Luka pada kulit terdiri atas berbagai macam jenis, salah satunya luka tusuk. Jenis luka ini cukup umum terjadi dan timbul dari cedera saat melakukan aktivitas yang melibatkan penggunaan benda runcing, seperti menjahit. Lantas, seperti apa penanganan yang perlu dilakukan agar tidak infeksi?
Apa itu luka tusuk?
Luka tusuk adalah jenis luka terbuka yang disebabkan oleh tusukan benda tajam seperti paku, kayu gerigi, atau potongan logam.
Biasanya, luka ini akan menimbulkan lubang kecil dan tidak mengeluarkan banyak darah.
Luka tusuk biasanya terjadi saat seseorang mengalami kecelakaan ketika bekerja dengan barang-barang rumah tangga, misalnya ketika menggunakan mesin jahit, memasang paku, terkena pisau, atau tertusuk duri.
Melansir U.S. National Library of Medicine, kebanyakan luka jenis ini memang cenderung ringan dan dapat sembuh dalam beberapa hari.
Namun, luka seperti tertusuk paku dapat menimbulkan infeksi karena kotoran dan kuman dari benda yang menusuk bisa terbawa ke dalam jaringan kulit.
Apalagi, bila kasusnya lebih parah dengan tusukan yang lebih dalam, risiko Anda terkena infeksi luka akan semakin tinggi.
Terkadang, gejala infeksinya juga baru terjadi pada hari-hari berikutnya.
Maka dari itu, Anda harus berhati-hati dan segera melakukan pertolongan pertama yang tepat ketika kulit Anda tertusuk.
Penanganan pertama pada luka tusuk
Kebanyakan orang menangani luka tusuk seperti luka lainnya, yaitu dengan membersihkan dan segera mengobati dengan obat luka.
Padahal, berbeda jenis luka, berbeda pula cara penanganannya.
Untuk melakukan pertolongan pertama pada luka tusuk, ikuti langkah-langkah berikut.
1. Mencuci tangan dan peralatan
Langkah ini sangat penting dilakukan karena salah satu tujuan menangani luka adalah untuk menghindari risiko infeksi.
Maka dari itu, Anda harus mencuci tangan terlebih dulu sebelum menyentuh luka. Pastikan juga alat-alat yang akan digunakan sudah dalam keadaan bersih.
2. Menghentikan perdarahan dan bersihkan luka
Tekan area yang terkena luka tusuk untuk menghentikan perdarahan, lalu bersihkan luka dengan air dingin dan sabun berbahan ringan.
Cuci luka di bawah air mengalir selama 5-10 menit. Bila ada sisa-sisa kotoran di pinggir luka, usap lembut dengan handuk.
Jangan menggunakan alkohol untuk luka, hidrogen peroksida, atau garam sebagai upaya pembersihan karena malah akan merusak jaringan serta memperlambat penyembuhan.
3. Mengoleskan antibiotik jika perlu
Jika luka tusuknya dalam dan berisiko terkontaminasi bakteri, oleskan krim atau salep antibiotik tipis-tipis di atas luka tusuk dan tutup menggunakan perban.
Namun, penggunaan antibiotik haruslah dengan resep dari dokter. Oleh karena itu, Anda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu sebelum memilih untuk menggunakannya.
Biasanya, salep antibiotik yang kerap dipilih adalah bacitracin. Salep ini berfungsi untuk mencegah luka dari infeksi.
Untuk luka ringan, penggunaan plester tidaklah wajib, Anda bisa membiarkan luka tetap terbuka.
Meski demikian, Anda tetap boleh menggunakan plester untuk menghindari luka terpapar debu dan kotoran.
Perawatan sehari-hari untuk penyembuhan luka tusuk
Luka tusuk kecil biasanya tidak memerlukan perawatan khusus karena bisa membaik dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Jika kondisinya semakin parah, ada beberapa hal yang harus dilakukan setelah penanganan pertama untuk membantu penyembuhan luka.
Perhatikan selalu perban yang menempel pada luka. Anda bisa menggantinya setiap hari atau saat perban telah kotor dan basah.
Saat mengganti perban, bersihkan luka lalu oleskan kembali krim antibiotik.
Krim antibiotik tidak digunakan untuk jangka panjang. Anda hanya perlu menggunakannya pada dua hari pertama setelah terluka.
Terkadang, luka tusuk dapat meninggalkan rasa perih dan tak nyaman.
Untuk mengatasinya, Anda bisa minum obat-obatan tanpa resep seperti acetaminophen, obat NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drugs) seperti ibuprofen dan naproxen, atau aspirin.
Tanda Anda harus pergi ke dokter
Kebanyakan luka tusuk bisa disembuhkan dengan melakukan penanganan di rumah.
Meski demikian, perlu diingat bahwa langkah di atas sebaiknya hanya dilakukan untuk luka yang cenderung ringan.
Luka harus langsung ditangani oleh dokter apabila dalam kondisi sebagai berikut.
- Tusukan lebih dalam atau menembus lapisan lemak dan otot.
- Luka mengalami perdarahan luar yang susah dihentikan.
- Mengenai organ tubuh seperti kepala atau leher.
- Meninggalkan banyak serpihan benda asing di dalam luka yang sulit diambil.
Selain itu, harus diketahui juga penyebab munculnya luka tusuk.
Bila luka jenis ini dihasilkan dari gigitan binatang, segera pergi ke dokter agar bisa mencegah kemungkinan penularan rabies.
Meski tidak sedarurat gejala di atas, Anda tetap perlu memeriksakan ke dokter bila luka menimbulkan kemerahan, membengkak, atau berubah warna setelah 48 jam.
Terkadang, infeksi luka juga bisa berujung pada tetanus, yakni sebuah kondisi di mana seseorang mengalami kejang otot setelah mengalami luka.
Terlebih jika orang yang terluka belum mendapat vaksin selama lima tahun belakangan, vaksinasi tetanus mungkin diperlukan.
[embed-health-tool-bmi]