Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19) di sini.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus gencar mengingatkan masyarakat pentingnya program Keluarga Berencana (KB) terutama selama masa pandemi COVID-19. Apa yang perlu diperhatikan?
Penurunan angka program KB selama pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 berdampak pada pelaksanaan program KB nasional. Data terbaru BKKBN menyatakan adanya penurun drastis angka program KB selama masa pandemi COVID-19.
Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp. O.G.(K) menyampaikan bahwa pada Maret 2020 tercatat ada 36 juta peserta KB aktif sedangkan pada April 2020 angka penerima layanan KB hanya 26 juta orang. Terjadi penurunan peserta program KB hingga 10 persen dalam satu bulan.
“Seandainya ada 10 juta pasangan usia subur yang tidak melakukan kontrasepsi, maka 25 persen memiliki potensi hamil yang (lebih) tinggi,” ujar dr. Hasto pada webinar Urgensi Pelayanan KB pada Masa New Normal, Selasa (9/6) lalu.
“Bisa kita lihat kalau sampai putus suntik misal di bulan pertama kemungkinan 10 persen hamil, IUD (KB spiral) putus maka bisa 15 persen hamil, pil putus sebulan pertama 20 persen kemungkinan hamil,” lanjutnya.
BKKBN meminta masyarakat, terutama pasangan muda yang baru menikah, untuk melakukan program KB dan menunda kehamilan mereka selama masa pandemi COVID-19. Hal ini dilakukan agar menghindari kehamilan dan melahirkan di masa pandemi.