Dehidrasi mungkin terdengar sepele, tapi kondisi ini bisa mengancam jiwa jika tidak mendapatkan penanganan tepat. Untuk mencegah dampak yang fatal, ketahui gejala, penyebab, hingga cara mengatasi dehidrasi dalam ulasan ini.
Apa itu dehidrasi?
Dehidrasi adalah kondisi tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada cairan yang masuk dalam tubuh.
Setiap hari, kadar air pada tubuh berkurang dari napas yang dihembuskan, pada keringat, urine, dan kotoran.
Jika tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk menggantikan cairan yang hilang, Anda dapat mengalami kekurangan cairan tubuh.
Kondisi dehidrasi juga bisa memengaruhi kadar garam, mineral, dan gula dalam darah.
Hal tersebut dapat mengganggu fungsi organ tubuh dan menyebabkan komplikasi yang berbahaya jika tidak segera ditangani.
Salah satu penyebab utama dehidrasi adalah diare dan muntah. Komplikasi penyakit kronis juga dapat mengakibatkan kondisi ini.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Dehidrasi adalah kondisi yang sangat umum dan bisa terjadi pada pasien dengan usia berapa saja.
Namun, kasusnya lebih banyak ditemukan pada pasien bayi, anak-anak, serta lansia.
Menurut riset tahun 2018 yang dimuat pada Medscape, kasus dehidrasi bahkan menyebabkan kematian anak dan bayi sebanyak 4 juta jiwa dalam setahun.
Umumnya, kasus dehidrasi pada anak kerap terjadi di negara berkembang.
Apa saja tanda dan gejala dehidrasi?
Tanda-tanda dan gejala dehidrasi umumnya bervariasi pada setiap orang.
Namun, kebanyakan orang mengeluhkan rasa haus yang luar biasa, pusing, serta mulut terasa kering.
Berikut adalah tanda-tanda dan gejala dehidrasi yang paling umum muncul.
- Merasa sangat kehausan.
- Mulut terasa kering atau lengket.
- Urin yang dihasilkan lebih sedikit dari biasanya.
- Urin berwarna pekat, cenderung kuning gelap.
- Pusing atau sakit kepala.
- Kram otot di bagian tubuh tertentu.
Pada kasus dehidrasi yang lebih parah, gejalanya bisa meliputi kondisi di bawah ini.
- Urine berwarna lebih gelap.
- Kulit sangat kering.
- Sakit kepala parah.
- Jantung berdebar lebih cepat atau tidak beraturan.
- Pernapasan tidak beraturan.
- Mata terlihat sayu, seperti kurang tidur.
- Tubuh kekurangan tenaga.
- Kebingungan.
- Mudah pingsan.
Pada anak-anak dan bayi, tanda dan gejala dehidrasi yang muncul seperti berikut ini.
- Mulut dan lidah kering.
- Tidak keluar air mata saat menangis.
- Popok tetap kering setelah 3 jam.
- Wajah terlihat pucat, terutama di bagian mata dan pipi.
- Rewel dan mudah menangis.
- Tubuh lemas.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Dehidrasi biasanya dapat diatasi dengan mudah, yaitu dengan minum banyak cairan.
Namun, apabila terjadi gejala berikut ini, segera hubungi dokter atau tim medis:
- demam,
- diare lebih dari 24 jam,
- urine berkurang drastis, atau bahkan tidak ada sama sekali,
- tubuh melemah,
- tidak dapat berkonsentrasi,
- pingsan,
- kejang,
- detak jantung cepat,
- halusinasi,
- tidak berkeringat,
- nyeri dada atau perut, dan
- otot berkedut.
Apa penyebab dehidrasi?
Pada kondisi yang normal tubuh Anda akan kehilangan cairan melalui keringat dan buang air kecil.
Namun, apabila cairan yang hilang tersebut tidak segera tergantikan, Anda akan mengalami dehidrasi.
Dehidrasi kadang disebabkan oleh alasan yang sederhana yaitu Anda tidak mendapatkan asupan cairan karena sibuk beraktivitas atau sedang sakit.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti cuaca, aktivitas fisik, dan diet tertentu dapat menyebabkan tubuh Anda kekurangan cairan.
Berikut adalah penyebab umum dari dehidrasi:
- Berkeringat berlebihan: seseorang rentan berkeringat berlebihan saat memiliki kondisi hiperhidrosis.
- Diare: cairan tubuh yang terbuang banyak dan waktu singkat melalui feses mengganggu keseimbangan elektrolit atau mineral.
- Penyakit tertentu: sariawan (stomatitis) dan radang tenggorokan mempersulit Anda minum sehingga rentan kekurangan cairan.
- Demam: tubuh sering berkeringat saat suhu tubuh naik.
- Luka bakar: kulit yang rusak tidak mampu menahan kadar air.
Apa saja faktor risiko dehidrasi?
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu dehidrasi.
- Lansia: usia lanjut membuat seseorang lupa minum air cukup akibat demensia dan kurang peka terhadap haus.
- Bayi dan anak-anak: keduanya rentan muntah dan diare.
- Penyakit kronis: penyakit membuat seseorang buang air kecil atau berkeringat berlebih, seperti diabetes, fibrosis sistik, dan penyakit ginjal.
- Konsumsi obat: yang membuat kencing dan keringat lebih sering.
- Lingkungan: tinggal di wilayah panas membuat tubuh lebih banyak mengeluarkan keringat.
- Olahraga intensitas tinggi: melakukan latihan fisik berjam-jam dapat menguras banyak cairan tubuh.
Apa saja komplikasi akibat dehidrasi?
Saat kekurangan cairan, volume darah di dalam tubuh ikut berkurang.
Akibatnya, organ-organ penting tidak mendapatkan pasokan darah, oksigen, dan nutrisi yang cukup. Kondisi ini bisa mengarah pada syok hipovolemik.
Syok hipovolemik selanjutnya bisa menyebabkan kerusakan organ dan dampak yang lebih fatal, seperti:
- gagal ginjal,
- syok pada hati,
- asidosis laktat,
- tekanan darah terlalu rendah, hingga
- kematian.
Selain itu, ketidakseimbangan kadar elektrolit akibat dehidrasi menyebabkan:
Apabila melakukan aktivitas yang berat dan tidak segera mengganti cairan tubuh yang hilang, Anda berisiko mengalami heat injury.
Kondisi ini dapat bervariasi mulai dari:
- kram ringan,
- kepanasan parah (heat exhaustion), hingga
- heat stroke yang parah.