backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gangguan Pendengaran pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 19/01/2022

Gangguan Pendengaran pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Orangtua serta orang lain yang berinteraksi dengan si kecil mungkin tidak menyadari gangguan pendengaran pada anak. Padahal, kondisi ini juga berhubungan dengan kemampuan bicaranya. Sebenarnya, bagaimana gejala, penyebab, dan cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya.

Pengertian gangguan pendengaran pada anak

Fungsi utama dari telinga adalah untuk menerima suara dan mengubah sinyal agar dapat dipahami oleh otak.

Maka dari itu, mengutip dari National Deaf Children’s Society gangguan pendengaran atau ketulian pada anak adalah saat satu atau beberapa bagian telinga tidak berfungsi secara efektif.

Gangguan pendengaran juga merujuk pada kondisi si kecil yang tidak dapat mendengar percakapan dalam pendengaran normal.

Kehilangan atau gangguan pendegaran pada anak juga terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu ringan, sedang, dan berat

Kondisi ini juga menjadi salah satu jenis cacat lahir yang umum terjadi. Mengutip dari WHO, lebih dari 5% populasi anak di dunia membutuhkan rehabilitasi untuk mengatasi gangguan pendengaran.

Hingga kini, kira-kira terdapat sekitar 34 juta anak yang mengalami kondisi ini. Selain itu, ada sekitar 1 dari 1000 bayi baru lahir yang lahir dalam keadaan tuli.

Gejala gangguan pendengaran pada anak

Meskipun sama-sama memiliki gangguan pendengaran, tanda atau gejala yang ditampilkan bisa berbeda antara bayi dan anak-anak.

Semakin lama anak Anda mengalami gangguan pendengaran, maka perkembangannya pun akan ikut terganggu.

Jadi, dengan mengetahui ciri-ciri atau gejala gangguan pendengaran sedari dini Anda dapat mencegah komplikasi yang lebih berat.

Gejala atau tanda gangguan pendengaran yang bisa terjadi pada bayi

  • Tidak terkejut mendengar suara yang keras.
  • Tidak menoleh untuk merespon ke arah sumber suara (pada bayi usia lebih dari 6 bulan).
  • Sulit mengucapkan kata apa pun, seperti “papa” atau “mama”, pada usia 1 tahun.
  • Tidak menoleh ketika dipanggil namanya, tetapi mengalihkan pandangan saat melihat Anda.

Gejala atau tanda gangguan pendengaran pada anak

  • Terlambat berbicara atau perkembangannya tidak sesuai dengan usia.
  • Pelafalan bicara tidak jelas.
  • Tidak bisa mengikuti instruksi.
  • Berbicara dengan suara yang lebih keras dari biasanya.
  • Sering berbicara, “Hah?” atau “Apa?” ketika diajak berbicara.
  • Selalu menyalakan alat elektronik dengan volume suara yang tinggi.
  • Anak mengatakan bahwa ia tidak mendengar suara Anda.
  • Mengeluh bahwa ia hanya bisa mendengar di salah satu telinga saja.

Secara umum, gejala gangguan pendengaran lebih mudah untuk terdeteksi pada bayi dan balita dibandingkan dengan anak yang bisa berbicara dengan lancar.

Pada bayi dan balita, Anda bisa memantau dengan menggunakan grafik perkembangan anak.

Namun, pada anak usia sekolah dasar, Anda harus memperhatikan ciri-ciri tertentu yang mengarah pada gangguan pendengaran.

Ciri-ciri atau gejala tersebut bisa kurang jelas dan perlu perhatian lebih untuk bisa mengenalinya.

Penyebab gangguan pendengaran pada anak

Penyebab dari kondisi ini menyesuaikan dengan jenis gangguan pendengaran yang terjadi pada anak, yaitu sebagai berikut.

1. Konduktif

Ini adalah jenis gangguan yang terjadi ketika ada masalah dengan suara yang masuk melalui telinga luar atau tengah. Berikut adalah penyebabnya:

Gangguan pendengaran konduktif mungkin saja tidak permanen karena penyembuhannya bisa melalui obat hingga pembedahan.

2. Sensorineural

Si kecil bisa mengalami gangguan pendengaran sensorineural karena terjadi masalah pada telinga bagian dalam, terutama saraf koklea vestibular.

Penyebab dari gangguan pendengaran jenis ini antara lain adalah:

  • perkembangan abnormal dalam rahim,
  • penyakit atau infeksi tertentu,
  • efek pengobatan,
  • tumor,
  • terlalu sering mendengarkan suara keras.
  • Perlu orangtua ketahui bahwa jenis gangguan pendengaran sensorineural bersifat permanen, tetapi kemungkinan dapat diatasi dengan alat bantu dengar.

    3. Campuran

    Tidak menutup kemungkinan anak mengalami jenis gangguan pendengaran yang penyebabnya adalah gangguan dari kedua jenis di atas.

    Apa saja faktor risiko gangguan pendengaran?

    Berikut adalah faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan si kecil mengalami gangguan pendengaran, yaitu:

    • riwayat kesehatan keluarga,
    • otitis media,
    • kelainan krainofaisal,
    • paparan infeksi dalam rahim,
    • obat yang merusak pendengaran,
    • down syndrome atau sindrom Usher,
    • berada di NICU lebih dari 5 hari, hingga
    • penyakit tertentu seperti sifilis, rubella, dan meningitis.

    Komplikasi gangguan pendengaran pada anak

    Apabila dokter telah melakukan diagnosis dan hasilnya anak mengalami gangguan pendengaran, kemungkinan ia perlu mendapatkan terapi.

    Jika ia tidak menjalankan terapi, ada risiko yang mungkin anak alami seperti gangguan perkembangan berbicara, bahasa, hingga perkembangan kognitifnya kelak.

    Mengenali gangguan pendengaran pada si kecil sedini mungkin, dapat mengurangi atau mencegah gangguan lebih lanjut.

    Selain itu, penggunaan alat bantu dengar juga diharapkan dapat membantu perkembangan anak.

    Bagaimana mendiagnosis kondisi ini?

    Anak yang menunjukkan tanda-tanda gangguan pendengaran sebaiknya segera menjalani tes pendengaran lengkap oleh dokter spesialis pendengaran, seperti:

    • Auditory brainstem response (ABR), memeriksa respons otak terhadap suara.
    • Otoacoustic emissions (OAE), memeriksa respons telinga bagian dalam terhadap suara.
    • Evaluasi audiometri, melihat bagaimana anak merespons suara secara keseluruhan.
    • Audiometri nada murni, mengukur tingkat pendengaran.

    Melalui pemeriksaan ini, barulah dokter bisa mendiagnosis penyebab dan pengobatan yang tepat.

    Pengobatan gangguan pendengaran pada anak

    Jika Anda menemukan ciri-ciri gangguan pendengaran pada anak, jangan ragu untuk segera periksakan si kecil ke dokter.

    Semakin lama si kecil mengalami gangguan pendengaran, maka perkembangannya juga dapat terganggu.

    Kehilangan pendengaran dapat memengaruhi kemampuan bicara, pembelajaran, dan sosial. Maka dari itu, penting untuk melakukan pengobatan sejak dini.

    Berikut adalah pengobatan serta perawatan yang mungkin akan dokter lakukan, di antaranya adalah:

    • Alat bantu dengar, alat yang digunakan pada telinga untuk mengeluarkan suara lebih keras.
    • Implan koklea, menggunakan mikrofon serta komputer mikro untuk merangsang saraf koklea.
    • Tabung telinga, membantu mengalirkan cairan dari telinga tengah yang menyebabkan gangguan.
    • Terapi wicara dan bahasa, membantu anak belajar berkomunikasi.
    • Pendidikan, anak sebaiknya tetap sekolah untuk melatih kemampuan dan bakatnya.

    Perawatan dengan menggunakan implan koklea atau pun tabung telinga merupakan tindakan operasi.

    Ketika penyebab gangguan pendengaran adalah infeksi telinga, mungkin dokter juga akan memberikan obat antibiotik seperti asetaminofen atau amoksisilin.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 19/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan