backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Homeopati, Metode Holistik untuk Penyembuhan Tubuh

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 15/06/2022

Homeopati, Metode Holistik untuk Penyembuhan Tubuh

Ada berbagai cara untuk mengobati penyakit, mulai dari tindakan medis, obat-obatan resep dokter, hingga pengobatan alternatif. Salah satu metode alternatif yang dipilih sebagian orang adalah homeopati. Lantas, apa itu homeopati?

Pengertian homeopati

Homeopati adalah pengobatan alternatif yang menggunakan tumbuh-tumbuhan, berbagai hewan, serta jenis mineral tertentu yang diklaim bisa menyembuhkan gejala penyakit.

Metode ini sudah ditemukan sekitar tahun 1790-an di Jerman. Homeopati termasuk pengobatan holistik terbesar di dunia layaknya akupuntur dan naturopati.

Homeopati bekerja dengan memberikan dosis pengobatan sekecil mungkin. Pengobatan ini juga memberikan obat berdasarkan kesamaan gejala yang timbul pada orang sehat dan sakit.

Di Indonesia, homeopati merupakan terapi komplementer yang artinya melengkapi atau membantu pengobatan medis, tapi bukan terapi pengganti. 

Cara kerja

Sediaan homeopati

Pengobatan homeopati berlandaskan dua prinsip utama yang meyakini tubuh manusia memiliki kemampuan alami untuk menyembuhkan diri. Berikut inilah cara kerja pengobatan homeopati. 

1. Like cures like

Dalam prinsip homeopati, penyakit bisa disembuhkan dengan memberikan zat yang bisa memicu reaksi serupa pada orang sehat. Gagasan ini juga disebut dengan the law of similars.

Sebagai contoh, sengatan lebah madu menyebabkan pembengkakan, kulit kemerahan, gatal, serta sensasi terbakar pada orang sehat. 

Nah, ahli homeopati atau homeopat nantinya memberikan lebah madu untuk mengobati penyakit lain dengan gejala yang serupa dengan efek yang timbul dari sengatan lebah madu. 

Contoh lainnya adalah bawang merah menyebabkan mata berair pada orang sehat. Bawang merah pun diberikan untuk mengobati alergi atau pilek karena keduanya menimbulkan gejala mata berair. 

2. Law of minimum dose

Pengobatan homeopati memercayai bahwa semakin rendah dosis atau konsentrasi kandungan aktif dari bahan-bahan yang digunakan, semakin besar efektivitasnya. 

Penggunaan dosis bahan aktif yang kecil bertujuan menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan risiko efek samping.

Dalam penerapan hal ini, homeopati menggunakan metode bernama dilusi atau pengenceran obat herbal atau lainnya untuk menurunkan konsentrasi zat aktif dalam bahan alami. 

Metode pengobatan alami dosis rendah ini akan memicu kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya.

Cara mendapatkan pengobatan

Anda bisa mengunjungi homeopat, lalu ia akan menanyakan kondisi kesehatan, gaya hidup, pola makan, dan riwayat penyakit atau tindakan medis Anda. 

Homeopat juga perlu mengetahui tentang pola tidur serta suasana hati dan emosi Anda.

Seluruh informasi ini nantinya membantu homeopat untuk meracik obat yang paling sesuai dengan Anda. 

Konsultasi biasanya berlangsung selama 45 menit. Meski demikian, pertemuan berikutnya bisa lebih sebentar.

Obat-obatan yang Anda dapatkan biasanya berbentuk:

  • tablet,
  • butiran,
  • bubuk, dan
  • cairan.

Obat-obatan ini bisa Anda minum atau, sebagai obat tetes, atau krim. Nantinya, homeopati memberi tahu cara sekaligus seberapa sering harus digunakan.

Anda mungkin perlu melakukan konsultasi lanjutan untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan Anda. 

Jika memiliki penyakit kronis, Anda biasanya perlu menjalani pengobatan beberapa kali. 

Selain dicocokkan berdasarkan kondisi pasien, obat-obatan homeopati bisa dibeli secara bebas. 

Meski begitu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sampai saat ini belum mengatur produk-produk tersebut. 

Pasalnya, klaim obat ini bisa jadi belum dibuktikan secara ilmiah melalui uji coba pada manusia atau hewan.

Penyakit yang bisa disembuhkan dengan homeopati

Homeopati untuk depresi

Pengobatan ini diklaim bisa mengatasi beberapa jenis penyakit, di antaranya:

  • asma,
  • artritis,
  • migrain,
  • sindrom kelelahan kronis,
  • depresi,
  • eksim, dan
  • sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS).
  • Pengobatan ini juga diklaim bisa mengobati beberapa masalah penyakit ringan, seperti batuk, pilek, luka, dan memar.

    Manfaat homeopati

    Mengutip situs The European Committee for Homeopathy, pengobatan homeopati diyakini menawarkan manfaat sebagai berikut. 

    1. Memberikan perawatan secara holistik

    Pengobatan holistik adalah perawatan yang dilakukan secara menyeluruh. 

    Jadi, pengobatan ini tidak hanya fokus pada kondisi klinis atau serangkaian gejala yang timbul. Perawatan holistik inilah yang bisa Anda dapatkan pada homeopati.

    Dari perawatan menyeluruh, pasien dianggap unik sehingga membutuhkan pengobatan yang menyesuaikan dengan kondisi kini dan riwayatnya. 

    Pengobatan ini tidak hanya fokus ke kondisi fisik pasien, tetapi juga memperhatikan aspek mental, emosional, spiritual, dan sosialnya.

    Orang yang melakukan pengobatan homeopati percaya bahwa kesehatan bukanlah sekadar ada atau tidaknya penyakit, tetapi kemampuan tubuh untuk merespons dan beradaptasi dengan lingkungan luar.

    Kemampuan ini didapatkan dengan cara menyeimbangkan pikiran dan tubuh. Dengan kemampuan ini, tubuh seseorang dapat menyembuhkan diri dengan lebih baik. 

    2. Melengkapi proses pengobatan dengan berbagai cara

    Obat-obatan homeopati dipercaya dapat merangsang tubuh untuk mengatur dan menyesuaikan kondisi dengan lingkungan sekitarnya. 

    Cara kerja ini dianggap bisa mengurangi risiko munculnya penyakit atau dengan kata lain ini adalah metode pencegahan untuk menghalau penyakit. 

    Pengobatan ini juga kadang menjadi alternatif ketika pengobatan dari dokter tidak menunjukkan kemajuan.

    Pada beberapa kondisi, homeopati dipercaya membantu terapi medis (pengobatan komplementer), seperti melawan efek kecemasan dan syok setelah tindakan pembedahan. 

    Efek samping dan peringatan

    Meski ada banyak klaim yang menjanjikan, ada pula efek samping homeopati yang bisa muncul.

    Memang, produk-produk ini sudah diencerkan sehingga menghasilkan zat aktif dengan dosis yang rendah. Akan tetapi, zat aktif ini tetap bisa berinteraksi dengan obat-obatan atau suplemen lain yang Anda konsumsi. 

    Interaksi ini mungkin akan menghambat kinerja obat-obatan lainnya atau bahkan menimbulkan reaksi yang berbahaya untuk tubuh.

    Hingga saat ini, efektivitas pengobatan alternatif ini masih diperdebatkan dalam ilmu kedokteran. 

    Pasalnya, banyak peneliti mempertanyakan bagaimana zat dengan konsentrasi yang sangat rendah bisa mempertahankan efek yang baik untuk tubuh.

    Mengutip studi terbitan jurnal Wiener Klinische Wochenschrift (2020), bila Anda merasakan adanya perbaikan kondisi, ini hanyalah dianggap sebagai efek plasebo.

    Efek plasebo adalah adanya sugesti bahwa pengobatan ini mampu mengurangi gejala penyakit, padahal penyakit tersebut tidaklah sembuh.

    Untuk itu, homeopati tidak boleh digunakan untuk mengobati penyakit kronis dan kondisi yang mengancam nyawa.

    Alih-alih sembuh atau mereda, memilih homeopati sebagai satu-satunya pengobatan akan membuat kondisi atau penyakit semakin memburuk.

    Kesimpulan

    • Homeopati adalah pengobatan alternatif, tidak menggantikan pengobatan dari dokter.
    • Efektivitas pengobatan masih diperdebatkan dalam ilmu kedokteran.
    • Dilarang berhenti minum obat atau perawatan tanpa sepengetahuan dan persetujuan dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 15/06/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan