Apakah Anda suka mendapati area kulit bayi yang tertutup popok menjadi kemerahan? Kondisi tersebut bisa menjadi tanda dari ruam popok. Jika Anda mendapati kondisi ini jangan dibiarkan. Ketahui berbagai fakta tentang kondisi ini di bawah ini beserta cara mengatasinya.
Apa itu ruam popok?
Mengutip dari Mayo Clinic, ruam popok adalah adalah iritasi berupa ruam kemerahan mengkilap yang muncul di area kulit bayi yang tertutup popok.
Kondisi ini juga sering disebut sebagai dermatitis popok alias diaper rash.
Ruam popok bukan kondisi serius, tapi jangan sampai Anda sepelekan terutama sebagai perawatan bayi baru lahir.
Pada kasus yang berat, ruam popok bisa memicu infeksi dari jamur maupun bakteri yang hidup di kulit bayi.
Seberapa umum kondisi ini?
Apa saja tanda dan gejala ruam popok?
Gejala ruam popok pada bayi adalah kemerahan dan iritasi di bagian bokong dan selangkangan.
Gejala ini biasanya dimulai dengan bintik-bintik merah muda yang samar dan menonjol. Semakin lama, bintik-bintik tersebut akan membesar dan menutupi area yang tertutup popok jika tidak diobati.
Dalam kasus terburuk, kulit bayi bisa terlihat merah dan mulai mengelupas. Jika disentuh, lipatan kulit bisa terasa kasar dan bisa mengganggu jam tidur bayi.
Ketika mengalami kondisi tersebut, bayi rewel dan menangis, khususnya setelah buang air kecil atau besar atau ketika Anda mengganti popoknya karena kesakitan.
Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang gejalanya, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.
Kapan harus ke dokter?
- Gejalanya parah dan tidak biasa.
- Tidak kunjung membaik walaupun sudah diobati.
- Ruam menimbulkan bintik berisi cairan atau menimbulkan luka berdarah.
- Kesakitan saat bayi buang air besar dan kecil.
- Munculnya ruam disertai demam.
Apa penyebab ruam popok?
Ada beberapa penyebab ruam yang dialami si Kecil, misalnya gesekan atau iritasi. Berikut penjelasan seputar penyebab ruam pada si Kecil.
1. Iritasi dari kotoran
Mengutip dari Family Doctor, iritasi dari tinja atau urine karena memakai popok terlalu lama bisa menyebabkan ruam.
Kondisi popok yang lembap membuat kulit iritasi dan timbul bintik kemerahan. Bila si Kecil mengalami diare, kondisi ruam pada bayi semakin parah.
2. Gesekan
Munculnya ruam pada bokong atau selangkangan bayi disebabkan karena zat iritasi atau gesekan.
Kemudian, kulit yang sudah bermasalah ini dapat terinfeksi oleh jamur atau bakteri yang terperangkap oleh popok di kulit bayi yang sensitif.
Bahan seperti absorben sintetik dalam popok sekali pakai dan sabun bilas pembunuh kuman juga bisa menyebabkan iritasi.
3. Infeksi candida
Apa itu candida? Ini adalah infeksi jamur yang tumbuh secara cepat di tempat lembap dan hangat.
Ruam bisa timbul karena infeksi ini dan warnanya merah terang dengan bintik-bintik kecil di tepian.
4. Reaksi alergi
Pemakaian sabun mandi, detergen, pelembut pakaian, tisu bayi, sampai popok yang tidak cocok dengan kulit si Kecil bisa menimbulkan reaksi alergi pada bayi dan membuat iritasi kemerahan.
Segera hentikan pemakaian produk yang memicu kulit bayi kemerahan sebagai salah satu cara merawat kulit bayi.
Apa yang meningkatkan risiko bayi mengalami iritasi di popok?
Ruam di area selangkangan pada bayi adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.
1. Bayi memiliki kulit sensitif
Bayi yang memiliki penyakit dermatitis atopik atau dermatitis seboroik cenderung memiliki kulit yang lebih sensitif.
Kondisi ini mengakibatkan mereka lebih mudah mengalami iritasi dan ruam di kulitnya.
2. Menggunakan popok atau produk pembersih yang kurang tepat
Penggunaan popok bayi yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko bayi terkena kondisi ini. Ini bisa meliputi bahan popok yang terlalu kasar atau ukurannya yang terlalu ketat.
Popok yang kasar dan ketat dapat menimbulkan gesekan pada kulit bayi sehingga bisa menimbulkan iritasi dan infeksi.
Membiarkan bayi mengenakan popok terlalu lama dalam kondisi basah juga bisa meningkatkan risiko terjadinya ruam.
Ditambah dengan penggunaan sabun yang mengandung zat iritan, risiko terjadinya ruam pada kulit akan semakin meningkat.
3. Menggunakan antibiotik
Penggunaan antibiotik pada bayi dapat meningkatkan risiko terjadinya ruam di bokong dan selangkangan. Begitu juga jika ia menerima ASI dari ibu yang menggunakan antibiotik.
Hal ini terjadi karena antibiotik dapat membunuh bakteri yang mengendalikan pertumbuhan ragi (jamur).
Akibatnya, perkembangbiakkan jamur jadi tidak terkendali dan menimbulkan ruam dan infeksi.
4. Memulai MPASI
Bayi yang memasuki usia 6 bulan mulai mengenal makanan padat selain ASI. Hal ini akan mengubah isi dan jumlah feses maupun urine si Kecil.
Kulit bayi yang sensitif akan merespons perubahan ini dengan kemunculan ruam di sekitar bokong atau selangkangannya.
Bagaimana dokter mendiagnosis ruam popok pada bayi?
Ruam di bagian tubuh bayi yang sering dikenakan popok itu umum terjadi. Ketika sedang memandikan bayi, Anda biasanya akan bisa langsung melihat tanda-tandanya.
Saat melakukan pemeriksaan ke dokter, dokter pun dapat mendiagnosis kondisi ini dengan langsung melihat tanda-tandanya di bagian tubuh yang tertutup popok.
Dokter juga mungkin akan bertanya tentang merk popok, lotion, deterjen, dan perlengkapan perawatan lainnya yang bersinggungan dengan bayi Anda.
Produk perawatan yang tidak cocok dengan bayi bisa menjadi penyebab dari timbulnya kemerahan pada area popok si Kecil.
Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan lainnya untuk memastikan penyebab dari ruam popok. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Apa saja pilihan pengobatan untuk ruam popok?
Ada beberapa obat atau salep untuk mengatasi ruam popok yang bisa Anda gunakan, baik yang dengan maupun tanpa resep.
Berikut ini obat yang umum direkomendasikan untuk mengobati ruam popok.
- Salep yang mengandung zinc oxide.
- Salep hidrokortison.
- Krim antijamur, seperti golongan clotrimazole atau miconazole.
- Salep petroleum jelly untuk kulit bayi.
Meski beberapa obat dapat dibeli bebas, sebaiknya tetap gunakan obat sesuai arahan dokter maupun apoteker.
Agar lebih optimal, gunakan setelah kulit bayi dibersihkan dengan air agar salep dapat menahan air dan lebih efektif menjaga kelembapan kulit.
Apa pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ruam popok?
Walaupun termasuk masalah kulit ringan, Anda harus tahu cara mengatasi ruam popok yang tepat.
Jika tidak, ruam dapat semakin memburuk dan dapat mencetuskan infeksi yang menyebar ke area kulit lainnya.
Nah agar bayi Anda tidak lagi rewel karena gatal dan perihnya ruam popok, berikut cara mengobati kondisinya.
- Rutin memeriksa dan mengganti popok bayi. Begitu sudah mulai terasa agak basah atau penuh, segera ganti dengan yang baru.
- Oleskan krim atau gel untuk meredakan gejala, misalnya yang mengandung zinc oxide, witch hazel, aloe vera, atau calendula.
- Pilih popok yang cocok dengan kulit si Kecil. Segera ganti merek popok jika popok lama dicurigai menyebabkan iritasi.
- Pilih pakaian yang menyerap keringat dan tidak sempit.
- Longgarkan popok atau biarkan kulit bayi bebas tanpa popok selama 10 menit sebanyak tiga kali sehari.
- Hindari menggunakan produk perawatan kulit yang bisa menyebabkan iritasi, seperti fenol, salisilat, benzokain, hidrogen borat, dan diphenhydramine.
- Pakai obat yang sesuai resep dokter jika ruam disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.
Memilih perlengkapan bayi, seperti popok, pakaian, dan produk perawatan kulit, untuk si Kecil yang tepat dapat membantu mencegah terjadinya ruam popok.
Jika ruam popok tampak mengkhawatirkan, konsultasikan kepada dokter anak Anda untuk mendapat solusi yang tepat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]