Selain faktor di atas, melansir U.S. National Library of Medicine, bayi muntah setelah makan juga bisa disebabkan oleh penyakit serius seperti stenosis pilorus.
Bayi yang mengidap penyakit ini memiliki katup lambung yang sempit sehingga sulit dilalui oleh makanan.
Penyakit yang terbilang cukup langka ini dapat menimpa bayi di bawah usia 6 bulan.
Berbahayakah bila bayi muntah setelah makan?
Muntah pada bayi dan balita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari penyebab yang ringan sampai berat.
Oleh karena gejalanya yang mirip antara satu dengan lainnya, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter bila bayi terlalu sering muntah setelah makan.
Perlu Anda ketahui bahwa sesederhana apa pun penyebabnya, kondisi muntah yang dialami si Kecil tetap perlu diatasi sesegera mungkin.
Bila dibiarkan, kondisi ini dapat menghambat asupan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya.
Bahkan, dalam kasus yang parah, bayi yang sering muntah setelah makan dapat mengalami dehidrasi yang dapat mengancam keselamatan nyawa.
Maka dari itu, sebaiknya Anda tidak menganggap remeh kondisi ini.
Segeralah memeriksakan si Kecil ke dokter bila ia mengalami salah satu atau lebih dari gejala berikut ini
- Berat badan bayi tidak naik atau malah menurun.
- Muntah disertai gejala batuk atau tersedak.
- Terdapat darah pada muntahnya.
- Cairan muntah berwarna hijau kekuningan.
- Si Kecil merasa sensasi terbakar di perut.
- Bayi terlihat lesu dan kurang aktif.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar