Dalam beberapa kasus, penderita mungkin juga akan mengalami nyeri dada, sesak napas, atau mimisan. Namun, umumnya gejala-gejala tersebut baru muncul ketika kondisi ini sudah memasuki tahap yang lebih parah. Segera periksakan ke dokter bila hal ini terjadi Anda.
Selain yang disebutkan di atas, kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala lain yang Anda alami. Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala-gejala tertentu segera periksakan diri ke dokter.
Bagaimana dokter mendiagnosis hipertensi sekunder?

Tekanan darah dapat dikatakan tinggi apabila berada di angka sistolik dan diastolik tertentu, yaitu mencapai 140/90 mmHg. Adapun tekanan darah normal berada di bawah 120/80 mmHg. Bila berada di antara kedua angka tersebut, Anda tergolong mengalami prehipertensi.
Untuk dapat mendiagnosis hipertensi, dokter akan mengukur tekanan darah Anda dengan alat ukur tekanan darah. Dokter mungkin akan melakukan pengecekan tekanan darah beberapa kali, termasuk dengan alat ukur tekanan darah ambulatory, untuk memastikan diagnosanya.
Namun, sebelum mendiagnosis apakah Anda menderita hipertensi sekunder atau tidak, dokter biasanya akan mencari tahu apakah Anda memiliki faktor-faktor tertentu, seperti:
- Usia di bawah 30 tahun dengan hipertensi.
- Terdapat riwayat hipertensi resisten (hipertensi tidak membaik walau sudah ditangani dengan obat-obatan antihipertensi).
- Tidak menderita obesitas.
- Tidak ada anggota keluarga yang menderita hipertensi.
- Adanya tanda-tanda dan gejala dari penyakit lain.
Selain itu, dokter juga mungkin akan merekomendasikan tes lainnya. Beberapa tes yang mungkin akan dilakukan, yaitu:
- Tes darah.
- Tes kadar urea dalam darah (Tes BUN).
- Tes urine.
- USG ginjal.
- CT atau MRI scan.
- EKG atau rekam jantung.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar