backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Hamil saat Menyusui, Apakah Aman untuk Ibu dan Janinnya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 26/08/2022

    Hamil saat Menyusui, Apakah Aman untuk Ibu dan Janinnya?

    Kebanyakan ibu mungkin tidak berencana hamil saat masih menyusui. Namun, bila kondisi ini terjadi, Anda mungkin merasa khawatir dan bisa jadi kewalahan.

    Pasalnya, selain menyuplai nutrisi untuk bayi dalam kandungan, Anda juga perlu menjaga kualitas ASI untuk si kakak. Nah, bagaimana tips agar aman hamil saat menyusui? Yuk, simak ulasan berikut.

    Apakah ibu menyusui bisa hamil?

    Dilansir dari Planned Parenthood, sebenarnya menyusui merupakan salah satu metode kontrasepsi alami.

    Artinya, dengan menyusui secara rutin, tubuh akan menghentikan proses ovulasi, yaitu proses tubuh menghasilkan sel telur.

    Bila tidak ada ovulasi, otomatis kehamilan pun tidak bisa terjadi. Teknik mencegah kehamilan dengan cara menyusui disebut juga dengan lactational amenorrhea method (LAM).

    Namun, pada kenyataannya, Anda tetap berisiko hamil meskipun masih sedang menyusui. Ini karena keampuhannya untuk mencegah kehamilan hanya efektif selama dalam masa ASI eksklusif.

    Selain itu, bila Anda memberikan susu formula sebagai tambahan ASI, efektivitas mencegah kehamilan pun juga akan menurun.

    Beberapa ibu mungkin tidak menyadari bahwa sedang hamil karena menganggap menyusui dapat mencegahnya. 

    Agar lebih waspada, selalu perhatikan apakah ibu mengalami ciri atau tanda-tanda hamil lagi saat menyusui.

    Misalnya, perubahan pada payudara dan puting, mual dan muntah, kram perut, dan sebagainya.

    Bolehkah menyusui saat hamil?

    payudara besar sebelah saat menyusui

    Melansir UT Southwestern Medical Center, boleh atau tidaknya menyusui saat hamil perlu diputuskan sesuai dengan kondisi kehamilan masing-masing.

    Perlu Anda pahami bahwa setiap ibu tentunya memiliki kondisi yang berbeda-beda.

    Asalkan kondisi kehamilan sehat dan Anda mengonsumsi makanan yang bergizi selama hamil dalam jumlah yang cukup, pada dasarnya tidak masalah bagi Anda untuk melanjutkan proses menyusui meskipun sedang hamil.

    Pasalnya, Anda perlu memenuhi kebutuhan gizi untuk diri sendiri, bayi dalam kandungan, dan anak yang sedang disusui.

    Selain itu, Anda perlu mempertimbangkan perubahan fisik saat hamil yang dapat mengganggu proses menyusui, seperti payudara mengeras dan terasa sakit.

    Lebih baik berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui apa yang sebaiknya Anda lakukan.

    Apakah warna ASI bisa berubah ketika menyusui saat hamil?

    Jawabannya adalah ya. Warna ASI mungkin saja berubah jika Anda menyusui saat hamil. Pasalnya, saat hamil, tubuh akan mengalami perubahan hormon yang berbeda dari ketika sedang menyusui.

    Selama menyusui, kelenjar pituitari akan melepaskan hormon oksitosin yang berfungsi meningkatkan produksi ASI. Namun, hormon ini juga merangsang kontraksi rahim.

    Kehamilan bisa memengaruhi keseimbangan hormon yang diperlukan saat menyusui.

    Oleh karena itu, Anda mungkin akan menyadari penurunan jumlah ASI yang diproduksi saat menyusui ketika sedang hamil. Ini terutama saat memasuki usia kehamilan 4 atau 5 bulan.

    Namun, bukan berarti ASI akan kering atau tidak ada sama sekali. Melainkan, ASI mungkin akan mengalami perubahan warna dan tekstur saat menyusui ketika sedang hamil.

    Ini karena ASI akan berubah menjadi kolostrum yang berwarna kekuningan atau krem, dan lebih kental dari biasanya.

    Bayi yang sudah cukup besar mungkin akan menyadari perubahan rasa tersebut, yang bisa ditunjukkan dengan berkurangnya keinginan untuk minum ASI.

    Sebagai zat laksatif alami, kolostrum mungkin juga akan membuat tinja bayi menjadi lebih encer dari biasanya. Namun, ini adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

    Apa saja kondisi yang sebaiknya berhenti menyusui saat hamil?

    sindrom langka pada ibu hamil

    Secara umum, hamil saat menyusui cukup aman. Namun, melansir Pregnancy Birth and Baby, pada kondisi-kondisi tertentu dokter mungkin lebih menganjurkan untuk menghentikan proses menyusui. 

    1. Memiliki riwayat keguguran atau melahirkan prematur

    Bila Anda pernah mengalami keguguran atau melahirkan secara prematur pada kehamilan sebelumnya, lebih baik Anda berhati-hati bila ingin tetap menyusui saat hamil.

    Ini karena menyusui dapat memicu kontraksi pada otot-otot rahim, sehingga lebih berisiko terhadap komplikasi tersebut.

    2. Mengandung bayi kembar

    Saat mengandung bayi kembar, Anda tentunya akan membutuhkan nutrisi yang lebih banyak untuk memastikan tumbuh kembang bayi dalam kandungan.

    Oleh sebab itu, dokter mungkin menganjurkan Anda untuk berhenti menyusui.

    3. Kehamilan berisiko

    Pada kehamilan berisiko tinggi, dokter mungkin akan menganjurkan untuk berhenti menyusui.

    Beberapa kondisi yang diwaspadai, seperti komplikasi kehamilan tertentu atau Anda memiliki berat badan yang kurang saat hamil.

    Bagaimana tips agar tetap sehat bila hamil saat menyusui?

    jeruk nipis untuk ibu hamil muda

    Meskipun tidak mengalami kondisi yang berisiko, lebih baik Anda menanyakan ke dokter bila ingin tetap menyusui saat hamil. 

    Dokter biasanya akan memberikan sejumlah saran agar Anda dan kedua buah hati tetap sehat. Secara umum, berikut hal-hal yang bisa Anda lakukan.

    1. Pantau berat badan si kakak

    Saat hamil, jumlah produksi ASI akan menurun. Selain itu, rasa ASI mungkin mengalami perubahan.

    Biasanya, anak akan malas untuk minum ASI karena perubahan-perubahan tersebut. Oleh sebab itu, pastikan si kakak tetap tercukupi gizinya.

    Bila kenaikan berat badannya tidak ideal, tanyakan pada dokter apakah perlu memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) atau susu formula.

    2. Pastikan kesehatan Anda tetap terjaga

    Hamil saat menyusui berarti Anda bertanggung jawab pada kesehatan tiga orang, yaitu anak yang sudah lahir, anak yang masih dalam kandungan, dan diri Anda sendiri.

    Oleh sebab itu, pastikan Anda menjaga kesehatan semaksimal mungkin, misal dengan menjaga pola makan, perbanyak minum air, dan beristirahat yang cukup.

    Selain itu, tanyakan kepada dokter apakah Anda membutuhkan suplemen kehamilan tertentu. Hindari mengonsumsi suplemen atau vitamin apa pun tanpa saran dari dokter.

    3. Atasi gejala-gejala kehamilan yang mengganggu

    Saat hamil trimester pertama, biasanya ibu akan mengalami morning sickness. Kondisi ini dapat menyebabkan perut Anda terasa mual dan selalu ingin muntah.

    Bila mengalaminya, Anda akan berisiko kekurangan nutrisi. Oleh sebab itu, setelah muntah, pastikan Anda mengganti kembali nutrisi tubuh yang hilang.

    Cobalah atasi kondisi ini semaksimal mungkin agar nutrisi yang dibutuhkan saat menyusui dan hamil tetap terjaga.

    4. Jaga kenaikan berat badan Anda selama hamil

    Tubuh Anda perlu menyuplai gizi ke janin, sehingga membutuhkan kalori yang lebih banyak daripada biasanya dan ditambah lagi Anda perlu memberikan ASI untuk si kakak.

    Meski begitu, kenaikan berat badan yang berlebih saat hamil juga tidak baik. Hal yang perlu Anda lakukan adalah menjaga berat badan yang ideal dan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.

    Gunakan kalkulator berat badan ibu hamil untuk mengetahui apakah berat badan Anda sudah ideal atau tidak.

    5. Rutin berkonsultasi ke dokter

    Seperti halnya kehamilan pada umumnya, Anda tentunya perlu rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan.

    Pantau kondisi perkembangan bayi dalam kandungan untuk memastikan ia tetap sehat. Sampaikan pula pada dokter bahwa Anda sedang menyusui sambil hamil.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 26/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan