backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Penyebab Betis Terasa Sakit dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 20/04/2021

    Berbagai Penyebab Betis Terasa Sakit dan Cara Mengatasinya

    Umumnya betis yang terasa sakit bisa menjadi pertanda kram atau otot yang tegang. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi pertanda dari sebuah kondisi yang lebih serius.  Lalu, apa kira-kira kondisi yang dapat menimbulkan rasa sakit tersebut dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

    Beberapa penyebab umum betis sakit

    betis sakit

    Setiap kali berjalan atau berlari, Anda pasti menggerakkan otot pada betis. Betis setiap manusia terdiri atas dua otot, yaitu otot gastrocnemius dan otot soleus. Kedua otot tersebut bertemu pada tendon Achilles dan terhubung langsung dengan tumit. Oleh sebab itu, setiap pergerakan kaki Anda tentu menggunakan kedua otot tersebut. Namun, berbagai masalah kesehatan pada kaki dapat menyebabkan betis terasa sakit

    Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang mungkin menjadi penyebab betis terasa sakit, yaitu:

    1. Kram  otot

    Rasa sakit pada betis biasanya disebabkan oleh kram otot, yaitu saat otot tiba-tiba berkontraksi. Biasanya, kondisi ini wajar terjadi jika Anda baru memulai jenis olahraga yang baru, sehingga otot masih belum terbiasa. Selain itu, kram otot juga bisa terjadi saat Anda mengalami dehidrasi atau kekurangan mineral.

    Meski begitu, Anda tidak perlu terlalu khawatir. Pasalnya, kram otot yang juga bisa muncul pada betis dan menimbulkan rasa sakit ini bisa sembuh dengan sendirinya.

    2. Cedera otot (Calf strain)

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, betis terdiri dari dua otot yang terhubung langsung dengan tulang tumit. Nah, menggunakan otot pada betis secara berlebihan dapat menyebabkan cedera pada otot-otot tersebut.

    Jika sudah demikian, biasanya akan muncul rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba pada betis. Tak hanya itu, saat mengalami otot yang tegang, Anda mungkin juga akan mengalami beberapa kondisi lain, seperti:

    • Rasa sakit yang muncul tiba-tiba pada area belakang kaki.
    • Betis terasa kaku dan lemah khususnya saat Anda berjalan.
    • Anda kesulitan untuk bangkit dan bertumpu pada kaki.
    • Muncul memar pada betis setelah 1-2 hari.

    3. Tendinitis Achilles

    Tendinitis Achilles atau cedera tendon Achilles adalah salah satu kondisi serius yang dapat menjadi penyebab munculnya rasa sakit pada betis. Kondisi ini terjadi karena penggunaan tendon Achilles secara berlebihan. Tendon Achilles adalah tendon yang menghubungkan kedua otot betis dengan tulang tumit.

    Sebenarnya, struktur dari tendon Achilles memang semakin melemah seiring pertambahan usia sehingga rentan mengalami cedera. Akan tetapi, Anda mungkin saja mengalami cedera pada tendon ini jika menggunakannya secara berlebihan. Biasanya, kondisi ini sering terjadi pada orang yang tiba-tiba berolahraga secara intens.

    4. Skiatika

    Skiatika adalah cedera yang terjadi pada saraf skiatik. Saraf tersebut menjalar dari punggung bagian bawah, menuju ke pinggul, pantat, dan kedua kaki Anda. Namun, kondisi ini biasanya hanya menyerang salah satu sisi tubuh.

    Skiatika seringnya muncul saat taji tulang pada tulang belakang atau penyempitan yang terjadi pada tulang belakang menekan saraf skiatik. Hal ini bahkan bisa menyebabkan peradangan, rasa sakit, hingga mati rasa pada kaki yang terdampak, termasuk bagian betis.

    5. Neuropati perifer

    Betis yang terasa sakit juga bisa terjadi sebagai tanda dari neuropati perifer. Ini adalah kondisi yang terjadi akibat adanya kerusakan pada saraf yang berada di luar otak dan sumsum tulang belakang. Selain dapat menyebabkan kelemahan dan mati rasa, kondisi ini juga menyebabkan rasa sakit yang umumnya muncul pada tangan dan kaki.

    Neuropati perifer adalah kondisi yang mungkin terjadi akibat cedera traumatis, infeksi, gangguan metabolisme, atau penyakit keturunan. Bahkan, kondisi ini bisa terjadi karena paparan zat beracun. Namun, penyebab utama dari kondisi ini adalah penyakit diabetes.

    6. Trombosis vena dalam (Deep vein thrombosis)

    Trombosis vena dalam adalah terbentuknya gumpalan darah pada satu atau lebih vena yang terdapat pada tubuh. Namun, umumnya kondisi ini terjadi pada area kaki. Trombosis vena dalam dapat menyebabkan munculnya rasa sakit hingga terjadinya pembengkakan pada area kaki, termasuk betis.

    Akan tetapi, tak jarang kondisi ini juga muncul tanpa adanya gejala. Penggumpalan darah pada area kaki juga bisa terjadi jika Anda tidak menggerakkan kaki dalam kurun waktu yang cukup lama. Sebagai contoh, saat Anda baru menjalani operasi atau kecelakaan, melakukan perjalanan jauh, atau harus menjalani bed rest.

    Cara mengatasi betis yang terasa sakit

    Anda bisa mengatasi rasa sakit pada betis sesuai dengan penyebabnya. Artinya, kondisi ini bisa teratasi jika Anda mengatasi penyebabnya. Oleh sebab itu, lebih baik periksakan kondisi tersebut ke dokter untuk mendapatkan diagnosis.

    Dengan begitu, Anda bisa melakukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda alami. Ada beberapa cara mudah untuk membantu meredakan rasa sakit pada betis, yaitu:

    1. Istirahat

    Untuk mengatasi kondisi ini, cara paling ampuh dan mudah adalah mengistirahatkan betis yang terasa sakit. Biasanya, betis yang sakit terjadi karena aktivitas fisik yang terlalu berat. Oleh karena itu, mengurangi aktivitas yang terlalu berat sebenarnya sudah cukup untuk mengatasinya.

    Tak hanya itu, dengan beristirahat, Anda juga bisa meredakan gejala lain yang menyertai, misalnya peradangan akut. Namun jika gejala yang muncul cukup parah, Anda mungkin membutuhkan alat bantu untuk berjalan.

    2. Kompres

    Selain beristirahat, Health Direct milik Kementerian Kesehatan Australia menyarankan agar Anda mengatasi betis yang terasa sakit menggunakan kompres, baik dengan es atau air hangat. Biasanya, cara ini cukup ampuh untuk meredakan rasa sakit akibat masalah pada tendon.

    Sementara itu, penggunaan kompres dingin maupun panas tergantung pada kondisi Anda. Kompres selama kurang lebih 20 menit dan lakukan beberapa kali hingga rasa sakit pada betis mereda.

    3. Peregangan

    Anda juga bisa meredakan rasa sakit pada betis dengan melakukan peregangan otot. Hal ini akan sangat bermanfaat khususnya untuk mengurangi rasa sakit akibat kram atau tegang otot.

    Tak hanya untuk mengatasi, Anda bisa melakukan peregangan otot untuk mencegah betis yang sakit di kemudian hari.

    4. Terapi fisik

    Pada tingkatan yang tergolong parah, biasanya Anda perlu melakukan terapi fisik untuk gangguan muskuloskeletal yang satu ini. Ahli terapi fisik akan membantu Anda mengatasi rasa sakit pada betis yang tidak bisa teratasi dengan perawatan rumah biasa.

    Ahli terapi fisik biasanya menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk mengembalikan kekuatan dan kemampuan bergerak dari betis yang mungkin mengalami cedera. Bahkan, ahli terapi fisik akan berusaha sebisa mungkin untuk mengembalikan kondisi betis seperti sedia kala.

    5. Obat-obatan

    Pada kondisi tertentu, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit pada betis. Obat yang digunakan biasanya berfungsi untuk meredakan rasa sakit, seperti obat-obatan golongan NSAID.

    Penggunaan obat sebaiknya sesuai dengan resep dokter. Biasanya, cara ini dapat membantu mengatasi rasa sakit akibat tendinitis, tegang otot, dan kram otot.

    Mencegah sakit pada betis

    cara mengecilkan betis

    Sebenarnya, pencegahan terhadap betis yang terasa nyeri bukanlah hal yang rumit. Anda hanya perlu rutin melakukan peregangan setiap sebelum dan sesudah berolahraga untuk memperkuat betis.

    Selain itu, Anda sebaiknya tidak berolahraga secara berlebihan. Lebih baik, meningkatkan sedikit demi sedikit intensitas olahraga agar otot-otot pada tubuh tidak kaget.

    Anda juga disarankan untuk mengonsumsi banyak air demi menghindari dehidrasi yang dapat menjadi penyebab kram otot. Tak hanya itu, mengonsumsi suplemen magnesium juga baik untuk mencegah kram, khususnya pada ibu hamil. Meski begitu, penggunaan suplemen tetap harus Anda konsultasikan lagi dengan dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 20/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan