Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Navigation

Retardasi Mental (Keterbelakangan Mental)

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/10/2022

Retardasi Mental (Keterbelakangan Mental)

Definisi retardasi mental

Apa itu retardasi mental?

Retardasi mental (mental retardation) adalah kondisi ketika kecerdasan atau kemampuan mental seseorang berada di bawah rata-rata, disertai dengan kurangnya keterampilan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Lebih lanjut, seseorang dengan kondisi yang sering disebut sebagai keterbelakangan mental ini memiliki keterbatasan dalam dua bidang, yaitu:

  • Fungsi intelektual. Juga dikenal dengan IQ, yaitu kemampuan untuk belajar, berpikir, mengambil keputusan dan memecahkan masalah.
  • Perilaku adaptif. Hal ini adalah keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti berkomunikasi dengan efektif, berinteraksi dengan orang lain dan merawat diri.

Adapun tingkat keterbatasan tersebut bisa bervariasi pada setiap orang. Seseorang mungkin saja hanya kesulitan memberi tahu orang lain tentang keinginan dan kebutuhannya, sedangkan orang lainnya tidak dapat mengurus diri sendiri. Namun, sebagian besar orang dengan cacat mental masih dapat mempelajari keterampilan baru, meski dengan lebih lambat.

Beberapa kasus keterbelakangan mental ini didiagnosis sejak lahir. Namun, Anda mungkin tidak menyadari bahwa anak Anda memiliki kondisi ini hingga mereka tidak dapat mencapai perkembangan yang semestinya. Hampir semua kasus ini didiagnosis hingga anak berusia 18 tahun.

Selain itu, perlu dipahami pula, retardasi mental bukanlah suatu gangguan mental. Namun, seseorang dengan kondisi ini lebih mungkin mengalami gangguan mental dibandingkan orang lainnya, seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, hingga skizofrenia.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Dilansir dari MedlinePlus, retardasi mental memengaruhi sekitar 1-3 persen populasi di dunia. Namun sayangnya, dari jumlah tersebut, hanya sekitar 25 persen yang diketahui penyebab spesifiknya. Adapun pria lebih mungkin didiagnosis dengan cacat mental dibandingkan wanita.

Keterbelakangan mental dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda & gejala retardasi mental

Apa saja tanda-tanda dan gejala retardasi mental?

Gejala umum dari keterbelakangan atau cacat mental adalah:

  • Gagal mencapai standar intelektual sesuai usianya.
  • Anak terlambat berjalan, duduk, atau merangkak dari anak-anak lain.
  • Kesulitan belajar berbicara, termasuk anak terlambat bicara atau berbicara dengan tidak jelas.
  • Gangguan pada ingatan.
  • Sulit mengerti konsekuensi dari suatu aksi.
  • Tidak mampu berpikir secara logis.
  • Perilaku kekanakan yang tidak konsisten dengan usianya.
  • Kurangnya rasa ingin tahu.
  • Kesulitan dalam belajar.
  • Tidak dapat menjalani kehidupan yang normal karena kesulitan dalam berkomunikasi, menjaga diri atau berinteraksi dengan orang lain.

Selain itu, seseorang yang memiliki kecacatan mental, mungkin akan mengalami masalah perilaku berikut:

  • Memiliki sedikit teman atau menarik diri dari aktivias sosial.
  • Memiliki harga diri yang lebih rendah.
  • Mengalami intimidasi atau pelecehan.
  • Mengalami ketidakmampuan mengelola stres, memecahkan masalah, atau menghindari konflik.

Selain itu, pada kondisi yang parah, seseorang dengan keterbelakangan mental juga kerap mengalami gejala lainnya, seperti kejang, gangguan penglihatan, atau gangguan pendengaran.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab & faktor risiko retardasi mental

Apa penyebab retardasi mental?

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab dari retardasi mental. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat memicu kondisi tersebut:

  • Sindrom genetik, seperti Down syndrome dan fragile X syndrome.
  • Gangguan saat kehamilan, yaitu hal-hal yang dapat mengganggu perkembangan otak bayi, seperti konsumsi alkohol atau obat-obatan, malnutrisi atau infeksi.
  • Gangguan saat persalinan, seperti apabila bayi kekurangan oksigen ketika lahir atau lahir sangat prematur.
  • Penyakit atau cedera saat masih anak-anak, seperti meningitis, batuk rejan atau campak, trauma kepala yang parah, hampir tenggelam, malnutrisi, atau paparan terhadap zat beracun.
  • Faktor sosial, seperti stimulasi anak dan daya tanggap orang dewasa terhadap anak, serta kurangnya pendidikan.

Apa yang meningkatkan risiko seseorang terkena retardasi mental?

Faktor-faktor risiko cacat mental umumnya terkait dengan penyebab-penyebab di atas. Berikut adalah faktor-faktor yang dimaksud:

  • Riwayat anggota keluarga, seperti orang tua atau saudara, mengalami kecacatan intelektual.
  • Kerusakan otak sebagai akibat dari cedera serius (cedera otak traumatis), seperti hentaman keras ke kepala.
  • Pengalaman traumatis saat masih anak-anak, seperti menjadi korban kekerasan atau diabaikan.
  • Anak dari ibu yang mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang saat hamil atau mengalami masalah kehamilan lainnya.
  • Kekurangan nutrisi saat masih anak-anak.

Diagnosis retardasi mental

Untuk mendiagnosis keterbelakangan mental, dokter akan memeriksa tanda-tanda yang timbul serta riwayat medis anak Anda dan keluarga Anda. Ini umumnya dilakukan dengan tiga tahap, yaitu wawancara dengan Anda, observasi pada anak Anda, serta berbagai tes pemeriksaan.

Berikut adalah beberapa tes yang umum dilakukan untuk mendiagnosis retardasi mental:

1. Tes kecerdasan standar (IQ)

Tes kecerdasan standar (tes IQ), seperti Stanford-Binet Intelligence Test, dapat membantu dokter melihat IQ anak. Ini merupakan alat utama yang dapat mengukur fungsi intelektual seseorang, termasuk kemampuan mental untuk belajar, nalar, memecahkan masalah, dan sebagainya.

Umumnya, anak yang memiliki nilai IQ di bawah 70 tergolong memiliki retardasi mental. Adapun besaran nilai pastinya dapat menentukan tingkat keparahan cacat mental yang dialami seseorang. Dilansir dari Emory University School of Medicine, berikut adalah gambaran IQ pada penderita keterbelakangan mental:

  • Ringan: nilai IQ (50-55) hingga 70.
  • Sedang: nilai IQ (35-40) hingga (50-55).
  • Parah: nilai IQ (20-25) hingga (35-40).
  • Sangat parah: nilai IQ di bawah (20-25).

2. Adaptive behavior test

Tes ini dapat membantu dokter menilai keterampilan sehari-hari dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Ada tiga hal yang dinilai pada tes ini, yaitu:

  • Keterampilan konseptual, yang mencakup bahasa dan literasi, waktu, konsep bilangan.
  • Kemampuan atau keterampilan sosial, mencakup interpersonal, tanggung jawab sosial, harga diri, pemecahan masalah, dan kemampuan mengikuti aturan.
  • Keterampilan praktis pada aktivitas sehari-hari, seperti perawatan diri dan kesehatan, keterampilan kerja, rutinitas, perjalanan/penggunaan transportasi, dan sebagainya.

3. Tes dan pemeriksaan fisik penunjang

Selain tes yang spesifik pada pengukuran intelektual dan sikap adaptif, berbagai tes penunjang juga mungkin akan dilakukan. Ini biasanya mencakup tes laboratorium (tes darah dan tes urine), tes pencitraan, hingga tes elektroensefalografi (EEG).

Berbagai tes ini dapat membantu dokter untuk mendeteksi berbagai masalah medis yang mungkin terkait dengan retardasi mental, seperti gangguan metabolisme dan genetik, masalah pada struktur otak, gangguan pendengaran, gangguan pembelajaran, masalah emosional, termasuk kejang.

Tes ini pun dibutuhkan untuk mengeliminasi kondisi medis lain sebelum mendiagnosis anak dengan keterbelakangan mental.

Pengobatan retardasi mental

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Retardasi mental adalah kondisi seumur hidup. Meski demikian, perawatan sedini mungkin dan berkelanjutan dapat membantu meningkatkan kemampuan anak dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam belajar, keterampilan sosial, dan keterampilan kehidupan.

Adapun perawatan yang diberikan bisa meliputi terapi perilaku, terapi okupasional, konseling dan pengobatan. Jenis perawatan yang diberikan tentu disesuaikan dengan masalah fisik dan mental yang dialami masing-masing pasien.

Perlu dipahami pula, dukungan keluarga juga sangat berperan dalam menjalani perawatan ini. Anda akan mendapatkan rencana layanan keluarga yang menjelaskan keperluan anak Anda. Konsultasikan rencana perawatan tersebut kepada dokter yang menangani anak Anda.

Pengobatan reardasi mental di rumah

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda atau anak Anda mengatasi retardasi mental:

  • Pelajari sebanyak mungkin tentang keterbelakangan mental, semakin banyak yang Anda ketahui, semakin Anda dapat membantu anak Anda.
  • Semangati kemandirian anak Anda, biarkan anak Anda mencoba hal-hal baru dan dorong anak untuk melakukan hal-hal sendiri. Berikan petunjuk saat diperlukan dan kata-kata positif saat anak Anda melakukan sesuatu dengan baik.
  • Libatkan anak dalam aktivitas kelompok, seperti mengikuti kelas seni atau pramuka, yang dapat membantu anak membentuk keterampilan sosial.
  • Ikut terlibat, seperti berkomunikasi dengan guru anak Anda untuk dapat mengikuti perkembangan anak dan mengaplikasikan apa yang dipelajari anak di sekolah dengan latihan di rumah.
  • Kenali orang tua lain dari anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Pasalnya, mereka dapat menjadi sumber yang baik untuk saran dan dukungan emosional.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/10/2022

Iklan

Apakah artikel ini membantu?

Iklan
Iklan