Begitu kulit terluka, pembuluh darah di sekitar luka akan menyempit. Keping darah lalu memproduksi protein fibrin yang saling berikatan untuk menyumbat luka. Hal ini juga bisa menghentikan perdarahan pada kulit yang tertusuk paku atau serpihan kayu.
Setelah itu, pembuluh darah melebar kembali agar sel-sel darah putih dapat bergerak menuju area luka guna menyerang kuman yang masuk. Sebagai dampaknya, area luka mengalami peradangan, bengkak, kemerahan, dan terkadang disertai nanah.
Bila paku dan serpihan kayu menancap selama berhari-hari, granuloma akan terbentuk. Granuloma adalah benjolan berisi sel yang melindungi jaringan kulit Anda. Sel-sel ini menahan agar benda tersebut tak bergerak ataupun memicu lebih banyak kerusakan.
Mana yang lebih berbahaya di antara keduanya?

Tertusuk paku dan serpihan kayu sama-sama dapat memicu peradangan serta infeksi. Namun, benda yang terbuat dari logam, kaca, atau bahan anorganik lainnya umumnya menimbulkan reaksi kekebalan tubuh yang lebih ringan dibandingkan serpihan kayu.
Benda logam, terutama yang sudah berkarat, sering dikaitkan dengan tetanus. Padahal, tetanus bukan disebabkan oleh karat, melainkan infeksi bakteri C. tetani. Bakteri ini bisa hidup di mana pun asalkan ada oksigen dan tak hanya ditemukan pada logam berkarat.