Kondisi tubuh masing-masing orang tidak selalu sama. Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik untuk kondisi yang Anda alami.
Apa penyebab mastitis laktasi?

Penyebab mastitis bisa dikarenakan adanya infeksi yang menyerang saluran payudara maupun tanpa infeksi.
Berikut adalah beberapa hal penyebab mastitis yang rentan dialami oleh ibu menyusui.
1. Saluran susu tersumbat
Sebelum dikeluarkan oleh puting, ASI melalui proses panjang terlebih dahulu sampai akhirnya bisa memberikan bayi dan ibu manfaat ASI.
ASI yang dihasilkan oleh kelenjar payudara, termasuk ASI eksklusif, kemudian dialirkan oleh saluran ASI sampai bermuara di tempat terakhir yakni puting susu.
Sayangnya, saluran ASI tidak selalu lancar. Dalam kondisi tertentu, saluran tersebut bisa tersumbat sehingga menyebabkan ASI menumpuk di dalam payudara.
Semakin banyak jumlah ASI yang menumpuk, akan semakin tinggi tekanan yang diberikan hingga akhirnya timbul peradangan.
Adanya sumbatan pada saluran susu sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa hal berikut.
- Pelekatan bayi (latch on) yang tidak tepat pada payudara, yang bisa dipengaruhi oleh masalah bayi saat menyusui seperti tongue-tie atau kelainan pada lidah.
- Terbiasa menyusu di salah satu payudara saja. Produksi ASI yang terus dilakukan oleh kelenjar susu tidak keluar dari dalam payudara karena tidak diisap bayi hingga kemudian tersumbat.
- Payudara yang tidak sepenuhnya kosong saat menyusui.
2. Infeksi bakteri
Jika saluran susu tersumbat tidak melibatkan bakteri, penyebab mastitis karena infeksi dipicu oleh hadirnya bakteri.
Bakteri memang umum ada di kulit setiap orang, tapi sebenarnya tidak berbahaya. Ketika bakteri tersebut masuk menembus kulit, kemungkinan bisa menyebabkan timbulnya infeksi.
Infeksi bakteri yang menjadi penyebab mastitis bisa masuk ke jaringan payudara karena kulit pada areola atau area sekitar puting mengalami kerusakan atau timbul luka.
Kerusakan puting maupun areola yang menjadi penyebab mastitis bisa dikarenakan isapan bayi yang tidak tepat selama menyusu atau penggunaan pompa ASI pada posisi yang salah.
Bukan itu saja, bakteri yang menjadi penyebab mastitis juga bisa berpindah dari mulut bayi yang nantinya mengisap puting payudara Anda, terlebih jika ada luka dan celah pada puting.
Akibatnya, bakteri bisa dengan mudah masuk dan memicu infeksi di saluran susu. Di sisi lain, ASI yang tersumbat di dalam saluran susu juga dapat mengakibatkan infeksi.
3. Penyebab lainnya
Selain karena adanya sumbatan pada saluran susu dan infeksi bakteri, ada hal lain yang bisa menjadi penyebab mastitis.
Seperti yang sempat dijelaskan di awal, ada kemungkinan mastitis bisa dialami oleh wanita yang sedang tidak menyusui.
Bagi wanita yang belum melahirkan dan menyusui, kondisi ini disebut sebagai mastitis periductal.
Penyebab mastitis periductal bisa karena adanya infeksi pada payudara. Infeksi ini diawali oleh munculnya peradangan kronis pada bagian bawah puting.
Akibatnya, puting bisa terluka, sakit, atau menimbulkan celah yang memudahkan bakteri untuk masuk ke dalamnya.
Biasanya, mastitis periductal ini terjadi pada wanita usia 20—30 tahun. Sementara mastitis yang dialami oleh wanita yang memasuki atau sudah menopause dikenal dengan nama mastitis ektasia duktus.
Ini dikarenakan saluran yang terletak di dalam puting menjadi lebih lebar dan lebih pendek seiring bertambahnya usia.
Meski sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, mastitis ekstasia duktus adalah kondisi yang berisiko menimbulkan iritasi dan melukai lapisan pada saluran payudara.
Apa yang meningkatkan risiko untuk terkena infeksi ini?

Mastitis adalah kondisi yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, yaitu sebagai berikut.
- Pernah mengalami mastitis sebelumnya.
- Sedang dalam masa menyusui selama beberapa minggu pertama pasca melahirkan.
- Puting payudara sakit dan terluka seperti pecah-pecah.
- Sering menggunakan bra yang terlalu ketat.
- Memberikan tekanan berlebih pada payudara, seperti menggunakan sabuk pengaman terlalu kencang atau membawa tas berat sehingga menghambat aliran ASI.
- Stres dan kelelahan parah.
- Asupan zat gizi harian yang kurang memadai.
- Merokok.
- Selalu menggunakan satu posisi menyusui bayi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar