backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Imunisasi: Manfaat, Jenis, hingga Efek Sampingnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Reza Abdussalam, Sp.A · Kesehatan anak · Brawijaya Hospital Antasari


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 15/02/2024

Imunisasi: Manfaat, Jenis, hingga Efek Sampingnya

Sudahkah Anda membawa si Kecil untuk imunisasi? Apakah sudah lengkap juga jenis vaksin yang harus si Kecil dapatkan? Imunisasi tidak hanya untuk bayi, tetapi juga anak balita sampai usia sekolah. Apa itu sebenarnya imunisasi dan mengapa penting untuk anak? Ini penjelasan lengkapnya.

Manfaat dan tujuan imunisasi bagi anak

Imunisasi adalah proses pembuatan antibodi dalam tubuh setelah pemberian vaksin untuk memperkuat sistem imun.

Adapun manfaat imunisasi, yaitu sebagai berikut.

  • Melindungi anak dari risiko penyakit dan kematian.
  • Efektif mencegah penyakit.
  • Memberi perlindungan untuk orang lain.

Dengan terjadinya proses imunisasi pada anak, herd immunity atau kekebalan kelompok dapat tercapai.

Ini adalah kondisi ketika vaksin tidak hanya melindungi orang yang mendapat imunisasi, tetapi juga memiliki manfaat untuk anak yang tidak menerima vaksin. 

Ketika banyak anak mendapatkan perlindungan vaksin, mereka akan membantu melindungi sebagian anak yang kekurangan sistem kekebalan tubuh dengan mengurangi penyebaran penyakit. 

Semakin banyak anak yang mendapat vaksin, semakin sedikit penyebaran penyakit. Dengan begitu, mereka yang tidak mendapatkan imunisasi dapat ikut terlindungi.

Namun pada dasarnya, vaksinasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sejak bayi baru lahir untuk menjaga kesehatannya.

Ada tiga alasan penting mengapa hal ini wajib untuk semua bayi.

  • Vaksinasi sudah terbilang aman, cepat, dan sangat efektif untuk mencegah penularan penyakit.
  • Sekali mendapatkan imunisasi, maka setidaknya tubuh anak telah terlindungi dengan baik dari ancaman penyakit.
  • Anak justru berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit dan mengalami gejala yang lebih parah jika tidak mendapatkan imunisasi.

Selain itu, bila bayi tidak menerima vaksin atau bayi terlambat vaksinasi, ini bisa berakibat fatal untuk kesehatannya pada kemudian hari.

Hal ini akan membuat kuman penyakit semakin mudah berkembang biak dalam tubuh anak. Meski ada efek samping imunisasi yang bisa muncul, hal ini  tidak sebanding dengan risiko bayi yang tidak mendapat imunisasi.

Perbedaan imunisasi dan vaksinasi

  • Sebenarnya keduanya masuk ke dalam rangkaian proses pencegahan penyakit. Pemberian vaksinasi dan imunisasi terjadi secara bertahap untuk memperkuat antibodi perlahan.
  • Vaksin adalah ‘alat’ untuk membentuk antibodi terhadap suatu penyakit tertentu. Ini berarti vaksinasi adalah proses pemberian antibodi untuk menangkal penyakit.
  • Sementara imunisasi adalah proses pembuatan antibodi dalam tubuh setelah pemberian vaksin agar sistem imun semakin kuat, sehingga kebal terhadap serangan penyakit.
  • Meski begitu, masyarakat lebih mengenal istilah imunisasi ketimbang vaksinasi. Secara tak langsung, hal ini membuat imunisasi dan vaksinasi memiliki arti yang sama padahal berbeda.

Peringatan dan larangan imunisasi pada anak

anak diimunisasi

Meskipun imunisasi umumnya dianggap aman, ada beberapa peringatan dan larangan yang perlu diperhatikan, terutama untuk anak-anak.

Sebelum anak mendapat vaksin, sebaiknya perhatikan beberapa peringatan di bawah ini.

  • Alergi. Anak-anak yang memiliki riwayat alergi terhadap salah satu komponen vaksin perlu mendiskusikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum menerima imunisasi.
  • Reaksi sebelumnya. Jika anak pernah mengalami reaksi serius setelah vaksinasi sebelumnya, ini perlu dilaporkan kepada dokter. Beberapa vaksin mungkin perlu disesuaikan atau dihindari.
  • Penyakit kronis atau imunosupresi. Anak-anak dengan penyakit kronis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin memerlukan penilaian khusus sebelum menerima vaksin tertentu.

Selain itu, perhatikan juga beberapa larangan di bawah ini agar pemberian vaksin aman untuk anak Anda.

  • Kontraindikasi medis. Beberapa kondisi medis pada anak bisa menjadi kontraindikasi untuk menerima vaksin tertentu. Misalnya, anak dengan gangguan sistem kekebalan tubuh yang serius mungkin perlu menunda atau menghindari beberapa vaksin.
  • Alergi berat atau reaksi sebelumnya. Anak yang pernah mengalami reaksi alergi berat atau reaksi vaksinasi yang parah mungkin perlu dihindari dari vaksin tertentu.
  • Kondisi kesehatan saat ini. Anak-anak dengan kondisi kesehatan saat ini, seperti demam tinggi atau penyakit akut lainnya, mungkin perlu menunda vaksinasi sampai mereka pulih.
  • Usia yang tidak sesuai. Beberapa vaksin memiliki batasan usia untuk pemberian. Misalnya, vaksin tertentu mungkin tidak diberikan pada bayi yang belum mencapai usia tertentu.

Persiapan sebelum imunisasi pada anak

Sebelum menjadwalkan vaksinasi, disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter anak.

Diskusikan kepada dokter tentang riwayat kesehatan anak, termasuk riwayat alergi atau reaksi terhadap vaksin sebelumnya.

Dokter akan memberikan informasi tentang jenis vaksin yang dibutuhkan dan menjawab pertanyaan yang mungkin Anda miliki.

Pastikan anak dalam keadaan sehat sebelum vaksinasi. Jika anak sedang sakit atau memiliki demam, sebaiknya tunda imunisasi sampai mereka pulih.

Berikan anak makan dan minum sebelum kunjungan ke dokter. Anak yang sudah makan dan minum cukup biasanya lebih nyaman selama dan setelah vaksinasi.

Jenis dan efek samping imunisasi untuk bayi

anak vaksin

Kementerian Kesehatan RI menetapkan jenis imunisasi untuk anak yang wajib dilakukan beberapa kali sepanjang hidup si Kecil.

Berdasarkan Permenkes No. 12 Tahun 2017, ada beberapa vaksin dasar atau wajib untuk bayi baru lahir sampai sebelum berusia 1 tahun.

Jenis imunisasi ini biasanya diberikan gratis oleh pelayanan kesehatan di bawah naungan pemerintah, seperti posyandu, puskesmas, maupun rumah sakit.

Setiap jenis vaksin tersebut bisa menimbulkan efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).

Berikut adalah daftar jenis imunisasi beserta KIPI-nya masing-masing. Penuhi jenis-jenis vaksinasi di bawah ini sesuai jadwal imunisasi bayi dan anak.

1. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus Hepatitis B (HBV). Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah pemberian vaksin Hepatitis B meliputi berikut ini.

  • Nyeri atau pembengkakan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Merasa lemah atau lelah.
  • Sakit kepala.
  • Mual atau gangguan pencernaan ringan.

2. Polio

Vaksin polio bertujuan untuk melindungi dari infeksi virus poliovirus, yaitu penyebab polio. Vaksin ini memiliki dua jenis, yaitu vaksin polio oral (VPO) dan vaksin polio inaktif (VPI).

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksin polio.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • muntah atau diare.
  • Reaksi alergi, seperti ruam kulit atau gatal-gatal.
  • Sakit kepala.

3. BCG

Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) digunakan untuk mencegah tuberkulosis (TB), terutama pada anak-anak. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin BCG.

  • Reaksi lokal seperti kemerahan, pembengkakan, atau nyeri di tempat suntikan.
  • Benjolan berisi nanah (abses) di tempat suntikan.
  • Infeksi.

4. MR/MMR

Vaksin campak, rubella, dan gondok (Measles, Mumps, and Rubella atau disingkat MR/MMR) adalah vaksin kombinasi yang digunakan untuk melindungi dari tiga penyakit menular yang disebabkan oleh virus, yaitu campak, gondok (mumps), dan rubella (campak Jerman atau German measles).

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin MR/MMR.

  • Reaksi lokal seperti nyeri atau pembengkakan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

5. Tifoid

Vaksin tifoid adalah vaksin yang diberikan untuk melindungi dari penyakit tifoid, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin tifoid.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Lelah atau lemah.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.

6. Rotavirus

Rotavirus adalah jenis imunisasi untuk melindungi dari infeksi rotavirus yang dapat menyebabkan gastroenteritis atau peradangan pada saluran pencernaan.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin rotavirus.

  • Rewel.
  • Gangguan pencernaan ringan, seperti muntah, diare, atau kembung.
  • Demam ringan.

7. PCV

Vaksin Pneumokokus (PCV), juga dikenal sebagai vaksin pneumonia, digunakan untuk melindungi dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin PCV.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.
  • Kejang demam.

8. Varicella

Vaksin Varicella, juga dikenal sebagai vaksin cacar air atau chickenpox, digunakan untuk melindungi dari infeksi virus varicella-zoster yang menyebabkan penyakit cacar air.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin varicella.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.

9. Influenza

Vaksinasi influenza, atau vaksin flu, diberikan untuk melindungi dari infeksi virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit flu. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin timbul.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan atau nyeri tubuh.
  • Kelelahan atau kepala pusing ringan.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.

10. Hepatitis A

Vaksin hepatitis A diberikan untuk melindungi anak dari infeksi virus Hepatitis A yang dapat menyebabkan penyakit hati.

Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin Hepatitis A pada anak.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Rasa tidak nyaman atau linglung.
  • Mual atau diare.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.

11. HPV

Vaksin Human Papillomavirus (HPV) diberikan untuk melindungi individu, termasuk anak-anak dan remaja, dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker dan kondisi prakanker.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin HPV pada anak.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam atau kedinginan.
  • Mual atau muntah.
  • Reaksi alergi seperti ruam dan gatal-gatal.

12. DPT

Vaksin Difteri Pertussis Tetanus (DPT) adalah imunisasi yang memberikan perlindungan terhadap tiga penyakit serius: difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan).

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin DPT pada anak.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Pembengkakan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Rewel.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.

13. Campak

Vaksin campak adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi dari infeksi virus campak.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin campak pada anak.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.
  • Demam tinggi.
  • Kejang demam (konvulsi febril).

14. Difteri Tetanus (DT)

Difteri Tetanus (DT) adalah vaksin yang memberikan perlindungan terhadap infeksi bakteri Clostridium tetani yang menyebabkan tetanus dan bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyebabkan difteri.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin DT pada anak.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Reaksi alergi, seperi ruam dan gatal-gatal.

15. Meningitis

Vaksin Meningitis, seperti vaksin konjugat untuk Neisseria meningitidis, adalah bagian penting dari program vaksinasi untuk melindungi anak-anak dari infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penyakit meningitis.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah pemberian vaksin meningitis pada anak.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Lemah ringan.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.

16. Dengue

Vaksinasi dengue adalah vaksin yang dikembangkan untuk melindungi anak dari infeksi virus dengue yang dapat menyebabkan penyakit demam berdarah.

Di bawah ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksinasi dengue pada anak.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Sakit kepala ringan.
  • Mual atau muntah.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.

17. Japanese Encephalitis (JE)

Vaksin japanese encephalitis (JE) adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi anak dari infeksi virus Japanese encephalitis, yang dapat menyebabkan penyakit radang otak yang serius.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin Japanese Encephalitis pada anak.

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam ringan.
  • Pusing ringan.
  • Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.

Perlu Anda ketahui

  • Terdapat dua tipe imunisasi yaitu suntik dan oral atau dengan cara meneteskan ke dalam mulut.
  • Vaksin oral berisi bibit penyakit yang masih hidup tetapi sudah lemah, sedangkan vaksin suntik biasanya berisi virus atau bakteri yang sudah mati.
  • Pemberian vaksin suntik dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan pada bawah lapisan kulit atau langsung menuju otot, biasanya lengan atau paha.
  • Vaksin suntik akan membentuk kekebalan langsung dalam darah. Sementara kandungan vaksin tetes akan langsung masuk saluran cerna untuk merangsang sistem kekebalan tubuh dalam usus.

Apakah vaksinasi pasti membuat anak kebal?

imunisasi bayi

Anak yang sudah mendapatkan imunisasi akan sangat jarang sakit karena sistem imunnya sudah kuat oleh bantuan obat ini.

Meski begitu, orangtua perlu paham bahwa setelah anak melengkapi vaksin, tetap ada kemungkinan kecil untuk terserang penyakit tersebut.

Mengutip dari laman IDAI, penelitian epidemiologi Indonesia dan negara-negara lain telah membuktikan manfaat perlindungan dari vaksinasi.

Ketika ada wabah campak, difteri, atau polio, anak yang sudah mendapat imunisasi lengkap tercatat sangat jarang tertular.

Apabila memang sakit karena tertular, biasanya kondisi anak tidak akan terlalu parah sampai membahayakan nyawa.

Sebaliknya, anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi wajib sama sekali biasanya cenderung mengalami sakit yang lebih berat, komplikasi berupa kecacatan, atau bahkan kematian.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Reza Abdussalam, Sp.A

Kesehatan anak · Brawijaya Hospital Antasari


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 15/02/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan