Kalori adalah satuan unit pengukuran untuk menyatakan jumlah energi dalam makanan. Jadi, setiap makanan mengandung kalori yang berbeda-beda. Lantas, bagaimana cara menghitung kebutuhan kalori setiap hari?
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Kalori adalah satuan unit pengukuran untuk menyatakan jumlah energi dalam makanan. Jadi, setiap makanan mengandung kalori yang berbeda-beda. Lantas, bagaimana cara menghitung kebutuhan kalori setiap hari?
Simak ulasannya berikut ini untuk mengetahui cara menentukan kebutuhan kalori harian.
Saat makan atau minum, Anda memberikan zat gizi berupa energi (kalori) pada tubuh. Tubuh lalu memakai energi tersebut sebagai bahan bakar untuk berbagai aktivitas.
Semakin banyak aktivitas yang Anda lakukan, semakin banyak energi atau kalori yang terpakai.
Selain mengacu pada tabel angka kecukupan gizi, Anda pun bisa menghitung sendiri kebutuhan kalori harian menggunakan dua macam rumus.
Berikut cara menghitung kebutuhan kalori menggunakan rumus.
Rumus Harris-Benedict merupakan salah satu rumus yang sering digunakan oleh ahli gizi. Rumus ini memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas Anda.
Pertama-tama, Anda perlu menghitung basal metabolism rate (BMR) terlebih dahulu. BMR atau laju metabolisme basal adalah perkiraan jumlah energi yang digunakan untuk menjalankan fungsi dasar tubuh dalam kondisi istirahat.
BMR pada pria dan wanita dapat diketahui dengan rumus berikut.
Pada rumus di atas, berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram (kg), sedangkan tinggi badan dalam satuan sentimeter (cm).
Hasil dari penghitungan tersebut kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik. Anda dapat mengikuti panduan kategori berikut.
Sebagai contoh, ada seorang wanita berusia 26 tahun yang memiliki berat badan 60 kg dan tinggi badan 160 cm. Kegiatan sehari-harinya pergi bekerja dan jarang berolahraga.
Berarti, kebutuhan kalori per hari wanita tersebut adalah 1.848 kkal.
Cara menghitung kebutuhan kalori (energi) dengan rumus WHO lebih sederhana dibandingkan rumus Harris-Benedict.
Rumus untuk menghitung kalori ini tidak memperhitungkan tinggi badan, melainkan dibagi berdasarkan kategori usia.
Sebagai contoh, untuk mencari kebutuhan energi seorang wanita berusia 18 – 29 tahun, digunakan rumus 14,7 × (berat badan dalam kilogram) + 496.
Sementara untuk mencari kebutuhan energi pria usia 18 – 29 tahun, digunakan rumus 15,3 × (berat badan dalam kilogram) + 679.
Hasilnya kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik seperti pada rumus Harris-Benedict. Untuk memperdalam pemahaman, Anda bisa mengamati contoh berikut.
Seorang wanita berusia 20 tahun dengan berat 50 kg yang hampir jarang berolahraga ingin mengetahui kebutuhan kalorinya.
Dengan rumus WHO, diperoleh kebutuhan kalori harian wanita tersebut adalah 1.231 kkal. Jika disesuaikan dengan aktivitas fisik, jumlah kebutuhan kalorinya adalah 1.477,2 kkal.
Kedua cara menghitung kalori di atas, masih bersifat manual karena Anda perlu melakukan langkah-langkah perhitungan sendiri.
Ternyata, ada cara lebih mudah yang bisa Anda pilih, cukup dengan mengandalkan ponsel, tablet, ataupun komputer Anda.
Cara ini menggunakan Kalkulator Kebutuhan Kalori dari Hello Sehat. Untuk mengaksesnya, Anda bisa mengklik gambar tautan di bawah ini.
Anda cukup memilih jenis kelamin, dan mengisi kolom usia, tinggi badan, dan berat badan. Setelah itu, klik kotak ‘hitung’ untuk mengetahui hasil kebutuhan kalori secara otomatis.
Jika Anda sedang menjalani diet sehat, cara cepat ini bisa mempermudah Anda menghitung kebutuhan kalori per harinya.
Perhitungan kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda karena ada beberapa faktor yang dapat memengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut meliputi jenis kelamin, berat dan tinggi badan, usia, komposisi tubuh, dan tingkat aktivitas fisik harian.
Kalori yang dibutuhkan oleh pria pun berbeda dengan wanita meskipun berada pada rentang usia yang sama.
Dua orang yang kembar sekalipun akan memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, tergantung pada keadaan fisik dan aktivitasnya sehari-hari.
Standar kebutuhan kalori harian tiap negara juga berbeda-beda. Di Amerika Serikat, pria disarankan untuk mengonsumsi 2.700 kalori per hari dan wanita 2.200 kalori per harinya.
Sementara menurut National Health Service di Inggris, pria disarankan mengonsumsi 2.500 kalori dan wanita 2.000 kalori. Berbeda dengan anjuran Organisasi Makanan dan Pertanian AS yang menyarankan asupan kalori minimum sebesar 1.800 kalori per hari.
Di Indonesia, terdapat tabel angka kecukupan gizi (AKG) menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019.
Tabel ini memuat anjuran berapa banyak kalori dan zat gizi dalam AKG yang dibutuhkan oleh masing-masing kelompok usia.
Kebutuhan kalori di bawah ini merupakan patokan rata-rata untuk setiap kelompok usia.
Kebutuhan kalori anak-anak dan bayi meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada enam bulan pertama, kebutuhan kalori bayi dipenuhi melalui pemberian ASI eksklusif. Setelah itu, pemberian makanan disesuaikan berdasarkan usia anak.
Kebutuhan kalori bayi dan anak yaitu sebagai berikut.
Laki-laki umumnya memiliki kebutuhan kalori harian yang lebih tinggi karena punya massa otot yang lebih besar.
Berikut kebutuhan kalori laki-laki dari masa kanak-kanak hingga lansia.
Kebutuhan kalori harian perempuan perlu dibedakan antara perempuan dengan kondisi tubuh normal, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Perempuan yang tidak sedang hamil atau menyusui membutuhkan asupan kalori dengan ketentuan berikut.
Ibu yang sedang hamil atau menyusui membutuhkan asupan energi lebih untuk mendukung pertumbuhan buah hatinya.
Maka dari itu, kebutuhan energi dasar mereka perlu ditambahkan dengan ketentuan sebagai berikut.
Mengetahui berapa kebutuhan kalori harian dapat membantu Anda dalam menjaga kesehatan.
Dalam mencukupi kebutuhan energi, Anda perlu mengikuti prinsip pola makan seimbang. Artinya jumlah kalori yang masuk ke tubuh sama dengan yang keluar.
Anda bisa menerapkan ini dengan menghitung kebutuhan kalorinya terlebih dulu.
Jika Anda mendapatkan asupan kalori lebih dari kebutuhan, ini dapat mengakibatkan kenaikan berat badan.
Risiko berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung, diabetes melitus, dan stroke pun menjadi lebih tinggi.
Di sisi lain, asupan kalori lebih rendah dari kebutuhan, penurunan berat badan sekaligus penurunan fungsi organ-organ tubuh dapat terjadi. Hal ini disebabkan karena tidak mendapat asupan yang seharusnya.
Jadi, tidak hanya menghitung seberapa besar kebutuhan kalori harian, Anda juga perlu mendapatkan asupan sesuai kebutuhan tersebut. Hal inilah yang akan menjaga fungsi tubuh tetap optimal.
Anda dapat berkonsultasi lebih lanjut kepada ahli gizi untuk mengetahui kebutuhan kalori Anda maupun keluarga Anda secara rinci.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar