backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

10

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Bayi Ibu Jarang Pipis? Yuk, Ketahui Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 12/06/2024

Bayi Ibu Jarang Pipis? Yuk, Ketahui Penyebabnya

Bayi jarang pipis sering kali membuat ibu khawatir. Apakah kondisi ini normal? Lalu apa yang menyebabkan si Kecil jarang pipis dan bagaimana mengatasinya? Untuk lebih jelasnya yuk simak pembahasan berikut ya, Bu!

Normalkah jika bayi jarang buang air kecil?

Ketimbang anak yang sudah cukup besar, bayi baru lahir biasanya lebih sering pipis.

Normalnya, bayi akan buang air kecil setiap jam atau setiap tiga jam sekali. Dengan kata lain, ia pipis sebanyak 4—6 kali dalam sehari.

Sementara itu, jika cuaca sedang panas, frekuensi pipis si Kecil akan berkurang hingga setengahnya. 

Pada kondisi panas, biasanya bayi jarang pipis tapi berkeringat. Ini karena keringat adalah cara lain untuk mengeluarkan sisa cairan dari dalam tubuh.

Kondisi ini normal, tapi orangtua tetap perlu memastikan asupan cairan si Kecil optimal, seperti ASI atau susu formula.

Intinya, frekuensi buang air kecil si Kecil dipengaruhi oleh berbagai faktor. 

Selama si Kecil tidak mengalami gejala lain seperti demam, rewel berlebihan, dan dehidrasi, Anda tidak perlu khawatir. 

Sebaliknya, bila anak tidak pipis sama sekali bahkan disertai dengan gejala lainnya, jangan tunda untuk segera membawa anak ke dokter.

Apa penyebab bayi jarang pipis?

bayi jarang pipis

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, normalnya bayi buang air kecil sebanyak 4—6 kali dalam sehari. Namun, jika Anda mendapati si Kecil tidak pipis sesering itu, bisa jadi karena hal-hal berikut.

1. Lebih banyak berkeringat

Jika si Kecil lebih banyak berkeringat, pipisnya akan lebih jarang. Hal ini tergantung cuaca, pakaian yang ia kenakan, suhu ruangan, ataupun sirkulasi udara di kamar si Kecil.

2. Bayi yang minum ASI cenderung lebih jarang pipis

ASI lebih banyak diserap oleh tubuh daripada susu formula. Hal ini membuat zat yang dikeluarkan lebih sedikit, baik berupa kotoran maupun urine.

Itulah yang menyebabkan bayi yang minum ASI cenderung lebih jarang pipis daripada yang minum susu formula.

3. Berat badan si Kecil lebih ringan

Melansir American Academy of Pediatrics, jumlah cairan yang dibutuhkan dan yang dikeluarkan oleh bayi menyesuaikan dengan berat badan bayi .

Bayi yang jarang pipis bisa jadi karena berat badannya kurang dari 2,5 kg.

4. Bayi tidak mengonsumsi ASI atau susu formula yang cukup

Perlu ibu perhatikan apakah si Kecil cukup minum ASI atau susu formula. Normalnya, bayi yang baru lahir perlu menyusu setiap dua jam sekali.

Jika tidak, ia akan kekurangan asupan nutrisi sehingga pipis pun menjadi jarang. Selain itu, bisa jadi bayi Anda dehidrasi karena kurang cairan, baik dari ASI maupun formula. 

5. Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) dapat memengaruhi kemampuan bayi untuk buang air kecil.

Bayi yang mengalami ISK mungkin akan terlihat tidak nyaman saat buang air kecil atau mereka mungkin menahan diri karena rasa sakit atau ketidaknyamanan.

Kapan harus ke dokter jika bayi jarang pipis?

kenapa bayi sering kaget

Meskipun jarang pipis merupakan hal yang wajar, tetapi ibu tetap perlu mewaspadai bahaya dehidrasi yang mungkin menjadi penyebab bayi jarang buang air kecil.

Dehidrasi dapat terjadi jika bayi mengalami diare atau muntah-muntah.

Kondisi ini sebaiknya tidak dianggap remeh sebab menurut data dari WHO, dehidrasi adalah salah satu penyebab utama kematian anak di bawah usia 5 tahun.

Melansir Virtual Pediatric Hospital tanda-tanda dehidrasi pada bayi antara lain sebagai berikut.

  • Tidak buang air kecil selama 4—6 jam pada usia di bawah 6 bulan.
  • Dalam sehari, popok yang diganti kurang dari enam kali.
  • Hanya sedikit mengeluarkan air mata saat menangis.
  • Lebih rewel daripada biasanya.
  • Fontanel (bagian lunak pada ubun-ubun bayi) tampak cekung atau lebih rata dari biasanya.
  • Kulit tampak lebih kering atau keriput, terutama di bagian lengan, perut, dan kaki.
  • Bayi terlihat lemas dan lesu.
  • Si Kecil sering mengantuk.
  • Detak jantung terlalu cepat atau justru terlalu lambat.

Jika bayi jarang pipis dan mengalami tanda-tanda dehidrasi tersebut, segeralah periksakan ia ke dokter.

Apa yang harus Anda lakukan jika bayi jarang pipis?

lergi susu sapi pada bayi

Berobat ke dokter adalah cara terbaik untuk mengetahui apa yang menyebabkan bayi jarang buang air kecil, sehingga penanganannya dapat disesuaikan dengan penyebab tersebut.

Jika disebabkan oleh suhu udara yang terlalu panas, usahakan ia selalu berada di ruangan yang sejuk.

Selain itu, pastikan pula pakaian yang ia kenakan seperti baju, celana, sprei, dan selimut terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan efek panas.

Jika jarangnya pipis disebabkan oleh kurangnya asupan cairan, maka ibu perlu lebih sering menyusui si Kecil, baik dengan ASI maupun susu formula.

Meskipun hal ini wajar, tidak ada salahnya untuk memeriksakan ke dokter jika bayi jarang pipis.

Tujuannya untuk mengantisipasi apakah kondisi ini disebabkan oleh dehidrasi pada bayi atau adanya masalah saluran kencing.

Kesimpulan

  • Umumnya, bayi baru lahir lebih sering buang air kecil, sekitar 4—6 kali sehari. Namun, frekuensi ini bisa berkurang saat cuaca panas.
  • Penyebab bayi jarang pipis bisa bervariasi, mulai dari lebih banyak berkeringat, konsumsi ASI yang lebih diserap tubuh, berat badan bayi yang lebih ringan, kurangnya konsumsi cairan, hingga masalah kesehatan seperti infeksi saluran kemih.
  • Untuk mengatasi bayi yang jarang pipis, perlu dilakukan langkah-langkah seperti memastikan bayi mendapatkan cukup cairan, memberikan perhatian pada lingkungan yang sejuk, dan berkonsultasi kepada dokter untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 12/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan