backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Jenis Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

    Berbagai Jenis Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak

    Pertumbuhan dan perkembangan anak balita memang berbeda-beda. Akan tetapi, beberapa masalah atau perubahan yang tidak wajar bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak, bahkan hingga jangka panjang. Sebagai orangtua, penting untuk mengetahui berbagai jenis masalah tumbuh kembang anak.

    Berbagai jenis gangguan tumbuh kembang pada anak

    Ada beberapa jenis gangguan perkembangan yang terjadi pada anak.

    Penting bagi orangtua untuk mengetahui masalah tumbuh kembang anak yang paling umum terjadi, berikut jenisnya.

    1. Gangguan spektrum autisme

    diagnosis autisme

    Mengutip dari Mayo Clinic, kondisi gangguan spektrum autisme (GSA) adalah masalah pada perkembangan otak yang berdampak pada kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak.

    Gejala gangguan spektrum autisme biasanya muncul di awal masa tumbuh kembang anak. 

    Anak terlihat seperti hidup di dunianya sendiri sehingga susah mengembangkan hubungan dengan orang lain di sekitarnya.

    Ada beberapa jenis gangguan tumbuh kembang yang menyertai anak autisme, antara lain sebagai berikut.

    • Gangguan perkembangan bahasa dan komunikasi sehingga membuat anak terlambat bicara, kesulitan menyusun kalimat, atau pengucapannya tidak lazim.
    • Gangguan perkembangan sosial sehingga ia sulit menjalin pertemanan, berinteraksi, dan memahami perasaan orang lain.
    • Gangguan perilaku sehingga membuatnya sering berperilaku aneh seperti berputar-putar, mengayun-ayunkan tubuh, atau membentur-benturkan kepala.
    • Gangguan sensori (panca indera) sehingga ia mungkin terlalu sensitif terhadap suara, sentuhan, aroma, dan rasa makanan tertentu.

    Keturunan autisme dalam keluarga, masalah otak, jenis kelamin anak, atau usia orangtua ketika anak lahir dapat memicu munculnya autisme. Sayangnya, autisme merupakan kelainan seumur hidup.

    Namun, jika dideteksi secepat mungkin Anda bisa membantu anak menyesuaikan diri supaya bisa hidup lebih mandiri dan berkualitas. 

    2. Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD)

    ADHD adalah

    Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah salah satu gangguan tumbuh kembang anak yang sifatnya kronis dan paling sering terjadi.

    Memiliki ADHD berarti otak tidak bekerja sebagaimana mestinya. Gangguan ini biasanya muncul selama masa kanak-kanak dan bertahan hingga masa dewasa.

    Gejala ADHD pada anak biasanya mulai timbul sebelum usia 12 tahun. Pada beberapa anak, gejala bisa tampak di usia tiga tahun.

    Gejala gangguan pada anak ini bisa berkisar dari ringan hingga berat dan bisa berbeda antara laki-laki dan perempuan.

    Anak-anak penderita ADHD mungkin menunjukkan tanda-tanda berikut ini, mengutip dari Center for Disease Control and Prevention (CDC).

    • Terlalu banyak bicara.
    • Sulit untuk mengatur aktivitas.
    • Sulit untuk tetap fokus.
    • Lupa untuk melakukan hal-hal tertentu.
    • Tidak sabar menunggu gilirannya.
    • Sering melamun.
    • Sering kehilangan barang.
    • Berlarian di saat yang tidak tepat.
    • Lebih suka menyendiri.
    • Sulit diberi tahu atau mengikuti arahan dari orang lain.
    • Sulit untuk bermain dengan tenang.

    Beberapa hal yang dapat memicu ADHD pada anak seperti:

    Meskipun tidak dapat menyembuhkan ADHD, pengobatan bisa meringankan gejalanya.

    3. Gangguan kecemasan

    dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja

    Gangguan kecemasan menyebabkan anak memiliki rasa takut berlebihan pada hal-hal yang tidak lazim. Anak juga mungkin selalu merasa cemas dan tertekan pada situasi normal.

