bulan.

Obat TBC yang biasanya dokter berikan tidak berbeda jauh dengan obat-obatan TB laten, seperti isoniazid dan rifampicin.

Penting untuk orangtua ingat bahwa anak harus minum obat sampai habis dan sesuai dengan resep dokter.

Jika tidak, anak berisiko mengalami kekambuhan ketika sudah beranjak dewasa serta berpotensi terkena resistensi obat.

Kesimpulan

  • Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang serius dan dapat memengaruhi anak-anak dengan gejala yang berbeda dari orang dewasa.
  • Gejala umum pada anak termasuk nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, demam yang tidak kunjung sembuh, batuk yang persisten, berkeringat di malam hari, serta kelelahan dan lesu yang tidak lazim.
  • Pengobatan tergantung pada apakah anak memiliki TBC laten (tidak aktif) atau penyakit TBC aktif, dan dapat melibatkan penggunaan antibiotik yang harus diminum sesuai resep dokter untuk mencegah kekambuhan dan resistensi obat.
  • Pencegahan TBC termasuk mengidentifikasi dan mengisolasi pasien TBC aktif, memantau kontak erat dengan pasien TB, dan melakukan skrining serta pengobatan dini pada anak yang berisiko terinfeksi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan