Stenosis pilorus atau dikenal juga dengan nama infantile hypertrophic pyloric stenosis (IHPS) adalah kelainan anatomi lambung yang langka. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan proses pencernaan pada bayi sehingga mengganggu tumbuh kembangnya. Apa saja gejala dan bagaimana mendiagnosis penyakit ini? Simak penjelasan berikut.
Apa itu stenosis pilorus?
Melansir jurnal Stat Pearls, stenosis pilorus adalah kondisi tidak wajar yang ditandai dengan menebalnya otot pilorus.
Otot pilorus merupakan semacam katup yang berfungsi untuk membuka dan menutup jalan masuk makanan dari lambung menuju usus kecil.
Akibat adanya penebalan, aliran makanan menjadi terhalang sehingga sulit untuk memasuki usus kecil bayi.
Seberapa umumkah kondisi ini?
- Mengutip jurnal Neonatal Network, pyloric stenosis merupakan kondisi langka. Tercatat hanya sekitar 2—5 kejadian dalam 1.000 kelahiran bayi setiap tahunnya.
- Stenosis pilorus biasanya dialami oleh bayi yang baru lahir dan jarang terjadi pada bayi berusia lebih dari 6 bulan. Namun kadang, kondisi ini bisa terjadi pada orang dewasa.
- Melansir Journal of Community Hospital Internal Medicine Perspective, sejauh ini hanya sekitar 200-300 kejadian Adult Idiopathic hypertrophic pyloric stenosis (AIHPS) yang ditemukan pada orang dewasa.
Apa saja tanda dan gejala stenosis pilorus?
Pyloric stenosis membuat bayi muntah setelah disusui karena susu tidak bisa mengalir dari perut ke dalam usus kecil.
Melansir Mayo Clinic, gejala-gejala stenosis pilorus adalah sebagai berikut.
- Mengalami muntah yang lebih parah dibandingkan dengan gumoh biasa.
- Gejala muntah ini biasanya dimulai ketika bayi memasuki usia 3 minggu.
- Muntah-muntah akan semakin parah dari hari ke hari.
- Bayi mengalami dehidrasi karena kehausan dan kekurangan cairan tubuh.
- Bayi terlihat lesu, pucat, dan kelelahan.
- Berat badan bayi tidak naik bahkan mengalami penurunan.
- Bayi sering kelaparan dan ingin segera makan setelah muntah.
- Perut bayi terlihat bergerak seperti gelombang ombak setelah disusui dan sebelum muntah.
- Bayi mengalami kesulitan buang air besar.
- Bayi jarang buang air kecil atau buang air kecil sedikit.
- Area perut dan dada bayi terasa sakit.
- Bayi sering bersendawa.
Periksakanlah ke dokter segera bila si Kecil mengalami tanda-tanda di atas sehingga ia bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Meskipun sangat jarang, kondisi ini bisa terjadi pada orang dewasa. Melansir Journal of Community Hospital Internal Medicine Perspective, gejala stenosis pilorus pada orang dewasa adalah:
- muntah ringan,
- sakit perut,
- perasaan kekenyangan setelah makan, atau
- sakit perut.
Kemungkinan terdapat gejala dan tanda lain yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai gejala penyakit ini, silakan konsultasikan kepada dokter.
Apa penyebab dan faktor risiko stenosis pilorus?
Stenosis pilorus pada bayi cukup umum, tetapi penyebabnya belum diketahui. Kemungkinan kondisi ini sangat dipengaruhi oleh gen.
Sementara pada orang dewasa, stenosis pilorus dapat disebabkan oleh tukak lambung, jaringan parut setelah operasi di perut, atau adanya tumor di dekat pilorus.
Adapun faktor-faktor yang membuat seorang anak lebih berisiko mengalami kondisi ini di antaranya berikut ini.
- Anak‐anak yang lahir dari orangtua dengan stenosis pilorus lebih mungkin untuk mengalami kondisi ini.
- Berjenis kelamin laki-laki, terutama bila ia memiliki keluarga dari pihak ibu yang mengidap stenosis pilorus.
- Bayi yang berasal dari ras kulit putih (Eropa) lebih umum mengalami kondisi ini daripada dari ras kulit hitam dan Asia.
- Bayi yang lahir prematur lebih rentan mengalami kondisi ini.
- Diberi antibiotik pada minggu‐minggu pertama kelahiran.
- Bayi dari ibu yang diberi antibiotik tertentu pada masa-masa akhir kehamilan.
Meski begitu, apabila tidak memiliki faktor risiko bukan, berarti Anda atau bayi Anda tidak bisa terkena stenosis pilorus.
Faktor‐faktor tersebut hanya sebagai kondisi yang meningkatkan peluang terjadinya penyakit tersebut.
Apa pemeriksaan untuk mendiagnosis pyloric stenosis?
Kondisi stenosis pilorus biasanya dapat didiagnosis sebelum bayi berusia 6 bulan. Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain berikut ini.
- Memeriksa tanda-tanda dehidrasi seperti mulut dan kulit kering, kurang air mata saat menangis, dan jarang buang air kecil.
- Melihat kondisi perut apakah mengalami bengkak.
- Memeriksa perut bagian atas apakah terdapat benjolan kecil saat ditekan.
Bila perlu, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti:
- Tes barium swallow, yaitu semacam pemeriksaan rontgen khusus untuk melihat gambar lambung.
- Pemeriksaan darah untuk mengetahui kondisi ketidakseimbangan cairan elektrolit.