Secara alami, tubuh ibu dapat memproduksi air susu (ASI) yang mengandung banyak nutrisi penting. Sudah bukan rahasia lagi kalau ASI memiliki banyak manfaat untuk bayi dan menjadi makanan paling sempurna. Tidak ada makanan yang bisa menandingi kesempurnaan dari ASI. Namun, apakah ibu tahu bagaimana cara ASI dibuat? Mari simak ulasan berikut ini.
Cara ASI dibuat
Tahukah ibu, tubuh sudah siap untuk menyusui bayi sebelum bayi lahir? Selama masa kehamilan, kondisi payudara ibu berubah.
Ibu hamil akan merasakan payudara yang lebih kencang, penuh, dan sensitif. Puting payudara juga lebih menonjol dan ukurannya bertambah besar.
Bahkan, warna puting dan areola (daerah sekitar puting) juga menjadi lebih gelap. Itu adalah fase awal tubuh menyiapkan untuk memproduksi ASI.
Mengutip dari WIC Breastfeeding Support, cara ASI dibuat mulai dari kumpulan sel bernama alveoli yang ada dalam payudara.
Alveoli memiliki bentuk seperti anggur dengan banyak bintik-bintik yang berkumpul. Peningkatan hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan memicu alveoli untuk membuat susu pada payudara.
Hormon yang muncul saat kehamilan menyebabkan saluran susu berkembang dalam ukuran maupun jumlah.
Setelah berhasil membuat susu, alveoli memerasnya dan menyalurkan ke dalam saluran susu bernama duktus yang banyak percabangan seperti jalan raya.
Saluran duktus ini membuat ASI bisa keluar melalui puting saat bayi sudah lahir nanti. Namun terkadang, ASI sudah keluar saat ibu masih mengandung. Biasanya terjadi saat trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Ini membuat ibu yang melahirkan bayi prematur (kurang dari usia 37 minggu), bisa menyusui si kecil.
Cara ASI dibuat saat bayi sudah lahir
Cara ASI dibuat tidak berhenti saat kehamilan, bahkan produksi ASI meningkat drastis saat ibu melahirkan bayi. Baik dengan proses kelahiran normal (pervaginam) atau operasi caesar.
Tubuh ibu mulai memproduksi ASI secara penuh dalam waktu 48-96 jam setelah melahirkan.
Mengutip dari Australian Breastfeeding Association, hormon progesteron dan estrogen akan berkurang saat ari-ari bayi atau plasenta sudah keluar dari tubuh ibu.
Kondisi tersebut akan merangsang kadar hormon prolaktin meningkat. Hormon prolaktin adalah hormon yang merangsang tubuh ibu untuk membuat ASI.
Hormon prolaktin mendorong alveoli sebagai tempat untuk memproduksi ASI untuk mengambil protein, gula, dan lemak dari darah ibu.
Semua bahan ini kemudian tubuh gunakan untuk membuat ASI. Jaringan-jaringan yang mengelilingi alveoli kemudian memerah kelenjar dan mendorong ASI keluar payudara ibu.
Apakah proses pembuatan ASI berhenti sampai di sini? Tentu tidak. Di sisi lain, respon otak ibu juga berperan penting dalam proses cara ASI dibuat.
Saat bayi mengisap puting ibu yang memiliki banyak saraf, otak memberi sinyal untuk melepaskan hormon prolaktin dan oksitosin.
Prolaktin memicu alveoli membuat susu, sedangkan oksitosin membantu otot sekitar alveoli mengeluarkan ASI.
Semua proses ini adalah let-down reflex. Saat sudah terjadi let-down reflex, ibu mungkin akan mengalami beberapa hal berikut.
- Bayi aktif mengisap payudara dan menelan ASI (bayi puas setelah menyusu).
- ASI menetes dari payudara satunya saat ibu sedang menyusui bayi.
- Ibu merasa payudara seperti kesemutan dan sangat penuh setelah satu minggu pertama menyusui.
- Ibu menyusui akan merasa haus dan lapar.
Let down reflex bisa terjadi tidak hanya saat ibu menyusui bayi. Ibu bisa merasakannya saat mengingat si kecil atau melihat bayi lain.
Mengutip dari Stanford Children’s Health, produksi ASI ibu akan mengalami peningkatan saat usia bayi 3-5 hari.
Ibu tetap mengalami peningkatan tersebut, meski belum bisa menyusui dengan baik.
Perlu kerjasama dalam memproduksi ASI
Dalam proses dan cara asi dibuat, tidak hanya membutuhkan peran ibu, tetapi bayi, ayah dan lingkungan sekitar juga bisa mempengaruhi produksi ASI.
Isapan bayi saat menyusui berperan dalam proses pembuatan ASI. ini karena hormon oksitosin dan prolaktin pada tubuh ibu terangsang oleh isapan mulut bayi pada payudara.
Sementara peran lingkungan dan ayah adalah menciptakan kenyamanan untuk ibu saat menyusui. Pasalnya, menyusui saat bayi baru lahir adalah fase yang tidak mudah untuk ibu.
Tidak sedikit ibu yang mengalami masalah-masalah menyusui, seperti mastitis, produksi ASI sedikit, atau kondisi puting ibu yang datar.
Bila lingkungan tidak menciptakan kenyamanan, bukan tidak mungkin ibu bisa mengalami baby blues atau depresi postpartum.
[embed-health-tool-vaccination-tool]