Definisi kekurangan vitamin A
Kekurangan vitamin A adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan vitamin A yang cukup dari makanan.
Bila dibiarkan, kondisi ini dapat memicu masalah penglihatan dan tubuh lebih rentan terhadap penyakit. Kondisi ini disebut juga dengan defisiensi vitamin A.
Umumnya, orang dewasa berusia di atas 19 tahun membutuhkan asupan vitamin A 700 mikrogram (mcg) per hari. Sementara itu, anak-anak memerlukan vitamin yang juga disebut retinol ini sebanyak 300 – 600 mcg per hari berdasarkan usianya.
Defisiensi vitamin A yaitu penyebab utama kebutaan yang terjadi pada anak-anak di seluruh dunia. Diperkirakan terdapat 250.000 – 500.000 anak mengalami kebutaan akibat tidak mendapatkan vitamin A yang cukup.
Bahkan, separuh dari anak-anak tersebut meninggal dalam waktu satu tahun akibat kehilangan indera penglihatan. Sementara itu, kekurangan vitamin A pada ibu hamil dapat memicu rabun senja dan dapat menyebabkan kematian sang ibu.
Tidak hanya itu, kondisi ini dapat menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko kematian akibat penyakit tertentu, meliputi:
Tanda dan gejala
Defisiensi vitamin A biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun pada tahap yang ringan hingga sedang. Namun, akibat dari defisiensi vitamin A yang lebih parah dapat memicu sejumlah masalah kesehatan.
Berikut ini berbagai bahaya yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A.
1. Gangguan penglihatan
Salah satu masalah kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin A adalah gangguan penglihatan. Perlu diingat bahwa orang, terutama anak-anak, yang mengalami kondisi ini tidak langsung menunjukkan gejala berupa mata kering.
Artinya, terdapat lebih banyak anak lain yang menderita masalah ini tanpa memiliki masalah penglihatan. Itu sebabnya, orangtua dan masyarakat perlu memperhatikan asupan vitamin A anak dan diri sendiri agar tidak menyebabkan penyakit mata berupa:
- rabun senja,
- keratomalacia,
- xerophthalmia (mata kering),
- bercak berbusa tidak beraturan pada bagian putih mata (bintik Bitot),
- perforasi kornea, dan
- jaringan parut pada kornea mata.
2. Kulit kering akibat kekurangan vitamin A
Selain gangguan penglihatan, kekurangan vitamin A juga dapat mengakibatkan efek keratinisasi pada kulit dan selaput lendir. Hal ini ternyata dapat menyebabkan masalah pada kulit, seperti:
- kulit kering, bersisik, dan menebal,
- rambut kering,
- bibir kering dan lidah menebal, dan
- kulit gatal.
3. Mengganggu perkembangan janin
Vitamin A termasuk jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil dan janinnya. Pasalnya, vitamin A bermanfaat dalam perkembangan organ dan kerangka janin. Bila ibu hamil dan janinnya mengalami defisiensi vitamin A, pertumbuhan janin pun terhambat.
Risiko ini paling tinggi dialami pada trimester ketiga, ketika pertumbuhan janin berlangsung dengan pesat. Meski begitu, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi vitamin A sembarangan karena bisa membahayakan kesehatan janin hingga mengalami keguguran.
4. Daya tahan tubuh menurun
Bila Anda kekurangan vitamin A, ternyata tubuh lebih rentan terhadap penyakit. Pasalnya, vitamin A memiliki manfaat berupa menjaga dan membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan tubuh lebih mudah terserang infeksi virus atau bakteri, seperti:
- sakit tenggorokan,
- nyeri dada, dan
- gastroenteritis.
5. Masalah kesuburan
Bahaya lain dari kekurangan vitamin A yang perlu diwaspadai adalah munculnya masalah kesuburan atau infertilitas. Vitamin A dibutuhkan untuk fungsi reproduksi pria dan wanita.
Bila Anda kekurangan vitamin ini, kemandulan dapat terjadi, baik pada pria maupun wanita. Hal ini dibuktikan melalui penelitian dari jurnal Nutrients.
Penelitian ini memperlihatkan tikus betina yang tidak mendapatkan vitamin A yang cukup kesulitan untuk hamil dan memiliki embrio dengan cacat lahir. Meski begitu, masih perlu penelitian lebih lanjut apakah hal yang sama berlaku pada manusia.
Penyebab dan faktor risiko
Apa penyebab defisiensi vitamin A?
Pada dasarnya, penyebab utama kekurangan vitamin A yaitu kurangnya asupan sumber vitamin A dari makanan atau suplemen. Hal ini dikarenakan tubuh tidak dapat menghasilkan vitamin yang disebut retinol ini, sehingga membutuhkan makanan atau suplemen.
Selain itu, kekurangan vitamin A juga dapat disebabkan oleh berkurangnya penyerapan, penyimpanan, atau pengangkutan vitamin A.
Apa faktor yang meningkatkan risiko terkena kondisi ini?
Kekurangan vitamin A dapat terjadi pada siapa saja, terutama pada anak-anak. Namun, beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap masalah defisiensi vitamin.
Bayi prematur
Umumnya, defisiensi vitamin A jarang terjadi pada bayi yang tinggal di negara maju dan hanya terjadi pada bayi dengan gangguan malabsorbsi. Namun, hal ini tidak berlaku pada bayi prematur.
Bayi prematur tidak memiliki cadangan vitamin A yang memadai dalam liver mereka ketika lahir. Selain itu, konsentrasi retinol dalam plasma mereka cukup rendah sepanjang tahun pertama.
Itu sebabnya, bayi prematur yang tidak mendapatkan asupan vitamin A yang cukup lebih berisiko terhadap penyakit:
- gangguan penglihatan,
- paru-paru kronis, atau
- masalah saluran pencernaan.
Balita dan anak yang tinggal di negara berkembang
Dibandingkan dengan negara berkembang, bayi dan anak yang tinggal di negara maju mendapatkan asupan vitamin A dan ASI yang cukup. Sayangnya, ibu menyusui yang mengalami defisiensi vitamin A ternyata memberikan pengaruh terhadap bayinya.
Hal ini dikarenakan volume ASI dan kandungan vitamin A yang kurang tidak cukup mempertahankan simpanan vitamin A pada pada bayi yang mendapatkan ASI. Bahkan, angka kasus ini akan meningkat pada anak kecil di negara berkembang setelah berhenti menyusui.
Ibu hamil dan menyusui
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ibu hamil membutuhkan vitamin A ekstra demi perkembangan janin yang normal. Bahkan, vitamin A juga bermanfaat untuk pemeliharaan jaringan dan mendukung metabolisme para ibu hamil.
Meski begitu, WHO memperkirakan ada 9,8 juta ibu hamil di seluruh dunia yang mengalami xerophthalmia akibat kekurangan vitamin A.
Pasien fibrosis kistik
Banyak pasien fibrosis kistik yang memiliki masalah pada pankreas. Kondisi ini ternyata dapat meningkatkan risiko kekurangan vitamin A akibat kesulitan menyerap lemak.
Untungnya, masalah kekurangan nutrisi ini dapat diatasi dengan merawat gangguan pada pankreas hingga mengubah pola makan guna mendapatkan gizi seimbang.
Faktor risiko lainnya
Selain keempat kategori yang telah disebutkan, ada sejumlah penyakit lainnya yang bisa menjadi faktor risiko defisiensi vitamin A, meliputi:
- penyakit Celiac,
- penyakit Crohn,
- sirosis hati,
- infeksi pada usus, seperti giardiasis, serta
- obstruksi saluran empedu menuju usus.
Diagnosis dan pengobatan
Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?
Normalnya, cara mendiagnosis kekurangan vitamin dilakukan dengan pemeriksaan mata dan melihat riwayat kesehatan.
Selain itu, Anda mungkin juga akan diminta untuk menjalani tes darah guna mengukur jumlah vitamin A dalam darah.
Sementara itu, defisiensi vitamin A pada anak juga bisa dideteksi dengan sinar X-Ray. Penggunaan X-Ray bertujuan melihat apakah ada tulang panjang yang bermanfaat untuk menilai pertumbuhan tulang.
Apa saja cara mengatasi kekurangan vitamin A?
Pengobatan kekurangan vitamin A yang biasa direkomendasikan oleh dokter yaitu suplemen vitamin A. Namun, dosis suplemen vitamin akan tergantung pada usia dan kondisi tubuh.
Penggunaan suplemen vitamin A setidaknya dapat mengatasi rabun senja dan mencegah mata kering. Namun, kehilangan indera penglihatan akibat ulkus kornea tidak dapat diobati dengan suplemen.
Pencegahan
Kabar baiknya, ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kekurangan vitamin A dan salah satunya yaitu program diet seimbang. Sumber makanan yang kaya akan vitamin A meliputi:
- sayuran berdaun hijau, seperti bayam, kangkung, atau sawi,
- buah yang kaya beta karoten, seperti aprikot atau buah persik,
- sayuran berwarna terang, seperti wortel, labu, atau ubi jalar,
- susu atau sereal yang diperkaya dengan vitamin A,
- organ hati sapi,
- kuning telur, dan
- minyak hati ikan.
Sementara itu, tindakan pencegahan yang dilakukan di negara berkembang termasuk:
- menganjurkan untuk menyusui bayi,
- pemberian vitamin A dosis tinggi untuk anak-anak secara berkala, serta
- merekomendasikan keluarga untuk menanam buah dan sayuran.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.
[embed-health-tool-bmi]