    Anak-anak penderita gangguan tumbuh kembang dalam hal kecemasan bisa mengalami ketakutan yang begitu dahsyat dan tiba-tiba muncul tanpa peringatan.

    Sebagai contoh gangguan pada anak adalah gangguan obsesif-kompulsif, yakni orang terus mengalami pemikiran dan perilaku yang seolah terobsesi dan mereka tidak dapat berhenti.

    4. Gangguan belajar

    disgrafia, gangguan belajar anak susah menulis

    Bila anak kesulitan memahami materi pelajaran tertentu meskipun sudah diajari berulang-ulang, bisa jadi ia sebenarnya mengalami gangguan belajar.

    Gangguan belajar atau learning disability termasuk gangguan tumbuh kembang anak yang memengaruhi area kecerdasan tertentu.

    Beberapa contoh gangguan belajar seperti:

    • anak kesulitan membedakan kanan atau kiri, 
    • tidak mampu mengurutkan angka atau huruf dengan benar padahal sudah diajarkan di kelas sebelumnya,
    • sulit mengenali pola, membedakan bentuk, dan mengurutkan ukuran benda.
    • sulit memahami dan mengikuti instruksi,
    • sulit mengingat apa yang baru saja ia tulis atau ucapkan,
    • tidak mampu mengkoordinasikan tubuhnya dengan baik saat bergerak,
    • sulit mengerjakan tugas-tugas keterampilan seperti menulis, menggambar, atau menggunting, serta
    • sulit memahami konsep waktu.

    Meski mengalami kesulitan di bidang pembelajaran tertentu, anak dengan kondisi ini umumnya memiliki kecerdasan intelektual yang normal dan motivasi belajar yang baik.

    Beberapa kondisi yang termasuk ke dalam gangguan belajar yaitu disleksia (kesulitan membaca), diskalkulia (kesulitan menghitung), dan disgrafia (kesulitan menulis).

    5. Central auditory processing disorder (CAPD)

    gangguan pendengaran anak
    Sumber: Mom Junction

    Auditory processing disorder (APD) disebut juga gangguan proses auditori adalah masalah pendengaran yang timbul saat otak tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

    APD dapat mengenai orang di segala usia, tetapi biasanya gangguan pendengaran ini dimulai sejak masih kecil dan termasuk ke dalam gangguan tumbuh kembang anak.

    Melansir dari NHS, anak-anak penderita APD menunjukkan masalah jelas sejak usia dini.

    Mereka bisa mengalami kesulitan merespon terhadap suara, menikmati musik, memahami percakapan, mengingat petunjuk, berkonsentrasi, dan membaca/mengeja.

    APD bisa terjadi setelah masalah pendengaran yang berkepanjangan, atau kerusakan pada otak seperti cedera kepala, tumor otak, atau stroke. APD juga bisa diturunkan dalam keluarga.

    Meskipun tidak ada obat penyembuh untuk APD, anak-anak bisa merasa lebih baik seiring waktu sebagaimana mereka belajar untuk mengatasi kondisinya.

    6. Cerebral palsy

    cerebral palsy gangguan tumbuh kembang anak

    Cerebral palsy adalah kondisi dimana anak-anak memiliki kesulitan dalam perkembangan motorik anak untuk bergerak dan mempertahankan keseimbangan dan postur.

    Gejala gangguan tumbuh kembang anak dalam hal cerebral palsy biasanya muncul selama masa taman kanak-kanak atau balita.

    Anak-anak dengan bisa mengalami:

    • kekurangan koordinasi otot,
    • kekakuan otot,
    • gerakan yang lambat,
    • sulit berjalan,
    • keterlambatan perkembangan berbicara atau sulit bicara,
    • kejang, dan
    • sulit makan.

    Mereka juga bisa mengalami sulit menelan dan menggenggam benda-benda seperti sendok atau krayon.

    Dalam beberapa kasus, mereka bisa memiliki penyakit mulut, kondisi kesehatan mental, dan sulit mendengar atau melihat.

    Masalah tumbuh kembang anak yang sifatnya serius ini bisa disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak saat masih dalam masa perkembangan.

    Anak-anak penderita cerebral palsy membutuhan perawatan jangka panjang.

    Obat-obatan dan terapi digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan fungsional mereka, meredakan nyeri, dan mencegah komplikasi.

    7. Conduct disorder

    gangguan emosional dan perilaku

    Dikutip dari Medline Plus, conduct disorder adalah gangguan perilaku dan emosi yang terjadi pada anak-anak dan remaja.

    Sebenarnya gangguan emosi wajar terjadi pada anak dan remaja dan tidak mengganggu tumbuh kembang.

    Namun, gangguan pada anak ini bisa dianggap sebagai conduct disorder jika berlangsung dalam waktu lama dan mengganggu kehidupan sehari-hari anak dan keluarganya.

    Gejala conduct disorder bisa bervariasi, termasuk perilaku-perilaku berikut.

    • Perilaku agresif terhadap hewan atau orang lain seperti berkelahi, bullying, menggunakan senjata, atau memaksa orang lain untuk melakukan aktivitas seksual.
    • Menggunakan alkohol atau narkoba.
    • Mencuri.
    • Memiliki rasa percaya diri yang rendah.
    • Mudah marah.
    • Melanggar peraturan.

    Gangguan emosional dan perilaku ini ada hubungannya beberapa hal seperti:

    • status sosial ekonomi yang rendah,
    • kehidupan keluarga kurang harmonis,
    • kekerasan pada masa kanak-kanak,
    • cacat bawaan,
    • gangguan kecemasan, dan
    • gangguan mood dari anggota keluarga dekat.

    Pengobatan untuk jenis gangguan tumbuh kembang anak ini bisa berhasil jika dimulai sejak dini.

    Baik anak-anak dan keluarganya harus terlibat. Pengobatan ini biasanya terdiri dari obat-obatan dan terapi psikologi.

    Obat-obatan bertujuan untuk mengobati beberapa gejala, serta penyakit mental lainnya seperti ADHD.

    Terapi atau konseling psikologi dalam membantu untuk mengekspresikan dan mengendalikan gejolak emosi seperti amarah. Orangtua juga bisa belajar cara membantu anak mengatasi masalah perilakunya.

    8. Keterbelakangan intelektual

    gangguan tumbuh kembang anak

    Menurut situs CDC, keterbelakangan intelektual adalah kondisi yang ditandai dengan keterbatasan anak dalam mencapai tingkat kecerdasan dan keterampilan hidup sesuai yang diharapkan.

    Gangguan tumbuh kembang anak ini juga dikenal dengan istilah retardasi mental atau keterbelakangan mental.

    Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai masalah yang terjadi sebelum ia berusia 18 tahun atau bahkan sebelum lahir.

    Di antara penyebabnya seperti cedera, penyakit tertentu, atau gangguan pada otak. Namun, banyak pula kasus yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti.

    Beberapa masalah tumbuh kembang lain yang anak alami juga bisa menyebabkan keterbelakangan intelektual, seperti Down syndrome, fragile X syndrome, cacat lahir, dan infeksi dalam kandungan.

    Beragam cara menghadapi anak dengan gangguan tumbuh kembang

    terapi anak down syndrome

    Menghadapi anak yang memiliki masalah tumbuh kembang membutuhkan usaha yang ekstra. Mood atau suasana hatinya bisa berubah-ubah dan kadang sulit dimengerti. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan.

    1. Jauhkan dari gangguan

    Hal-hal kecil yang mungkin tanpa disadari dapat mengalihkan perhatian dan mengganggu konsentrasi anak dengan gangguan tumbuh kembang.

    Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk mengatur suasana nyaman di sekitarnya, terutama saat anak Anda sedang mengerjakan PR atau bahkan belajar untuk persiapan ujian.

    Hindari memaksanya untuk duduk tenang karena hal ini justru akan membuat ia semakin gelisah. Anda bisa mengurangi gangguan di sekitarn yang membantunya lebih fokus.

    Sebagai contoh, menempatkan si kecil jauh dari area pintu, jendela, dan segala hal yang jadi sumber kebisingan.

    2. Atur pola hidup yang terstruktur

    Anak dengan kondisi khusus membutuhkan perintah yang jelas dan sebuah pola terstruktur untuk diikuti.

    Oleh karena itu, buatlah rutinitas yang sederhana dan terjadwal di rumah. Sebagai contoh, menentukan kapan waktunya untuk makan, sikat gigi, belajar, bermain, dan bahkan tidur.

    Rutinitas yang terencana membuat otak si kecil akan belajar menerima sesuatu yang lebih terstruktur. Diharapkan ini akan membuatnya lebih tenang dan fokus untuk melakukan sesuatu.

    3. Membuat peraturan yang jelas dan konsisten

    Beberapa orang tua memang memiliki caranya sendiri untuk mendidik anak. Ada yang mungkin menetapkan banyak peraturan, ada pula yang lebih santai.

    Namun sayangnya, anak dengan masalah tumbuh kembang tidak bisa dididik dengan cara yang santai.

    Mereka umumnya membutuhkan peraturan yang jelas dan konsisten. Itu sebabnya, penting untuk menerapkan disipilin positif dan sederhana di rumah.

    Jangan lupa berlakukan sistem hukuman dan hadiah. Berikan pujian ketika si kecil memahami dan menuruti peraturan serta perintah yang Anda berikan.

    Tunjukanlah bagaimana perilaku baiknya tersebut mengarah pada hasil yang positif. Namun, ketika anak melanggar aturan tersebut, jangan lupa berikan konsekuensi dengan alasan yang jelas.

    4. Kendalikan emosi orangtua

    Anak dengan gangguan tumbuh kembang sering kali membuat Anda kesal.

    Ia bisa menunjukkan perasaan dengan sangat jelas dan gamblang, entah itu kegembiraan atau ledakan kemarahan secara tiba-tiba saat suasana hatinya memburuk.

    Meski begitu, Anda disarankan untuk tetap tenang dan sabar. Hindari membentak dan memberikan hukuman fisik pada anak.

    Ingat, Anda ingin mengajarkan mereka untuk lebih tenang dan tidak agresif, kedua hal tersebut justru akan membuat kemarahan si kecil semakin tidak terkendali.

    Anda dapat mendinginkan kepalanya dengan mengajarkan teknik pernapasan sederhana, yaitu mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan selama beberapa kali sampai ia merasa tenang.

    5. Perhatikan makanan yang dikonsumsi

    Pada beberapa kasus, seperti anak hiperaktif, mengonsumsi gula bisa menyebabkan kondisi anak lebih parah, padahal tidak demikian.

    Pasalnya, sampai saat ini belum ada penelitian yang terbukti secara ilmiah bahwa gula bisa menyebabkan seseorang jadi hiperaktif.

    Meski begitu, konsumsi gula memang sedikit banyak bisa mempengaruhi perilaku seseorang.

    Gula merupakan karbohidrat sederhana yang mudah diserap oleh tubuh dan bisa membuat peningkatan serta penurunan kadar darah dalam tubuh dengan cepat.

    Pada anak, penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba ini dapat mengakibatkan ia menjadi rewel karena tubuh seolah-olah kekurangan energi dan sel-sel tubuh kelaparan.

    Hal inilah yang justru membuat perilaku dan suasana hati si kecil menjadi tidak stabil.

    Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi si kecil sehari-sehari.

    Penuhi asupan nutrisinya dengan gizi yang seimbang dari buah dan sayuran. Selain itu, hindari pula makanan olahan pada anak.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan