Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Syok hipovolemik adalah kondisi gawat darurat akibat hilangnya darah atau cairan tubuh sebanyak lebih dari 20 persen.
Umumnya, sebanyak 60% tubuh pria terdiri dari cairan, sedangkan wanita sebanyak 50%. Cairan tubuh dibuang melalui beberapa cara, seperti berkeringat dan buang air kecil.
Beberapa kondisi juga dapat mengakibatkan tubuh kehilangan terlalu banyak cairan, seperti muntah, diare, serta perdarahan.
Perdarahan adalah salah satu penyebab paling umum dari syok hipovolemik. Kehilangan darah atau cairan tubuh terlalu banyak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Syok hipovolemik merupakan salah satu jenis syok yang paling umum terjadi. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tapi risiko seseorang mengalami kondisi ini meningkat seiring bertambahnya usia.
Kondisi ini dapat diatasi dan dicegah dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter Anda.
Tanda-tanda dan gejala yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami syok hipovolemik umumnya bervariasi. Hal ini tergantung dari volume darah yang hilang dan seberapa cepat tubuh kehilangan darah.
Beberapa penderita mungkin akan merasa demam, kesulitan bernapas, sulit berdiri, hingga pingsan. Gejala apa pun yang muncul dapat berpotensi membahayakan nyawa dan membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.
Gejala-gejala dari syok mungkin tidak akan langsung muncul. Lansia mungkin tidak mengalami gejala-gejala ini hingga kondisi ini menjadi cukup berat.
Gejala syok hipovolemik yang tergolong ringan umumnya meliputi:
Selain itu, terdapat pula gejala-gejala yang lebih serius, seperti:
Biasanya, kondisi ini juga disertai dengan gejala-gejala pendarahan dalam atau internal, seperti:
Meskipun beberapa tanda dan gejala menyerupai penyakit lain, seperti flu perut, Anda harus memeriksakan diri ke dokter jika salah satu atau beberapa gejala di atas muncul. Semakin lama Anda menunggu munculnya gejala yang lebih serius, kondisi kerusakan organ akan semakin sulit dihindari.
Menurut situs City Hospitals Sunderland, berikut adalah tahapan-tahapan dari syok hipovolemik disertai dengan seberapa banyak darah yang hilang dari tubuh:
Pada tahap awal, tubuh kehilangan sekitar di bawah 15 persen dari volume darah keseluruhan. Tekanan darah dan pernapasan masih terjaga, tapi kulit mulai terlihat pucat.
Di tahap selanjutnya, darah yang hilang adalah sekitar 15-30%. Penderita mulai mengalami sesak napas, berkeringat, serta tekanan darah sedikit meningkat.
Pada tahap ketiga syok hipovolemik, tubuh telah kehilangan 30-40% darah. Kondisi ini mengakibatkan turunnya tekanan darah serta detak jatuk tidak beraturan.
Darah yang hilang di tahap akhir sudah melebihi 40 persen. Kondisi ini menyebabkan denyut nadi semakin melemah, jantung berdetak sangat cepat, serta tekanan darah yang sudah sangat rendah.
Syok hipovolemik adalah kondisi gawat darurat yang harus segera mendapatkan penanganan medis. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, jangan tunda lagi waktu untuk mencari pertolongan.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, pastikan Anda selalu memeriksakan diri ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab syok hipovolemik adalah hilangnya darah dan cairan tubuh dalam jumlah besar. Padahal, darah berperan menyalurkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh agar setiap organ bisa berfungsi baik.
Apabila tubuh kehilangan darah atau cairan terlalu cepat dan tubuh tidak dapat menggantikan volume cairan yang hilang, organ-organ pada tubuh akan mengalami masalah dan gejala syok muncul. Kehilangan seperlima atau lebih dari jumlah normal darah pada tubuh dapat menyebabkan gejala-gejala timbul.
Beberapa hal yang bisa membuat tubuh kehilangan darah dalam jumlah besar, antara lain:
Kadar dari darah yang beredar pada tubuh dapat turun jika Anda kehilangan terlalu banyak cairan tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:
Syok hipovolemik adalah kondisi medis yang dapat terjadi pada hampir semua orang, terlepas dari berapa pun usianya dan apa pun kelompok rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya syok hipovolemik:
Meskipun kondisi ini dapat terjadi pada hampir semua usia, risiko seseorang untuk mengalami syok akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Apabila Anda mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh, atau mengalami peristiwa kecelakaan lainnya yang menyebabkan Anda kehilangan banyak darah, risiko Anda untuk mengalami syok jauh lebih tinggi.
Apabila Anda memiliki masalah saluran pencernaan, organ dalam Anda berisiko mengalami pendarahan. Kondisi tersebut memperbesar peluang Anda untuk mengalami syok.
Selain itu, kehamilan yang tidak normal, seperti kehamilan ektopik, juga dapat meningkatkan risiko syok karena adanya peluang kerusakan pada janin.
Orang-orang yang menderita penyakit kronis tertentu, seperti diabetes, stroke, atau masalah jantung, juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.
Pasien yang mengidap penyakit kelainan darah, misalnya hemofilia, juga berisiko mengalami kondisi ini. Orang yang hidup dengan hemofilia mengalami perdarahan lebih lama dari orang normal, sehingga risiko untuk kehilangan darah lebih besar.
Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan menderita suatu penyakit atau kondisi kesehatan. Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan Anda dapat mengalami kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko.
Kurangnya aliran darah dan cairan di dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya beberapa komplikasi.
Menurut sebuah artikel dari Harvard Medical School, pasien syok hipovelemik yang tidak segera mendapat pertolongan medis dapat mengalami cedera iskemik pada organ-organ vital. Ini berisiko menyebabkan gagal fungsi pada organ tersebut.
Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat syok hipovolemik:
Efek dari syok hipovolemik tergantung pada seberapa cepat tubuh Anda kehilangan darah, serta volume darah yang hilang.
Jika Anda memiliki penyakit kronis seperti diabetes, stroke, atau masalah jantung, risiko Anda untuk mengalami komplikasi jauh lebih tinggi.
Selain itu, jika Anda menderita gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia, kemungkinan untuk mengalami komplikasi juga jauh lebih besar.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Umumnya, kondisi ini tidak langsung menunjukkan tanda-tanda atau gejala. Jadi, gejala akan muncul ketika Anda sudah mengalami kondisi ini untuk beberapa lama.
Maka dari itu, diperlukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda-tanda syok, seperti tekanan darah rendah dan detak jantung tidak beraturan. Orang yang mengalami syok juga umumnya tidak cukup responsif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dokter di instalasi gawat darurat.
Jika perdarahan eksternal terjadi, kondisi ini akan lebih mudah dikenali. Namun, pendarahan internal biasanya lebih sulit didiagnosis hingga pasien menunjukkan tanda-tanda syok hemoragik.
Dokter akan melakukan beberapa tes tambahan untuk mengonfirmasi hasil diagnosis. Berikut adalah jenis-jenisnya:
Ketika pasien tiba di rumah sakit, tim medis akan memasang infus untuk mengganti volume cairan dan darah yang hilang. Hal ini penting agar sirkulasi darah tetap terjaga dan meminimalisir kerusakan organ.
Tujuan dari pengobatan dan perawatan adalah untuk mengontrol kadar cairan dan darah, mengganti cairan yang hilang, serta menstabilkan kondisi pasien.
Beberapa prosedur yang mungkin akan dilakukan adalah:
Dokter juga akan memberikan obat-obatan yang dapat memperbaiki fungsi jantung untuk memompa darah, seperti:
Ketika seseorang mengalami syok, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan sebelum ke dokter atau ke rumah sakit:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar