Jumlah susu formula tersebut juga tergantung apakah si kecil sudah mulai makan makanan padat atau belum.
Jumlah dan frekuensi pemberian susu untuk bayi usia 2 bulan
Biasanya si kecil sudah bisa menghabiskan susu formula sebanyak 120-150 ml setiap kali menyusu.
Ukuran lambung bayi sudah lebih besar dibandingkan ketika ia baru lahir. Bayi mungkin akan menyusu setiap 3-4 jam.
Jumlah dan frekuensi pemberian susu untuk bayi usia 4 bulan
Bayi sudah bisa menghabiskan 120-180 ml setiap menyusu tergantung dari frekuensi menyusunya (setiap berapa jam ia butuh minum) dan ukuran tubuhnya.
Bayi yang memiliki tubuh lebih besar mampu menghabiskan sufor lebih banyak di usia 4 bulan ini.
Jumlah dan frekuensi pemberian susu untuk bayi usia 6 bulan
Bayi di usia 6 bulan ini dapat menyusu sekitar 180-230 ml setiap 4-5 jam.
Tetap perhatikan kebutuhan bayi
Namun, sebaiknya Anda tidak terpaku dengan batasan tersebut karena kebutuhan bayi berbeda-beda.
Pada umumnya, bayi membutuhkan 90-120 ml sufor setiap pemberian selama bulan pertama.
Jumlah tersebut selanjutnya meningkat sebesar 30 ml per bulan sampai mencapai 210-240 ml setiap kali bayi minum susu.
Akan tetapi, sebenarnya bayi dapat mengatur asupannya dari hari ke hari untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi, biarlah ia memberi tahu Anda apakah asupan susunya sudah cukup atau belum.
Jika ia mudah terganggu selama menyusu, mungkin bayi sudah kenyang. Namun, jika ia masih memegang botolnya walaupun susunya sudah habis, mungkin ia masih lapar dan ingin menyusu lagi.
Kuncinya adalah dengan memberikan sufor untuk bayi baru lahir setiap kali ia minta atau menangis karena ia lapar. Hal ini sama seperti ketika ibu memberikan ASI.
Seiring berjalannya waktu, bayi dapat menerapkan jadwal MPASI yang teratur, baik untuk makan makanan padat maupun minum susu.
Dengan begitu, Anda akan lebih mudah mengetahui kapan saatnya si kecil lapar dan harus diberi susu maupun menu MPASI lainnya.
Namun, Anda sebagai ibu harus pintar-pintar membatasi susu untuk si kecil jika asupannya sudah sangat berlebih (biasanya lebih dari 960 ml/hari).
Jika bayi Anda sepertinya terlalu sering atau terlalu banyak menyusu, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya dengan bermain atau melakukan hal lainnya.
Meski susu formula kerap digunakan sebagai upaya penambah berat badan bayi, hal ini sebenarnya kurang tepat. Lagi-lagi, hanya makanan padat yang bisa membantu berat badan bayi.
Namun dalam beberapa kasus, bayi bisa mengalami masalah gizi seperti kelebihan berat badan atau gemuk karena susu formula. Itulah mengapa sangat penting untuk mengerti kebutuhan bayi Anda.

2. Selalu jaga kebersihan botol bayi
Hal lain yang harus sangat diperhatikan bayi dengan sufor adalah kebersihan botolnya. Salah satu hal mengapa ASI lebih baik bagi bayi adalah karena ASI lebih steril daripada sufor.
Peluang sufor untuk terpapar dengan kuman dan bakteri lebih besar sehingga menjadi kurang steril bagi bayi.
Anda harus membersihkan botol susu dengan benar sebelum memberikannya kepada bayi. Bukan hanya botolnya, tetapi juga selalu menjaga kebersihan tutup botol dan dotnya.
Anda bisa membersihkannya dengan air hangat dan sabun setiap setelah dan sebelum botol tersebut dipakai.
Gunakan sikat khusus botol agar Anda dapat menjangkau seluruh bagian botol saat membersihkannya.
3. Pilih botol khusus untuk memberikan susu formula bayi
Jangan sembarangan memilih botol susu yang akan digunakan untuk menampung susu formula bagi bayi baru lahir.
Sebaiknya pilih botol yang berlabel BPA-free dan yang terbuat dari plastik polietilen dan polipropilen yang aman untuk bayi.
4. Perhatikan cara membuat susu
Sebelum membuat susu untuk anak, sebaiknya cuci tangan Anda dengan sabun. Setelah itu, ikuti petunjuk cara menyajikan susu yang tertera dalam kemasan.
Sebaiknya ikuti berapa sendok bubuk susu yang harus Anda campurkan dengan air. Susu formula yang terlalu encer atau terlalu kental tidak dianjurkan untuk bayi.
Selain itu, gunakan air yang bersih dan aman untuk membuat susu.
5. Perhatikan penyimpanan sufor bayi
Simpan susu formula bayi Anda di lemari es untuk mencegah bakteri tumbuh. Jika ditemukan tanda sufor basi, sebaiknya tidak diberikan lagi pada bayi dan dibuang saja.
Ini karena dampak susu basi untuk kesehatan bayi bisa membahayakan. Bila sufor tidak langsung diminum oleh bayi, segera dinginkan kemudian letakkan pada wadah yang tertutup rapat.
Selanjutnya, simpan wadah tersebut di dalam lemari pendingin (kulkas) dengan suhu kurang dari 5 derajat celcius. Namun yang terpenting, segera berikan sufor tersebut kepada bayi kurang dari 24 jam.
Sementara bila susu bayi berada di suhu kamar, susu formula ini hanya mampu bertahan selama kurang lebih satu jam.
Jika sudah dibiarkan selama lebih dari satu jam, sebaiknya jangan diberikan lagi pada bayi Anda. Selain itu, jika bayi Anda menyisakan sebagian sufor atau tidak menghabiskannya, sebaiknya buang saja sisanya.
Ini karena ada kemungkinan bakteri sudah mengontaminasi sufor tersebut dan mungkin saja membuat anak Anda sakit.
6. Perhatikan juga saat membeli susu
Saat membeli susu, sebaiknya perhatikan tanggal kedaluwarsa.
Jangan sampai Anda membeli susu yang sudah lewat tanggal kedaluwarsa atau yang beberapa bulan lagi sudah kedaluwarsa.
Selain itu, juga perhatikan keutuhan kemasannya, pilihlah kemasan yang masih bagus dan tidak rusak. Setelah membelinya, jangan lupa perhatikan cara penyimpanan susu formula tersebut.
Sebaiknya simpan pada tempat yang sejuk. Tempat penyimpanan yang panas atau dingin dapat membuat nutrisi dalam susu menjadi berkurang.
Jangan lupa juga untuk selalu menutup kemasan susu dengan rapat setelah membukanya.
Jika kemasan susu terlalu lama terbuka, udara bisa masuk sehingga membuat susu menggumpal dan merusaknya.

Banyaknya merek sufor di pasaran mungkin membuat Anda bingung mana yang cocok untuk bayi. Konsultasikan dengan dokter tentang merek susu mana yang paling sesuai dengan kebutuhan si kecil.
Jika si kecil tidak mempunyai alergi atau tidak mempunyai masalah dalam mencerna susu, Anda dapat memberikan sufor yang terbuat dari susu sapi.
Namun, bila si kecil mempunyai intoleransi laktosa atau alergi terhadap protein susu, Anda lebih disarankan untuk memberikan susu jenis tertentu.
Berbagai susu yang direkomendasikan misalnya susu yang bebas laktosa, berasal dari kedelai, atau susu hipoalergenik.
Ada juga susu almond yang dapat diberikan untuk bayi setelah usianya di atas 12 bulan atau 1 tahun.
Susu almond bisa menjadi nutrisi yang aman untuk dikonsumsi balita, tetapi tetap saja tidak ada yang bisa menandingi nutrisi yang ada di dalam sufor, apalagi nutrisi pada ASI.
Ini berarti Anda tidak bisa menggunakan susu almond untuk bayi sebagai pengganti ASI dan sufor.
Sebelum memberikan sufor kebayi, ada baiknya mendapatkan saran dari dokter anak.
Anda sebaiknya mengikuti anjuran yang diberikan dokter anak terkait aturan pemberian susu formula guna mendukung tumbuh kembangnya agar lebih optimal.
Jangan lupa untuk tetap memberikan bayi makanan padat disamping sufor supaya kebutuhan gizi hariannya terpenuhi.
Ada beragam zat gizi yang harus terpenuhi, salah satunya vitamin untuk bayi yang bisa bersumber dari asupan sayuran dan buah bayi.

Pemberian sufor kepada bayi melalui botol tidak selalu berjalan mulus. Kadang kala, bayi bisa menolak susu botol karena beberapa penyebab seperti:
- Bayi gumoh
- Bayi mengalami sembelit
- Bayi memiliki alergi protein di dalam sufor sapi
Jika bayi menolak susu botol, berikut cara mengatasi yang bisa Anda terapkan:
- Gunakan dot yang nyaman bagi bayi
- Ciptakan suasana menyusu yang nyaman
- Berikan bayi sufor di dalam botol pada saat yang tepat, yakni saat tidak terlalu lapar maupun kenyang
- Temukan posisi menyusu yang nyaman bagi bayi
Memahami jenis sufor yang tepat untuk bayi sama pentingnya dengan menerapkan cara pemberian yang baik agar si kecil nyaman selama menyusu.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar