Gejala diabetes yang terjadi pada pria atau wanita umumnya sama, tetapi terdapat gejala yang hanya dialami oleh wanita. Penting untuk mendeteksi gejala diabetes pada wanita sedari dini untuk mengendalikan penyakit lebih awal dan mencegah komplikasi.
Beragam gejala diabetes pada wanita
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang terjadi ketika kadar gula dalam darah terlalu tinggi (hiperglikemia). Pada penyakit diabetes tipe 1, sel pankreas tidak memproduksi cukup insulin yang berperan penting untuk mengatur gula darah.
Sementara pada penyakit diabetes tipe 2, insulin tidak dapat berfungsi optimal sehingga glukosa menumpuk di dalam darah. Padahal, gula darah atau glukosa seharusnya diserap oleh sel-sel tubuh dengan bantuan insulin untuk dibakar menjadi energi.
Kondisi ini dapat menyebabkan gejala diabetes secara umum baik bagi pria maupun bagi wanita, seperti kelelahan, sering buang air kecil, luka sulit sembuh, cepat lapar dan haus, atau penglihatan buram.
Selain dari gejala umum, terdapat beberapa gejala khas yang terjadi pada wanita. Pasalnya, kadar gula darah yang tinggi dan tidak terkendali dapat memengaruhi fungsi dan kesehatan seksual wanita. Di bawah ini daftarnya.
1. Disfungsi seksual
Kadar gula darah yang terlalu tinggi bisa mengganggu fungsi saraf (neuropati diabetik) di sekitar vagina dan pembuluh darah yang melewatinya. Kentalnya pembuluh darah akibat konsentrasi gula yang tinggi pun menghambat aliran darah ke arah vagina.
Kondisi tersebut dapat memengaruhi respons wanita dalam menerima rangsangan seksual atau mencapai orgasme. Gejala seperti nyeri saat berhubungan seks juga bisa terjadi pada wanita dengan diabetes akibat berkurangnya produksi cairan lubrikasi alami.
Lebih jauh lagi, gangguan pada fungsi seksual ini akan memengaruhi kondisi psikologis wanita dengan diabetes sehingga menurunkan libido atau hasrat seksual.
2. Infeksi jamur vagina
Meskipun bisa terjadi pada setiap wanita secara umum, wanita dengan diabetes berisiko lebih tinggi mengalami infeksi jamur vagina. Gejala diabetes pada wanita ini terjadi karena kadar gula darah tinggi menyebabkan glukosa ikut terbuang ke dalam cairan ekskresi seperti urine.
Kadar gula yang tinggi pada urine akan menciptakan lingkungan hidup yang subur bagi jamur Candida. Pertumbuhan jamur yang tidak terkendali akhirnya bisa menyebabkan infeksi jamur di sekitar vagina. Kondisi ini dikenal sebagai kandidiasis vagina.
Infeksi jamur pada vagina biasanya ditandai dengan rasa gatal, nyeri, dan kemerahan di sekitar vagina. Anda mungkin juga akan merasakan nyeri saat berhubungan seksual dan mendapati keluarnya cairan kental berwarna putih dari vagina.
3. Infeksi jamur mulut (kandidiasis oral)
Selain area vagina, jamur Candida juga dapat tumbuh di lapisan dalam mulut. Dengan banyaknya glukosa dalam darah Anda, mikroba ini mendapatkan semua nutrisi yang ia butuhkan untuk tumbuh subur. Kondisi ini akhirnya menyebabkan kandidiasis oral.
Gejala kandidiasis oral pada wanita yang menderita diabetes yakni munculnya bercak putih pada pipi bagian dalam atau lidah. Bercak putih ini terkadang menyebar ke gusi, langit-langit mulut, amandel, atau belakang kerongkongan.
Meski demikian, infeksi jamur di mulut jarang sekali terjadi pada penyandang diabetes. Selain itu, kemungkinan kondisi ini terjadi tidak hanya pada wanita, pria pun berisiko mengalaminya.