Terdapat beragam jenis jeruk yang bisa Anda temukan di pasaran, salah satunya tangerine. Meski berukuran lebih kecil daripada buah jeruk manis pada umumnya, jeruk tangerine punya segudang manfaat berkat kandungan nutrisi di dalamya.
Anda yakin mau keluar?
Terdapat beragam jenis jeruk yang bisa Anda temukan di pasaran, salah satunya tangerine. Meski berukuran lebih kecil daripada buah jeruk manis pada umumnya, jeruk tangerine punya segudang manfaat berkat kandungan nutrisi di dalamya.
Pada dasarnya, tangerine atau yang memiliki nama latin Citrus tangerina ini merupakan salah satu varietas dari jeruk mandarin.
Jeruk tangerine mudah untuk Anda kenali karena bentuknya kurang bulat dan berukuran lebih kecil daripada buah jeruk biasa.
Selain itu, kulit buah jeruk tangerine juga cenderung lebih tipis sehingga lebih mudah dikupas.
Dikutip dari FoodData Central U.S. Department of Agriculture, dalam 100 gram buah jeruk tangerine matang terdapat kandungan zat gizi seperti berikut ini.
Sama halnya dengan buah jeruk lainnya, jeruk tangerine merupakan buah yang tinggi vitamin C dan memiliki sejumlah manfaat penting bagi kesehatan tubuh.
Jeruk tangerine juga mengandung berbagai vitamin dan mineral penting yang diperlukan oleh tubuh.
Berikut ini adalah beberapa manfaat jeruk tangerine yang perlu Anda ketahui.
Kandungan vitamin C dalam jeruk tangerine mampu memenuhi setidaknya 30–35% kebutuhan vitamin C harian pada orang dewasa sehat.
Vitamin C dikenal sebagai salah satu antioksidan yang membantu melindungi sistem kekebalan tubuh dari serangan virus dan bakteri.
Dalam penelitian, vitamin C bekerja dengan cara memengaruhi perkembangan dan fungsi sel T, yakni sejenis sel darah putih yang melindungi tubuh Anda.
Kandungan nutrisi ini juga meningkatkan fagosit, yakni sel darah putih yang menghancurkan patogen berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.
Tanda-tanda penuaan seperti keriput dan garis-garis halus akan muncul seiring bertambahnya usia. Salah satu penyebabnya adalah kadar kolagen yang makin berkurang.
Nah, Anda bisa merasakan manfaat vitamin C untuk kulit yang merangsang produksi kolagen.
Kolagen merupakan protein dalam tubuh yang bermanfaat untuk memperkuat jaringan ikat, termasuk kulit Anda.
Untuk mendapatkan manfaat ini, Anda bisa menambahkan jeruk tangerine sebagai camilan sehat atau pelengkap makanan harian.
Manfaat vitamin A dan vitamin C dalam jeruk tangerine juga baik untuk kesehatan mata Anda.
Vitamin A menjaga kesehatan retina dan fungsi kornea, salah satunya dalam mencegah rabun senja yang bisa membuat Anda kesulitan melihat pada malam hari.
Sebuah studi dalam jurnal Nutrients (2020) menemukan bahwa vitamin C yang bersifat antioksidan juga bermanfaat dalam pencegahan katarak.
Pemberian suplemen vitamin C menunda timbulnya katarak pada 80% pasien pascaoperasi perbaikan retina (vitrektomi) dalam waktu dua tahun
Jeruk tangerine memiliki kandungan serat makanan, terutama serat tidak larut air yang penting untuk membantu penurunan berat badan.
Makanan tinggi serat cenderung memberikan rasa kenyang lebih lama. Hal ini akan membuat nafsu makan Anda lebih rendah ketimbang biasanya.
Buah-buahan juga memiliki kandungan kalori rendah. Berkurangnya asupan kalori harian juga akan membantu mencapai target yang Anda inginkan.
Vitamin C juga bekerja sebagai antioksidan yang membantu meningkatkan kesehatan jantung.
Dalam berbagai penelitian, asupan vitamin C atau asam askorbat akan membantu mengurangi sejumlah faktor risiko terkait penyakit jantung.
Antioksidan ini akan membantu mengurangi tekanan darah, menurunkan kadar trigliserida, dan kolesterol LDL (low-density lipoprotein).
Menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida dalam darah berpotensi besar mencegah Anda dari risiko serangan jantung dan stroke.
Kesehatan otak bisa terganggu akibat penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson, yang risikonya makin bertambah seiring pertambahan usia.
Selain vitamin C, dua flavonoid dalam buah jeruk, yakni nobiletin dan tangeretin, juga bersifat sebagai antioksidan untuk melindungi dari gangguan otak.
Studi dalam jurnal CNS & Neurological Disorders (2017) menunjukkan flavonoid mengurangi penumpukan peptida amiloid-beta neurotoksik yang dapat merusak sel-sel otak.
Senyawa dalam jeruk tangerine ini berpotensi mengobati dan mencegah penyakit Alzheimer dan Parkinson meski masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Buah-buahan sitrus memiliki kandungan antioksdian yang tinggi, termasuk flavonoid, limoid, dan kumarin.
Dalam berbagai penelitian, senyawa-senyawa ini terkait dengan penurunan risiko kanker, termasuk kanker lambung, kanker payudara, kanker hati, dan kanker darah.
Pasalnya, kandungan antioksidan tersebut membantu menangkal radikal bebas sehingga mencegah kerusakan sel yang meningkatkan risiko pertumbuhan sel kanker.
Jeruk tangerine bisa langsung Anda konsumsi dalam kondisi segar. Pilihlah buah yang matang sempurna dengan ciri-ciri kulitnya cerah dan berat saat digenggam.
Selain itu, Anda bisa mencampurkannya ke dalam olahan makanan atau minuman, seperti salad buah, yoghurt, dan smoothies.
Anda bisa menyimpan buah pada suhu ruangan selama satu minggu. Agar tahan lebih lama, masukkan buah ke dalam kantong plastik dan simpan dalam lemari pendingin.
Orang dengan penyakit GERD perlu berhati-hati saat makan jeruk tangerine. Hal ini karena buah ini bersifat asam sehingga bisa memicu kenaikan asam lambung ke kerongkongan.
Di samping itu, sebagian orang mungkin menimbulkan reaksi alergi buah saat makan buah jeruk. Kondisi ini dapat ditandai dengan gejala, seperti:
Jika Anda merasakan gejala-gejala alergi tersebut, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Gunakan kalkulator ini untuk menentukan berapa kebutuhan kalori harian Anda berdasarkan tinggi, berat badan, usia, dan aktivitas sehari-hari.
Laki-laki
Wanita
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tangerines, (mandarin oranges), raw. FoodData Central – U.S. Department of Agriculture. (2019). Retrieved 19 January 2022, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/169105/nutrients
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Retrieved 19 January 2022, from http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf
Berretta, M., Quagliariello, V., Maurea, N., Di Francia, R., Sharifi, S., Facchini, G., Rinaldi, L., Piezzo, M., Manuela, C., Nunnari, G., & Montopoli, M. (2020). Multiple Effects of Ascorbic Acid against Chronic Diseases: Updated Evidence from Preclinical and Clinical Studies. Antioxidants (Basel, Switzerland), 9(12), 1182. https://doi.org/10.3390/antiox9121182
Lim, J., Caballero Arredondo, M., Braakhuis, A., & Donaldson, P. (2020). Vitamin C and the Lens: New Insights into Delaying the Onset of Cataract. Nutrients, 12(10), 3142. https://doi.org/10.3390/nu12103142
Braidy, N., Behzad, S., Habtemariam, S., Ahmed, T., Daglia, M., & Nabavi, S. et al. (2017). Neuroprotective Effects of Citrus Fruit-Derived Flavonoids, Nobiletin and Tangeretin in Alzheimer’s and Parkinson’s Disease. CNS & Neurological Disorders – Drug Targets, 16(4). https://doi.org/10.2174/1871527316666170328113309
Lv, X., Zhao, S., Ning, Z., Zeng, H., Shu, Y., & Tao, O. et al. (2015). Citrus fruits as a treasure trove of active natural metabolites that potentially provide benefits for human health. Chemistry Central Journal, 9(1). https://doi.org/10.1186/s13065-015-0145-9
Chambial, S., Dwivedi, S., Shukla, K. K., John, P. J., & Sharma, P. (2013). Vitamin C in disease prevention and cure: an overview. Indian journal of clinical biochemistry : IJCB, 28(4), 314–328. https://doi.org/10.1007/s12291-013-0375-3
Telang P. S. (2013). Vitamin C in dermatology. Indian dermatology online journal, 4(2), 143–146. https://doi.org/10.4103/2229-5178.110593
Papathanasopoulos, A., & Camilleri, M. (2010). Dietary Fiber Supplements: Effects in Obesity and Metabolic Syndrome and Relationship to Gastrointestinal Functions. Gastroenterology, 138(1), 65-72.e2. https://doi.org/10.1053/j.gastro.2009.11.045
Komentar
Sampaikan komentar Anda
Ayo jadi yang pertama komentar!
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar