backup og meta

Kudis

Kudis

Kudis atau scabies merupakan salah satu jenis penyakit kulit menular yang disebabkan tungau mikroskopis. Ketahui apa saja gejala, penyebab, dan pengobatannya.

Apa itu kudis?

Kudis atau dikenal juga dengan nama scabies adalah kondisi kulit gatal karena tungau bernama Sarcoptes scabiei

Scabies dianggap sebagai penyakit kulit menular yang dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik yang dekat.

Penularan kudis umumnya terjadi dalam lingkungan keluarga, play group anak, kelas sekolah, panti jompo, atau penjara.

Penyakit kulit yang satu ini terdiri atas dua jenis, yaitu scabies biasa dan Norwegian scabies atau scabies berkrusta. 

Orang dengan scabies berkrusta memiliki 100 – 1.000 tungau di kulitnya. Sementara itu, orang yang terkena scabies biasa hanya memiliki 15 – 20 tungau di kulitnya. 

Tanda dan gejala kudis

Setelah paparan awal terhadap scabies, tubuh akan menunjukkan gejala setelah 4 – 6 minggu. Jika Anda pernah terkena penyakit ini sebelumnya, gejala bisa saja muncul lebih cepat, yaitu sekitar 1 – 4 hari setelah paparan.

Namun, gejala kudis berbeda dengan kurap. Berikut ini berbagai tanda dan gejala kudis yang biasanya muncul.

1. Gatal

Gatal pada kulit menjadi salah satu gejala paling umum yang akan dirasakan jika Anda terkena scabies.

Rasa gatal ini biasanya sangat kuat dan akan semakin parah saat malam tiba.

Oleh sebab itu, orang dengan kondisi kulit ini biasanya mengalami susah tidur karena rasa gatal yang sangat mengganggu.

2. Ruam

Ruam kulit pada kudis biasanya berupa benjolan keras yang sering kali membentuk garis seperti terowongan. 

Benjolan ini bisa terlihat seperti bekas gigitan kecil berwarna merah atau bahkan seperti jerawat.

Sebagian orang bahkan mengalami ruam dengan bercak bersisik seperti eksim.

3. Luka

Orang dengan kudis umumnya memiliki luka di beberapa bagian tubuhnya. Luka biasanya terbentuk akibat menggaruk kulit terlalu keras. 

Luka yang dibiarkan tanpa diobati bisa berkembang menjadi infeksi. Sepsis atau infeksi yang masuk ke aliran darah adalah kondisi gawat medis yang mengancam jiwa.

4. Kerak tebal pada kulit

Kerak biasanya muncul ketika Anda memiliki skabies berkrusta atau Norwegian scabies.

Karena jumlah tungau bisa mencapai ribuan di kulit, rasa gatalnya pun jauh lebih hebat dibandingkan dengan scabies biasa.

Untuk itu, salah satu tanda umum dari Norwegian scabies ini adalah kerak tebal yang tersebar luas di kulit.

Penyebab kudis

Tungau berkaki delapan yang berukuran sangat kecil adalah penyebab kudis pada manusia. 

Tungau betina masuk kemudian menggali bawah kulit dan membuat saluran untuk bertelur. Setelah telur menetas, larva tungau bergerak ke permukaan kulit untuk tumbuh. 

Tungau-tungau ini kemudian dapat menyebar ke area kulit lainnya atau bahkan ke orang lain.

Tungau, telur, dan kotoran mereka membuat Anda merasa gatal sebagai reaksi alergi tubuh terhadap keberadaan tungau.

Faktor risiko kudis

Kudis dapat menyerang semua orang dari berbagai usia, ras, tingkat sosial, dan situasi hidupnya.

Bahkan, orang yang sangat menjaga kebersihannya pun bisa terkena penyakit kulit yang satu ini. Namun, risiko kudis akan meningkat pada:

  • anak-anak,
  • orang yang aktif secara seksual, 
  • memiliki imun tubuh yang rendah, dan
  • tinggal bersama penderita scabies.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat tungau berkembang biak dengan subur.

Hal ini disebabkan oleh orang dengan imun rendah tidak mampu melawan tungau. 

Lansia, orang dengan HIV/AIDS, penerima transplantasi organ, pengidap kanker, dan orang yang sedang menjalani kemoterapi juga sangat berisiko terkena kudis.

Diagnosis kudis

Dokter biasanya akan mendiagnosis kudis dengan cara memeriksa kulit dari kepala hingga kaki. Dokter akan mencari tanda-tanda keberadaan tungau dari tampilan kulit Anda.

Untuk memastikannya, dokter akan mengambil sedikit sampel kulit (biopsi) yang dicurigai menjadi tempat bersarangnya tungau.

Dokter kemudian akan melihatnya di bawah mikroskop untuk menemukan tungau dan telurnya. Dari sinilah, dokter bisa melihat apakah Anda memang terkena kudis atau tidak.

Pengobatan kudis

Obat kudis scabies efektif

Kudis bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Berikut berbagai obat kudis yang biasanya diresepkan oleh dokter.

  • Krim permethrin.
  • Losion benzyl benzoate.
  • Losion calamine.
  • Salep sulfur.
  • Krim crotamiton.
  • Losion lindane.

Sementara itu, untuk scabies yang menutupi sebagian besar tubuh dan berkrusta, dibutuhkan obat yang lebih kuat. Biasanya dokter akan meresepkan ivermectin

Selain krim, losion, dan ivermectin, dokter akan memberikan kombinasi perawatan lain seperti di bawah ini.

  • Antihistamin untuk mengendalikan rasa gatal dan membantu tidur.
  • Losion pramoxine untuk mengendalikan rasa gatal.
  • Antibiotik untuk menghilangkan infeksi.
  • Krim steroid untuk mengurangi kemerahan, bengkak, dan gatal.

Perawatan rumahan kudis

Berikut bahan alami yang bisa Anda gunakan untuk mengobati scabies di rumah.

1. Gel lidah buaya

Gel lidah buaya punya potensi yang sama efektifnya dengan benzyl benzoate yang biasa diresepkan untuk mengobati kudis.

Lidah buaya memiliki sifat antiradang yang bisa membantu meredakan gatal, kemerahan, dan iritasi akibat scabies.

2. Minyak cengkeh

Sejumlah penelitian menunjukkan ada potensi minyak cengkeh dapat membunuh kudis.

Minyak ini memiliki sifat antimikroba dan antioksidan yang bisa membantu proses penyembuhan scabies secara alami.

3. Minyak nimba

Minyak, sabun, dan krim nimba bisa menjadi salah satu pengobatan rumahan yang cukup efektif untuk scabies.

Pasalnya, nimba mengandung antiradang, antibakteri, dan analgesik.

Namun, diperlukan penelitian berskala besar untuk membuktikan manfaat minyak nimba membasmi scabies

Pencegahan kudis

Berikut berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan kudis.

  • Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi. Usahakan untuk menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau memakai benda yang terkontaminasi.
  • Cuci barang yang terkontaminasi. Tungau scabies yang menempel di benda biasanya tidak bisa bertahan hidup lebih dari 2 – 3 hari di luar kulit manusia. Agar lebih aman, sebelum digunakan, cuci benda yang diduga terkontaminasi dengan sabun, lalu rendam di air panas.
  • Rutin membersihkan rumah. Jika ada anggota keluarga yang terkena scabies usahakan untuk rutin membersihkan rumah Anda.

Kudis tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Oleh sebab itu, jika Anda mendapati gejala di atas, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Kesimpulan

  • Kudis atau scabies merupakan kondisi kulit gatal yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei.
  • Gejala skabies dapat berupa gatal pada kulit, ruam, kerak tebal pada kulit, dan luka di beberapa bagian tubuh akibat menggaruk terlalu keras.
  • Kudis dapat diatasi dengan obat yang diresepkan oleh dokter, seperti krim permethrin, losion benzyl benzoate, losion calamine, krim crotamiton, losion lindane.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Scabies. (2024). CDC. Retrieved 13 February 2025, from https://www.cdc.gov/healthywater/hygiene/disease/scabies.html

Scabies – Symptoms and causes. (2022). Mayo Clinic. Retrieved 13 February 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/scabies/symptoms-causes/syc-20377378

Scabies: Diagnosis and treatment. (2022). American Academy of Dermatology Association. Retrieved 13 February 2025, from https://www.aad.org/public/diseases/a-z/scabies-treatment#treatment

What Is Scabies? (2024). Retrieved 13 February 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4567-scabies 

Scabies (2023). NHS. Retrieved 13 February 2025, from https://www.nhs.uk/conditions/scabies/ 

Versi Terbaru

17/02/2025

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

5 Cara Membunuh Kutu Scabies dan Telurnya dengan Efektif

Membunuh Scabies dengan Garam, Apakah Sudah Terbukti?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan