backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Tak Hanya Kaya Vitamin, Ini 5 Manfaat Labu Air Bagi Kesehatan

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 21/12/2020

Tak Hanya Kaya Vitamin, Ini 5 Manfaat Labu Air Bagi Kesehatan

Banyak orang mungkin sudah akrab dengan labu siam dan labu kuning, tapi pernahkah Anda mengonsumsi labu air? Rasanya yang tawar membuat labu air tidak banyak digemari. Padahal, sayuran ini sangat kaya akan nutrisi. Konsumsi labu air juga diyakini akan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaat tersebut?

Khasiat labu air bagi kesehatan

Labu air merupakan buah dari tanaman rambat bernama ilmiah Lagenaria siceraria. Bentuknya lonjong dengan warna kulit hijau terang serta daging buah berwarna putih. Labu air yang telah dimasak biasanya memiliki rasa tawar atau menyerupai mentimun.

Ada beragam jenis nutrisi yang terkandung dalam labu air. Dengan menyertakan labu air dalam menu harian, Anda bisa memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Mendapatkan beragam nutrisi

resep labu air

Labu air adalah bahan pangan rendah kalori dengan nutrisi yang beragam. Seratus gram labu air mengandung 3,8 gram karbohidrat, 0,6 gram protein, serta 0,2 gram lemak. Berkat kandungan airnya yang tinggi, sayuran ini hanya mengandung 19 kalori.

Konsumsi labu air turut memberikan tubuh Anda kalsium, fosfor, natrium, kalium, dan zat besi. Selain itu, labu air juga mengandung vitamin A, B1, B2, B3, serta C. Vitamin C pada 100 gram labu air bahkan sudah memenuhi 10 persen kebutuhan harian Anda.

2. Mengendalikan gula darah

Sebuah penelitian dalam International Journal of Green Pharmacy menemukan manfaat labu air dalam menurunkan kadar gula darah. Pada penelitian ini, sebanyak 50 orang berusia 40-60 tahun diminta meminum 200 mL sari labu air setiap pagi selama 90 hari.

Setelah rutin meminum sari labu air, gula darah puasa (GDP) rata-rata yang tadinya sebesar 87,5 mg/dL turun menjadi 84,1 mg/dL. Meski sedikit, penurunan sebesar 3,9 persen ini menunjukkan bahwa sari labu air memiliki potensi bagi penderita diabetes.

3. Menurunkan kolesterol

plak di pembuluh darah

Pada penelitian lain dalam Journal of Ayurveda and Integrative Medicine, labu air ternyata berpotensi menurunkan kolesterol. Para peneliti melarutkan ekstrak labu air ke dalam sejumlah bahan, lalu memberikannya kepada beberapa ekor tikus.

Hasilnya, ekstrak labu air menunjukkan manfaat dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan low-density lipoprotein (LDL). LDL adalah kolesterol jahat yang dapat memicu pembentukan plak pada pembuluh darah.

4. Membantu penyembuhan penyakit kulit

Ekstrak daun, biji, dan daging labu air telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi penyakit kulit. Hal ini disebabkan karena labu air memiliki senyawa antimikroba yang cukup kuat.

Masih dalam penelitian yang sama, ekstrak labu air diketahui ampuh menangkal bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Streptococcus pyogenes. Keduanya bakteri ini dapat memicu infeksi kulit yang ditandai dengan ruam, nyeri, kemerahan, dan rasa gatal.

5. Berpotensi menurunkan risiko kanker

metastasis kanker

Labu air memiliki manfaat dalam menurunkan risiko kanker berkat berbagai antioksidan di dalamnya. Sayuran ini sangat kaya akan quercetin dan anthraquinone. Keduanya memiliki sifat antiangiogenesis yang mampu mengontrol pertumbuhan kanker.

Senyawa antiangiogenesis menghambat pertumbuhan pembuluh darah sehingga jaringan kanker tidak dapat tumbuh dengan optimal. Pada uji eksperimen, antioksidan dalam labu air juga berpotensi menghambat penyebaran kanker di dalam tubuh.

Guna memperoleh manfaat labu air yang beragam, Anda tidak perlu repot-repot mengubahnya menjadi ekstrak seperti yang dilakukan para ilmuwan. Cukup jadikan labu air sebagai salah satu pilihan sayuran yang Anda konsumsi setiap hari.

Rasa labu air memang cenderung tawar. Walau demikian, Anda tetap bisa mengolah labu air menjadi hidangan yang nikmat dengan resep, bumbu, dan teknik mengolah yang tepat. Selamat mencoba!

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 21/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan