Saat buah hati yang telah dinanti-nanti selama sembilan bulan lamanya lahir, kini saatnya Anda memasuki tahap menyusui. Akan tetapi, bagi beberapa ibu masa ini bisa terasa cukup menakutkan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Saat buah hati yang telah dinanti-nanti selama sembilan bulan lamanya lahir, kini saatnya Anda memasuki tahap menyusui. Akan tetapi, bagi beberapa ibu masa ini bisa terasa cukup menakutkan.
Mungkin Anda cemas bayi tidak bisa menyusui dengan lancar atau khawatir bila jumlah air susu ibu (ASI) tidak begitu banyak. Sebenarnya, cara menyusui bayi yang benar itu tidak sulit untuk diterapkan baik saat bayi baru lahir maupun sudah berusia beberapa bulan.
Ya, memberikan ASI, termasuk ASI eksklusif, pada dasarnya tidak sesulit yang mungkin ada di bayangan Anda. Pasalnya, begitu bayi lahir, ia sudah memiliki kemampuan untuk mengisap susu dan makan secara mandiri.
Nah, langsung saja, simak panduan menyusui berikut ini supaya Anda paham mengenai cara atau teknik yang benar.
Menyusui bisa dilakukan sejak bayi baru lahir atau dikenal dengan nama inisiasi menyusui dini (IMD).
Pemberian air susu ibu (ASI) sejak bayi baru lahir ini idealnya terus dilanjutkan tanpa tambahan makanan dan minuman apapun alias ASI eksklusif.
Ini karena ada banyak manfaat ASI baik bagi bayi maupun ibu. Manfaat ASI untuk bayi di antaranya memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan kecerdasan, menjaga sistem imun bayi, dan lainnya.
Sementara untuk ibu, manfaat ASI mencakup mempercepat penyembuhan setelah melahirkan, mencegah ibu terserang penyakit, dan lain sebagainya.
Di samping manfaat, ada juga beragam mitos ibu menyusui dan tantangan menyusui.
Meski bayi dianjurkan menyusu ASI selama enam bulan, pemberian ASI campur susu formula (sufor) juga bisa dilakukan tergantung kondisinya.
Namun, bukan berarti Anda bisa mencampurkan ASI dan sufor ke dalam satu botol yang sama. Anda bisa memberikan ASI yang diselingi dengan sufor secara bergantian.
Bila bayi mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan, di bulan selanjutnya ia tetap bisa memperoleh ASI dan sufor bersamaan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) bayi.
Untuk bisa menyusui dengan benar, Anda dituntut agar bisa mempersiapkan segalanya dengan baik. Bahkan, menerapkan menyusui dengan cara atau teknik yang benar sebaiknya dilakukan sebelum Anda memulainya.
Saat masih mengandung bayi, sebenarnya Anda sudah mulai bisa mempersiapkan segala sesuatunya agar bisa menyusu dengan lancar nantinya.
Begini cara mempersiapkan proses menyusu saat masa kehamilan:
Persiapan jauh-jauh hari ini tentu sedikit banyak akan membantu diri Anda lebih siap sehingga bisa menyusui dengan cara yang benar.
Setelah bayi baru lahir, ini saat yang tepat untuk menerapkan segala hal yang sudah Anda pelajari tentang cara menyusui.
Dengan begitu, Anda tidak merasa kaget karena sedikit banyak sudah cukup memahami mengenai cara menyusui yang benar.
Sebaiknya jangan ada yang terlewatkan karena mempersiapkan segala halnya dengan baik tepat bisa menjadi salah satu indikator keberhasilan menyusui.
Berikut persiapan yang sebaiknya Anda lakukan:
Dokter maupun tim medis biasanya memang akan langsung meletakkan bayi di atas perut Anda untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
Selain bertujuan agar terjadi interaksi langsung antara kulit Anda dan bayi alias skin to skin contact, prosedur IMD juga akan membantu bayi agar bisa mencari puting payudara Anda dengan sendirinya.
Let down reflex adalah refleks yang membantu melancarkan keluarnya ASI saat menyusui. Keberhasilan let down reflex bisa membantu memenuhi kebutuhan ASI bayi.
Let-down reflex adalah proses yang dapat terjadi secara alami bila Anda menyusui bayi dengan benar. Proses let-down reflex dimulai dari isapan bayi pada payudara ibu.
Isapan bayi ini kemudian merangsang saraf-saraf yang ada pada puting ibu. Saraf-saraf ini kemudian menyebabkan hormon prolaktin dan oksitosin dilepaskan ke aliran darah ibu.
Hormon prolaktin bereaksi terhadap jaringan penghasil ASI di payusara Anda, sementara hormon oksitosin berfungsi mendorong otot-otot kecil di sekitar sel penghasil ASI agar berkontraksi.
Kontraksi ini menyebabkan payudara mendorong ASI keluar. Jika let-down reflex tidak bekerja dengan baik dapat menyebabkan masalah saat menyusui.
Agar bisa menyusui dengan cara yang benar, sebenarnya Anda tidak perlu mengencangkan puting terlebih dahulu.
Ini karena perubahan hormon yang meningkat selama kehamilan akan membantu membuat puting susu lebih mudah diisap bayi saat masa menyusui tiba.
Anda juga tidak perlu memakai krim untuk melembut area areola payudara atau area gelap berwarna kecokelatan yang mengelilingi puting.
Areola akan memproduksi minyak secara alami yang berbau seperti air ketuban dan berfungsi untuk membantu melumasi puting payudara.
Dengan begitu, bayi bisa menyusu dengan lebih mudah dan tidak merasa asing dengan aromanya.
Khususnya selama melakukan IMD, aroma air ketuban yang diproduksi oleh areola ini akan semakin memudahkan bayi untuk mencari puting susu Anda.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemberian ASI dapat dimulai langsung setelah proses melahirkan selesai atau IMD.
Proses IMD mungkin memakan waktu yang tidak sebentar karena menunggu sampai bayi menemukan puting ibu dengan sendirinya untuk mulai menyusu.
Dengan begitu, bayi bisa mulai segera menyusu langsung melalui payudara setelah dilahirkan.
Dokter dan tim medis juga tidak akan memberikan bayi air putih, susu formula, maupun cairan lainnya.
Terkecuali jika pemberian berbagai hal tersebut memang diperlukan karena kondisi medis yang dialami bayi.
Jika keseluruhan proses IMD sudah dilakukan, artinya Anda bisa menyusui bayi dengan langsung menggendong dan mengarahkan bibir bayi pada puting payudara.
Cara atau teknik yang benar ini akan terus Anda lakukan di sesi menyusui selanjutnya dalam beberapa bulan ke depan, terutama selama masa pemberian ASI eksklusif.
Cara menyusui bayi yang baik dan benar bisa Anda lakukan dengan menerapkan beberapa aturan, yakni:
Sebelum mulai menyusui, penting untuk menempatkan bayi pada posisi perlekatan yang tepat (latch on).
Latch on bertujuan supaya tidak muncul rasa sakit atau tidak nyaman dan bayi bisa menyusu dengan lancar.
Ini karena posisi menyusui yang tepat antara mulut bayi dengan puting payudara bisa menimbulkan rasa tidak nyaman yang berujung pada nyeri dan sakit.
Alhasil, timbullah berbagai masalah ibu menyusui. Untuk melakukannya, berikut tahapan perlekatan saat menyusui (latch on) yang tepat pada bayi:
Setelah perletakan (latch on) dilakukan dengan baik, kini bayi bisa mulai menyusu.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut ini tanda perlekatan Anda sudah benar:
Ketika semua persiapan telah Anda lakukan dan paham mengenai cara latch on, kini masuk ke saat utama untuk menyusui bayi yang benar.
Secara keseluruhan, berikut ini cara agar dapat menyusui dengan baik dan benar:
Ingat, tindakan menyusu secara bergantian dapat mencegah payudara yang belum dikeluarkan ASI-nya menjadi nyeri karena penuh terisi oleh ASI.
Sebaliknya, menyusui dengan cara atau teknik yang benar harus dilakukan dengan bergantian menggunakan kedua sisi payudara.
Biasanya, bayi tidak cukup menyusu hanya pada satu payudara. Jika masih menunjukkan tanda lapar, bayi akan terlihat masih ingin menyusu.
Untuk memastikan dengan benar kalau bayi masih ingin menyusui, berbagai cara yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Bayi yang merasa telah cukup menyusu biasanya akan berhenti atau tertidur dengan sendirinya. Di saat inilah Anda bisa melepaskan puting susu dari mulut bayi.
Nah, semua cara menyusui bayi yang benar tersebut berlaku sejak ia baru lahir sampai akhir masa menyusui.
Bahkan, ketika di situasi apa saja, misalnya saat sedang menjalani liburan, cara menyusui bayi tersebut tetap bisa diterapkan.
Cara menyusui bayi yang benar tersebut juga berlaku bagi Anda yang memiliki bayi kembar maupun dua anak sekaligus yang masih menyusui (tandem nursing).
Tandem nursing adalah proses menyusui dua anak sekaligus yakni kakak dan adik dalam waktu yang bersamaan.
Hal ini bisa terjadi karena jarak kehamilan cukup dekat sehingga Anda sudah melahirkan sang adik meski masih menyusui kakaknya.
Jadi, tidak peduli sedang di rumah, saat liburan, memiliki bayi kembar, bayi lahir caesar, maupun menyusui dua anak di usia berbeda (tandem nursing), cara tersebut tetap bisa Anda terapkan.
Meski bayi sudah selesai menyusu, tapi tugas Anda dalam menerapkan cara menyusui yang benar belum selesai sampai di sini saja.
Setelah bayi merasa kenyang, ada baiknya Anda menepuk-nepuk punggung bayi secara perlahan.
Hal ini bertujuan agar bayi mengeluarkan kelebihan udara dengan cara sendawa setelah menyusui.
Pasalnya, jika udara tersebut ada di dalam perut bayi terlalu lama, tentu bisa menimbulkan rasa tidak nyaman.
Bahkan, bayi bisa merasa begah dan sangat kekenyangan sehingga cenderung malas untuk menyusu lagi di waktu selanjutnya.
Itu sebabnya, bersendawa bisa membantu mengeluarkan kelebihan udara tersebut guna memberikan ruang di dalam perut bayi agar bisa meminum lebih banyak ASI.
Bersendawa juga membantu mengeluarkan kelebihan udara. Namun, tidak semua bayi perlu bersendawa.
Ada beberapa bayi yang tidak menelan terlalu banyak udara selama menyusu sehingga tidak perlu bersendawa.
Akan tetapi, jika jumlah ASI yang diminum bayi cukup banyak kemungkinan bayi sudah menelan sejumlah udara.
Dalam kondisi ini, usahakan untuk membuat bayi bersendawa setelahnya sebagai cara menyusui yang benar.
Perhatikan juga saat bayi tampak rewel selama menyusu dan sering berhenti di tengah-tengah isapannya.
Kondisi ini menandakan bayi tidak nyaman karena ada cukup banyak angin di dalam perutnya.
Bagi bayi yang menyusu dari kedua sisi payudara, Anda bisa membantu bayi untuk bersendawa saat pergantian payudara.
Sementara jika hanya satu payudara yang dipakai untuk menyusu, bayi dapat bersendawa di akhir setelah ia merasa kenyang.
Selain memastikan cara menyusui bayi yang Anda lakukan sudah benar dan sesuai pedoman, ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan.
Hal ini bertujuan agar proses serta cara menyusui bayi yang benar berjalan dengan lancar dan terasa begitu bermakna.
Berikut beberapa poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
Jika bayi sudah selesai menyusu tetapi ASI masih menumpuk di dalam payudara, sebaiknya pompa ASI dan kemudian simpan ASI.
Usahakan Anda menerapkan cara menyimpan ASI yang benar sehingga awet untuk jangka waktu tertentu.
Perhatikan juga jadwal menyusui bayi agar pemberian ASI lebih optimal.
Setelah mengetahui beragam hal yang sebaiknya dilakukan sebelum, selama, dan setelah menyusui, artinya Anda telah menerapkan cara yang benar.
Jika ada pertanyaan maupun keluhan lebih lanjut terkait cara menyusui bayi yang benar, silakan konsultasikan lebih lanjut dengan dokter Anda.
Bila masa pemberian ASI sudah selesai, Anda dapat menerapkan cara menyapih anak untuk menghentikan pemberian ASI.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar