backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Sorgum, Si "Pengganti Nasi" dengan 6 Khasiatnya untuk Kesehatan

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 28/10/2022

    Mengenal Sorgum, Si "Pengganti Nasi" dengan 6 Khasiatnya untuk Kesehatan

    Banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenal sorgum atau cantel (gandrung). Padahal, bahan pangan yang satu ini dapat dijadikan pengganti nasi, lho! Cantel memiliki kandungan gizi yang tak kalah melimpah dari sumber karbohidrat lain. Jika dikonsumsi secara rutin, Anda bisa memperoleh berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh berkat kandungan gizi yang ada di dalam sorgun. Apa saja manfaatnya, ya?

    Apa itu sorgum?

    Sorgum adalah tanaman yang bijinya bermanfaat sebagai pakan ternak, bahan dasar energi biodiesel, dan bahan pangan.

    Tanaman ini berasal dari benua Afrika, tetapi kini bisa dibudidayakan di Indonesia.

    Biji sorgum atau cantel memiliki bentuk seperti jagung, tetapi ukurannya cenderung lebih kecil. Sebagai makanan, sorgum bisa diolah menjadi sereal, bubur, tepung, roti, kue, dan sirup.

    Ada orang yang memilih sorgum sebagai makanan pokok untuk diet karena tinggi serat dan memiliki kandungan berupa tambahan nutrisi yang tidak terdapat pada sumber karbohidrat biasa.

    Kandungan nutrisi dalam sorgum

    tepung sorgum

    Kandungan utama sorgum terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, serat, dan mikonutrien.

    Komponen mikronutrien penyusunnya seperti vitamin, mineral, dan antioksidan membuat sorgum kaya nutrisi.

    Berdasarkan fakta gizi yang terdapat dalam laman Data Komposisi Pangan Indonesia, sorgum dengan berat 100 gram (g) memiliki komposisi gizi sebagai berikut:

    • Energi: 366 Kalori (Kal)
    • Protein: 11 g
    • Karbohidrat: 73 g
    • Lemak: 3.3 g
    • Serat: 1.2 g
    • Vitamin B1 (tiamin): 0,09 miligram (mg)
    • Vitamin B2 (riboflavin): 0,14 mg
    • Niasin: 2.8 mg
    • Besi: 4.4 mg
    • Fosfor: 287 mg
    • Kalium: 249 mg

    Sebagian besar manfaat kesehatan sorgum berasal dari vitamin B, mineral, serta kandungan antioksidan seperti flavonoid, asam fenolat, dan tanin.

    Meski merupakan pengganti nasi, sorgum memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga bisa memenuhi kebutuhan protein harian.

    Secara garis besar, kandungan nutrisi sorgum setara dengan gandum dan biji-bijian lain yang kaya serat.

    Uniknya, tidak seperti kebanyakan biji-bijian, sorgum tidak mengandung gluten. Nah, hal ini tentu menjadi kabar baik bagi orang-orang yang punya alergi terhadap gluten.

    Manfaat sorgum (cantel) untuk kesehatan

    tepung sorgum

    Melihat kandungan nutrisi yang beragam, sorgum dapat memberikan segudang manfaat untuk kesehatan, termasuk mengatasi dan mencegah timbulnya penyakit tertentu.

    Berikut beragam manfaat atau khasiat sorgum bagi kesehatan tubuh:

    1. Menjaga kadar gula darah

    Setiap makanan yang mengandung karbohidrat dapat memengaruhi kadar gula darah (glukosa) di dalam tubuh.

    Bahkan, jenis karbohidrat tertentu bisa dengan mudah meningkatkan kadar glukosa.

    Namun, sorgum adalah biji-bijian utuh yang tersusun dari zat-zat dengan struktur kompleks seperti pati, serat, asam fenolat, dan antioksidan.

    Hal ini membuat cantel sulit terurai saat dicerna sehingga tidak cepat dilepas menjadi glukosa.

    Artinya, sorgum aman dimakan oleh penderita diabetes karena bermanfaat dalam mengontrol kadar gula darah supaya tetap normal.

    2. Mengatasi penyakit Celiac

    Salah satu khasiat utama dari sorgum yakni aman dimakan oleh penderita penyakit Celiac.

    Penyebab utama penyakit ini adalah gluten, yaitu protein yang umumnya terkandung pada tepung.

    Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, sorgum adalah sumber kalori bebas gluten.

    Itu sebabnya, sorgum dapat menjadi alternatif makanan pokok untuk Anda yang sensitif terhadap kandungan protein tersebut.

    Anda bisa menggunakan tepung sorgum sebagai pengganti tepung terigu untuk membuat roti, kue, dan makanan lainnya.

    Di sisi lain, Anda dapat mencari makanan sejenis yang berbahan dasar tepung sorgum.

    Untuk mengetahui produk makanan bebas gluten, Anda bisa memeriksanya dengan seksama pada kemasan produk.

    3. Menurunkan berat badan berlebih

    Kandungan pati pada sorgum memiliki susunan yang lebih kompleks dibandingkan dengan -bijian lainnya.

    Di tambah lagi, sorgum punya kandungan serat yang tinggi sehingga tidak cepat dicerna oleh tubuh setelah dikonsumsi.

    Sifat sorgum inilah yang bermanfaat bila Anda sedang menjalani diet atau program menurunkan berat badan.

    Studi pada tahun 2019 dalam Journal of Nutrition menunjukkan diet makanan tinggi serat dapat membantu orang dengan kelebihan berat badan untuk mencapai berat badan ideal.

    Ini karena makan cantel dapat memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Dengan begitu, Anda tidak perlu menambah asupan kalori yang lebih banyak dari makanan lain.

    4. Menjaga kadar kolesterol

    Sorgum mengandung zat lipid yakni policosanol yang dapat menghambat sintesis kolesterol berlebih di dalam tubuh.

    Zat ini dapat menurunkan kadar kolesterol (plasma non-HDL) dalam darah secara signifikan. Oleh karena itu, sorgum berkhasiat dalam menjaga agar kolesterol tidak cepat naik.

    Namun, sejauh ini penelitian terhadap manfaat sorgum tersebut masih dilakukan pada hewan.

    Untuk mengetahui manfaatnya secara pasti, ilmuan masih membutuhkan pengujian terhadap manusia dalam skala yang lebih besar.

    5. Mencegah pertumbuhan sel kanker

    Khasiat yang satu ini berasal dari berbagai komponen antioksidan yang terdapat pada sorgum, seperti asam fenolat dan tanin.

    Tanin, yang merupakan zat penyusun pigmen pada sorgum, memiliki kemampuan dalam menghambat pembentukan enzim yang memicu pertumbuhan sel kanker di payudara.

    Sementara asam fenolat dalam cantel yang berupa  3-Deoxyanthocyanidins (3-DXA) bermanfaat dalam menghancurkan sel-sel kanker pada tubuh manusia.

    Selain itu, jenis asam fenolat ini berpotensi mengurangi risiko kanker usus. Namun, asam fenolat ini umumnya hanya terdapat pada sorgum berwarna hitam.

    6. Meredakan radang atau bengkak

    Tak kalah penting, sorgum ternyata memiliki manfaat dalam membantu proses penyembuhan luka.

    Komponen polifenol pada sorgum,yang tak lain adalah asam fenolat, merupakan agen anti-inflamasi yang dapat mengatasi peradangan pada tubuh.

    Salah satu studi berjudul Effect of Sorghum Consumption mencoba mengamati manfaat cantel yang satu ini.

    Studi tersebut menunjukkan bahwa sorgum memiliki potensi untuk meningkatkan respons anti-inflamasi tersebut karena bisa mengurangi peradangan pada pasien yang terinfeksi HIV.

    Cara mengolah sorgum (cantel)

    Resep cantel

    Sama halnya dengan gandum, quinoa, granola, dan biji-bijian lain, Anda dapat mengolah sorgum menjadi berbagai resep makanan.

    Proses pengolahan cantel ini juga relatif mudah karena Anda bisa langsung membelinya dalam bentuk mentah untuk dimasak.

    Berikut adalah variasi cara mengolah sorgum atau cantel agar bisa memperoleh manfaat baiknya:

    • Memakai sorgum sebagai pengganti nasi dan dikonsumsi bersama dengan sayuran serta sumber protein.
    • Menggunakan tepung sorgum untuk membuat kue, roti, atau puding.
    • Memanaskan cantel dalam panci sehingga mengembang menjadi popcorn.
    • Mencampur sorgum dengan susu dan buah dan dinikmati seperti sereal.
    • Menggunakan sirup sorgum sebgai pemanis untuk minuman atau makanan.

    Jika tertarik memanfaatkan sorgum sebagai bahan makanan pokok sehari-hari, Anda perlu mewaspadai adanya risiko reaksi alergi akibat konsumsi sorgum.

    Pasalnya, cantel termasuk ke dalam kelompok rumput-rumputan yang mengandung polen. Anda yang alergi terhadap polen sebaiknya menghindari makan cantel.

    Untuk mengetahui efek samping dan kombinasi makanan benutrisi untuk sorgum yang lebih lengkap, Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan ahli gizi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 28/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan