Ditinjau secara medis oleh dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD · Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)
Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah tinggi yang umumnya terjadi pada pengidap diabetes melitus. Kondisi kadar gula darah yang tinggi terjadi saat tubuh kekurangan atau tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan baik.
Gula darah yang terus tinggi dan dibiarkan bisa menyebabkan komplikasi diabetes yang memerlukan perawatan darurat, seperti ketoasidosis diabetik, sindrom hiperglikemi hiperosmolar (HHS), dan koma diabetik.
Dalam jangka panjang, hiperglikemia yang dibiarkan (meski tidak parah) dapat menyebabkan komplikasi yang merusak mata, ginjal, saraf, dan jantung.
Beberapa faktor yang berkontribusi pada risiko hiperglikemia penderita diabetes adalah pola hidup yang kurang sehat, stres, hingga tidak menjalani pengobatan diabetes sesuai.
Namun, hiperglikemia tidak selalu berhubungan dengan diabetes.
Kondisi naiknya kadar gula darah normal juga bisa terjadi pada orang-orang yang mengalami gangguan fungsi pankreas atau kelenjar tiroid.
Hiperglikemia sering kali tidak menunjukkan gejala berarti sampai glukosa darah benar-benar melonjak melebihi 200 mg/dL, atau 11 mmol/L. Bila semakin lama kadar gula darah tetap tinggi, gejala akan semakin serius.
Gejala hiperglikemia umumnya dapat membaik perlahan selama beberapa hari atau minggu.
Namun, beberapa orang yang sudah menderita diabetes tipe 2 sejak lama mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun meskipun kadar gula darahnya meningkat.
Mengenali tanda dan gejala awal dari hiperglikemia adalah cara terbaik untuk membantu menangani kondisi.
Berikut ini adalah berbagai gejala dari kondisi gula darah tinggi.
Hiperglikemia bisa menyebabkan kondisi yang membutuhkan pertolongan medis darurat.
Untuk itu, segera periksakan diri ke dokter jika mengalami beberapa hal ini.
Anda juga harus mengunjungi IGD rumah sakit terdekat segera jika hiperglikemia menyebabkan hal ini.
Penyebab hiperglikemia adalah terganggunya kestabilan gula darah yang dipengaruhi oleh gangguan pada proses produksi dan fungsi hormon insulin.
Setelah makan, tubuh akan memecah karbohidrat dari makanan menjadi molekul yang lebih sederhana, yakni glukosa (gula darah) sebagai sumber energi utama bagi tubuh.
Glukosa kemudian diserap langsung ke dalam aliran darah membuat kadar gula darah jadi naik.
Tubuh memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan hormon insulin untuk membantu penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh untuk diolah menjadi energi.
Dengan cara ini, insulin membantu menjaga kadar gula dalam darah tetap pada batas normal.
Namun, penderita diabetes akan kesulitan melakukan proses ini. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat memberikan pasokan insulin yang memadai.
Sementara menurut studi yang dipublikasikan American Diabetes Association, kondisi gula darah yang tinggi pada diabetes tipe 2 terjadi saat hati terus meningkatkan pasokan glukosa ke dalam darah.
Namun, insulin tidak bekerja efektif saat membantu penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh (resistensi insulin).
Akibatnya, glukosa akan menumpuk dalam aliran dan menyebabkan kadar gula darah tinggi.
Penderita diabetes sangat rentan mengalami hiperglikemia karena tubuh mereka tidak memiliki hormon insulin yang cukup atau tidak bisa menggunakan insulin dengan optimal.
Selain gangguan hormon insulin, inilah berbagai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko penderita diabetes untuk mengalami hiperglikemia.
Selain diabetes, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan seseorang berisiko mengalami gula darah tinggi yang tak terkendali.
Hiperglikemia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi penyakit diabetes.
Dalam jangka panjang, komplikasi hiperglikemia yang mungkin terjadi adalah:
Komplikasi gula darah tinggi yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat sangat membahayakan.
Terdapat dua komplikasi hiperglikemia yang sifatnya sangat darurat, yaitu:
Ketoasidosis diabetik terjadi ketika kadar insulin dalam tubuh Anda terlalu rendah sehingga tak mampu membakar kelebihan gula sebagai energi.
Akibatnya, kadar gula darah Anda meningkat dan tubuh Anda mulai memecah lemak menjadi energi.
Proses ini menghasilkan asam darah yang dikenal sebagai keton.
Keton yang berlebihan menumpuk dalam darah dan dapat membuat penderita diabetes buang air kecil terus menerus sehingga tubuh kehilangan banyak cairan.
Sindrom Hiperglikemi Hipersomolar Nonketotik atau disebut juga dengan HHS terjadi ketika tubuh memproduksi insulin tapi tidak bekerja dengan benar.
Akibatnya, tubuh tidak dapat membakar lemak untuk menjadi energi.
Hal ini menyebabkan kadar gula darah bisa melonjak sangat tinggi—lebih dari 600 mg/dL (33 mmol/L).
Sama halnya dengan ketoasidosis diabetik, tubuh Anda kemudian menyalurkan kelebihan gula darah yang tinggi ke dalam urine.
HHS juga dapat menyebabkan dehidrasi berat yang mengancam jiwa hingga koma sehingga membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Satu-satunya cara untuk mengetahui kadar gula darah tinggi yang tidak terkendali adalah dengan melakukan tes gula darah.
Pada pasien diabetes, rekomendasi target gula darah normal sebelum makan yaitu antara 80 – 130 mg/dL pada umumnya.
Target bisa lebih tinggi pada beberapa kondisi, misal pada usia lanjut, mereka yang mempunyai banyak penyakit komorbid, atau mereka yang mempunyai risiko tinggi hipoglikemia.
Selain itu, dokter akan meminta Anda melakukan tes HbA1c. Tes ini dapat menunjukkan kadar gula darah rata-rata selama dua atau tiga bulan terakhir.
Bila hasil HbA1c menunjukkan kadar gula darah di atas target, dokter akan mengubah rencana pengobatan diabetes agar kadar gula darah tidak tinggi terus-menerus.
Perubahan ini bisa mengubah jenis dan jumlah dosis obat serta waktu konsumsinya.
Pada kasus darurat, yakni sudah menyebabkan komplikasi hiperglikemia seperti ketoasidosis diabetik dan HHS, Anda mungkin perlu menjalani perawatan di rumah sakit. Tujuannya adalah untuk menurunkan gula darah dengan cepat.
Seperti yang dijelaskan dalam studi di Clinical Therapeutics pengobatan untuk hiperglikemia darurat biasanya meliputi:
Anda akan menerima cairan pengganti, baik oral maupun melalui vena (infus) sampai tidak dehidrasi lagi.
Pengobatan ini bertujuan agar tubuh tidak dehidrasi sekaligus membantu menurunkan gula darah yang tinggi.
Pengobatan hiperglikemia ini dilakukan dengan meningkatkan asupan mineral dalam darah agar sel dan jaringan dapat berfungsi kembali dengan baik.
Cairan elektrolit akan diberikan melalui pembuluh darah.
Pemberian insulin lewat suntikan dapat membantu mengurangi penumpukan keton dalam darah.
Terapi insulin biasanya dilakukan bersama dengan penggantian cairan dan elektrolit.
Konsultasikan pada dokter mengenai perawatan di rumah untuk mengendalikan kadar gula darah.
Beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah untuk mencegah hiperglikemia adalah:
Olahraga menjadi cara paling efektif untuk mengontrol gula darah yang tinggi. Olahraga dapat membantu menurunkan kadar gula darah Anda.
Namun, pilihlah olahraga yang aman untuk diabetes.
Penting diketahui jika Anda memiliki diabetes tipe 1 dan gula darah Anda tinggi, Anda perlu melakukan pemeriksaan keton dalam urin Anda. Bila Anda memiliki keton, jangan berolahraga.
Jika Anda memiliki diabetes tipe 2 dan gula darah tinggi, Anda juga harus memastikan bahwa tidak ada keton dalam urine Anda dan bahwa Anda terhidrasi dengan baik.
Hiperglikemia dapat terjadi akibat kebiasaan minum obat diabetes tidak teratur atau penyuntikan terapi insulin yang tidak sesuai.
Supaya kondisi ini tidak terjadi, selalu minum obat secara rutin dan sesuai dengan aturan minum yang ditentukan dokter.
Dokter Anda dapat mengubah jumlah, waktu, atau jenis obat diabetes yang Anda konsumsi. Jangan melakukan perubahan tanpa berbicara dengan dokter.
Kadar gula darah yang tinggi dapat dipicu oleh kebiasaan makan yang tidak benar. Oleh karena itu, Anda perlu mengatur kembali pola makan.
Ikuti anjuran dokter atau ahli gizi mengenai rencana diet dan menu makanan sehat untuk diabetes.
Gula darah yang tidak stabil mengharuskan Anda untuk rajin melakukan cek gula darah di rumah. Memantau gula darah dapat mencegah hiperglikemia dan komplikasinya.
Jika Anda memiliki diabetes tipe 1 dan gula darah Anda lebih dari 250 mg/dL, dokter mungkin ingin Anda menjalani uji keton dalam urine atau darah.
Jika Anda memiliki diabetes dan mengalami salah satu tanda-tanda awal dari hiperglikemia, lakukan tes gula darah dan hubungi dokter.
Dokter akan meminta hasil dari pemeriksaan tersebut dan merekomendasikan Anda beberapa perubahan sederhana, terutama untuk minum lebih banyak air.
Air membantu menghilangkan kelebihan gula dari darah Anda melalui urin, dan mencegah Anda mengalami dehidrasi serius.
Jika Anda memiliki tanda-tanda dan gejala ketoasidosis diabetik dan sindrom hiperglikemik hiperosmolar, Anda mungkin harus segera dirawat di ruang gawat darurat di rumah sakit.
Perawatan darurat bertujuan menurunkan gula darah Anda ke kisaran normal sehingga tidak terjadi komplikasi berbahaya.
Untuk mencegah berbagai komplikasi penyakit diabetes, termasuk hiperglikemia, cara paling ampuh dan efektif adalah rutin cek gula darah setiap hari.
Hal ini dilakukan supaya para diabetesi dapat mengetahui dengan segera apabila gula darahnya meningkat sewaktu-waktu.
Selain itu, konsistenlah untuk menerapkan pola makan yang lebih sehat, rajin olahraga, serta teratur untuk minum obat yang diresepkan dokter agar tingkat gula darah terkendali.
Jika sudah melakukan berbagai cara di atas namun kadar gula darah Anda masih tetap tidak terkendali selama lebih dari 3 hari, dan Anda tidak tahu mengapa hal tersebut terjadi, segera lakukan tes urine.
Tes urine dilakukan untuk adanya kandungan keton dan kemudian hubungi dokter atau perawat Anda segera.
Jika Anda memiliki kesulitan menjaga gula darah Anda dalam rentang yang diinginkan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter.
Dokter dapat membantu Anda membuat rencana perawatan diabetes yang lebih baik.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD
Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar