Penyakit bisa menyerang siapa pun, termasuk Anda dan orang yang Anda sayangi. Biasanya, ketika mengalami gangguan kesehahan tertentu, beragam cara akan dilakukan. Tidak hanya pengobatan medis dari dokter, tapi juga menjalani pengobatan komplementer (terapi komplementer). Namun, tahukah Anda mengenai terapi ini?
Apa itu terapi komplementer?
Terapi komplementer adalah terapi untuk mengobati gejala penyakit yang bukan merupakan bagian dari pengobatan standar dokter. Terapi ini biasanya pasien jalani bersamaan dengan pengobatan dokter sebagai pengobatan tambahan, pelengkap, atau pendukung. Penggabungan terapi ini dengan pengobatan dokter dikenal dengan istilah pengobatan intergratif.
Meskipun sama-sama bertujuan untuk meringankan gejala tertentu suatu penyakit, pengobatan komplementer tidak boleh Anda gunakan sebagai pengganti pengobatan medis dokter yang meliputi operasi pembedahan, kemoterapi, atau perawatan hormonal. Memangnya, kenapa?
Pengobatan komplementer menurut pengamatan ahli kesehatan masih memiliki berbagai kekurangan. Salah satunya adalah keterbatasan keterampilan praktisi yang menjalankan pengobatan. Sebagian besar praktisi tidak memiliki spesialisasi yang umumnya dokter miliki.
Hal ini membuat mereka lebih terbatas dalam menafsirkan suatu kondisi yang dialami pasien. Di samping itu, efektivitas pengobatan juga belum sepenuhnya terbukti ampuh dan aman karena minimnya penelitian yang mendukung.
Apa saja jenis terapi komplementer?
Pengobatan ini meliputi pengobatan teknik alternatif dan penggunaan obat-obatan herbal. Berdasarkan situs John Hopkins Medicine, pembagian jenis terapi komplementer meliputi:
1. Pengobatan alternatif tradisional
Bidang pengobatan ini telah dipraktikkan selama ratusan tahun yang lalu di berbagai penjuru dunia. Jenis pengobatan alternatif tradisional ini, antara lain:
Akupuntur
Akupuntur adalah pengobatan tradisional Tiongkok yang menggunakan penyisipan jarum tipis ke kulit pada titik-titik tertentu di tubuh Anda.
Pengobatan ini paling sering digunakan untuk mengurangi nyeri karena menstimulasi penghilang rasa sakit alami yang ada pada tubuh. Contohnya, nyeri akibat kemoterapi, sakit kepala, nyeri punggung dan leher, serta nyeri saat menstruasi.
Praktisi akan memanaskan ujung jarum atau mengaliri aliran listrik lingan ke jarum dan memasukkan jarum akupuntur ke dalam titik-titik tubuh melalui kulit. Prosesnya bisa saja tidak sakit, tapi juga bisa menimbulkan sensasi nyeri ringan ketika jarum menusuk ke kulit lebih dalam.