backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Dilatasi Esofagus, Prosedur untuk Melebarkan Kerongkongan

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Dilatasi Esofagus, Prosedur untuk Melebarkan Kerongkongan

    Ada sejumlah gangguan kesehatan yang bisa membuat dinding kerongkongan menjadi sempit. Pada kondisi seperti ini, dokter spesialis biasanya menyarankan prosedur dilatasi esofagus untuk mengembalikan fungsi kerongkongan Anda.

    Seperti apa prosedurnya dan siapa saja yang perlu menjalaninya?

    Apa itu dilatasi esofagus?

    dilatasi kerongkongan

    Dilatasi esofagus (esophageal dilation) adalah prosedur medis untuk melebarkan bagian esofagus yang menyempit.

    Esofagus atau kerongkongan merupakan saluran sepanjang 25 – 33 sentimeter yang menghubungkan tenggorokan dan lambung.

    Penyempitan kerongkongan yang abnormal dikenal sebagai striktur esofagus. Striktur biasanya disebabkan oleh kondisi atau prosedur medis yang menyebabkan peradangan atau pembentukan jaringan luka pada kerongkongan.

    Striktur mempersempit kerongkongan sehingga lebih sulit bagi makanan untuk bergerak menuju lambung.

    Pada kasus yang parah, penderita striktur esofagus bahkan bisa saja kesulitan menelan cairan.

    Dokter biasanya melakukan dilatasi esofagus bersamaan dengan prosedur endoskopi saluran cerna bagian atas.

    Ada tiga macam teknik dilatasi esofagus dengan perbedaan sebagai berikut.

    • Weighted bougie : dilator (pembuka saluran) tipe dorong yang berisikan merkuri atau tungsten.
    • Wire-guided dilator : kabel pemandu dimasukkan terlebih dulu, lalu dilator yang terbuat dari polivinil dimasukkan melalui kabel pemandu.
    • Balloon dilator : dilator balon dimasukkan ke titik penyempitan dengan panduan sinar-X. Setelah itu, dilator balon akan mengembang dan melebarkan esofagus.

    Fungsi dilatasi esofagus

    Ada berbagai kondisi medis yang bisa menyebabkan penyempitan kerongkongan.

    Jika dibiarkan, penyempitan ini dapat membuat Anda kesulitan menelan dan merasa tidak nyaman karena seolah ada yang mengganjal dalam kerongkongan Anda.

    Pada kebanyakan kasus, striktur esofagus berawal dari penumpukan jaringan luka atau kolagen.

    Berikut ini adalah gangguan kesehatan atau prosedur medis yang menjadi penyebab strikur esofagus.

    • Akalasia (hilangnya kemampuan otot kerongkongan untuk mendorong makanan ke lambung)
    • Cedera kerongkongan akibat menelan zat kimia
    • Penyakit refluks asam lambung (GERD)
    • Esofagitis eosinofilik (peradangan pada kerongkongan akibat penumpukan sel darah putih eosinofil)
    • Kanker kerongkongan
    • Kejang otot esofagus
    • Operasi atau perawatan radiasi pada kerongkongan
    • Prosedur skleroterapi untuk mengobati varises esofagus

    Dilatasi esofagus memang tidak sepenuhnya menyembuhkan berbagai gangguan pencernaan di atas. Namun, pasien tetap dapat mengalami gejala bila tidak menjalani pengobatan.

    Untuk itu, dilatasi kerongkongan bisa membantu meringankan keluhan akibat penyempitan kerongkongan.

    Prosedur dilatasi kerongkongan

    Endoskopi THT

    Dokter akan meminta Anda berpuasa dari makan dan minum setidaknya enam jam sebelum menjalani prosedur.

    Beri tahu dokter mengenai obat-obatan yang rutin Anda konsumsi, terutama aspirin, antibiotik, serta pengencer darah seperti warfarin.

    Anda juga harus memberi tahu dokter bila memiliki riwayat penyakit atau alergi pada obat-obatan tertentu.

    Pasien biasanya tetap boleh mengonsumsi obat-obatan sebelum menjalani dilatasi esofagus, tapi dosisnya akan disesuaikan.

    Proses dilatasi esofagus

    Sebelum melakukan dilatasi, dokter akan memberikan obat penenang untuk membantu Anda rileks.

    Dokter kemudian akan menyemprotkan obat bius ke tenggorokan Anda dan mulai melakukan endoskopi saluran cerna atas.

    Pada titik inilah dokter akan menentukan metode dilatasi yang cocok untuk melebarkan kerongkongan Anda.

    Saat dokter memasukkan dilator, Anda mungkin akan merasakan tekanan pada bagian belakang kerongkongan atau dada.

    Setelah proses dilatasi selesai, dokter akan mengawasi kondisi Anda selama beberapa jam ke depan sebelum memperbolehkan Anda pulang.

    Anda boleh minum kembali bila kerongkongan Anda tidak lagi terasa kebas, kecuali dokter menyarankan sebaliknya.

    Kebanyakan pasien tidak mengalami keluhan apa pun dan bisa kembali makan pada keesokan harinya. Anda mungkin akan mengalami sakit tenggorokan, tapi keluhan ini biasanya menghilang dengan cepat.

    Komplikasi dilatasi esofagus

    kriptokosis

    Secara umum, dilatasi esofagus merupakan prosedur rawat jalan yang aman.

    Risiko komplikasi pun sangat kecil bila pasien menjalani persiapan dengan benar dan prosedur dilakukan oleh tenaga medis terlatih.

    Namun, salah satu risiko komplikasi yang paling umum yaitu perdarahan dan masuknya cairan ke dalam paru-paru.

    Saat melakukan dilatasi kerongkongan, dokter akan terus mengawasi Anda untuk melihat tanda-tanda gangguan tersebut sedini mungkin.

    Menurut American Society for Gastrointestinal Endoscopy, komplikasi yang paling berat dari prosedur ini yaitu perforasi alias terbentuknya lubang pada esofagus.

    Akan tetapi, komplikasi ini terbilang langka dan risikonya biasanya lebih tinggi pada orang-orang yang memiliki striktur esofagus akibat terapi radiasi.

    Guna mengurangi risiko komplikasi, ikuti instruksi dokter selama masa persiapan dan beri tahu dokter mengenai riwayat kesehatan Anda.

    Selama masa pemulihan, segera kunjungi dokter bila Anda mengalami tanda-tanda komplikasi berupa:

    • demam,
    • nyeri dada,
    • sesak napas, dan
    • buang air besar berdarah atau feses berwarna hitam.

    Dilatasi esofagus merupakan prosedur untuk melebarkan bagian kerongkongan yang menyempit.

    Apabila Anda mengalami striktur kerongkongan akibat penyakit tertentu, prosedur ini mungkin bisa menjadi pilihan terbaik untuk menanganinya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan