Hampir semua bagian tubuh bisa mengalami pembengkakan, termasuk vagina. Namun, banyak wanita yang tidak menyadari bahwa vagina mereka bengkak karena letaknya yang cukup tertutup oleh bagian tubuh lainnya.
Ketika vagina atau miss v bengkak, Anda mungkin hanya menyadari dari rasa nyeri yang muncul. Barulah setelah itu sadar bahwa ada perubahan bentuk pada vagina Anda. Lantas, apa saja penyebab vagina bengkak? Begini jawabannya.
Berbagai penyebab vagina bengkak
Miss v yang bengkak bisa terjadi karena berbagai penyebab, mulai dari yang ringan hingga penyakit wanita yang serius dan memerlukan penanganan khusus.
Jadi, kenapa vagina bisa bengkak? Berikut adalah berbagai penyebab vagina bengkak yang perlu Anda pahami.
1. Alergi
Tanpa disadari, berbagai produk perawatan pribadi ternyata bisa menjadi salah satu penyebab miss v menjadi bengkak.
Hal ini sangat mungkin terjadi karena vagina merupakan bagian tubuh yang cukup sensitif.
Beberapa bahan yang bisa membuat vagina bengkak, misalnya sabun, pelumas, produk pembersih vagina, pembalut, kondom lateks, hingga alat kontrasepsi.
2. Infeksi jamur
Salah satu gejala infeksi jamur vagina adalah pembengkakan. Jenis infeksi ini biasanya disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Infeksi jamur vagina bisa terjadi saat Anda terlalu lama menggunakan celana yang lembap setelah berolahraga.
Selain pembengkakan, infeksi jamur vagina biasanya menimbulkan berbagai gejala seperti berikut ini.
- Rasa perih.
- Sakit saat buang air kecil.
- Sakit saat seks.
- Kemerahan pada vagina.
- Keputihan yang menggumpal dan berbau tak sedap.
Jika hal ini merupakan kali pertama Anda mengalami infeksi jamur, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Dokter biasanya akan meresepkan berbagai obat, termasuk antijamur.
3. Seks yang terlalu kasar
Faktanya, hubungan seks dengan pasangan ternyata bisa membuat miss v jadi bengkak.
Biasanya, kondisi ini terjadi saat vagina terlalu kering atau kurang pelumas. Gesekan yang keras dan dilakukan cukup lama bisa membuat vagina mengalami pembengkakan.
Selain bengkak, kondisi ini juga biasanya ditandai dengan demam dan keputihan yang lebih banyak dari biasanya.
Meski demikian, vagina yang bengkak karena aktivitas seksual yang terlalu kasar ini akan membaik dalam beberapa hari.
4. Kehamilan
Jika Anda sedang hamil dan menyadari vagina mulai membengkak, jangan khawatir.
Pasalnya, tekanan pada panggul karena keberadaan janin di perut memang meningkatkan aliran darah ke bagian bawah tubuh, termasuk vagina.
Kondisi inilah yang membuat masa kehamilan rentan mengalami vagina bengkak. Namun tenang saja, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya saat Anda melahirkan.
5. Bacterial vaginosis
Pertumbuhan bakteri jahat yang berlebih di vagina bisa menyebabkan bacterial vaginosis atau infeksi bakteri vagina. Kondisi ini dapat menjadi penyebab kenapa vagina bengkak.
Selain menyebabkan pembengkakan, bacterial vaginosis juga menimbulkan rasa terbakar dan gatal pada vagina serta mengeluarkan cairan berwarna keabuan dengan bau busuk yang menyengat.
Untuk menghindari hal ini terjadi, Anda perlu menjaga kebersihan vagina secara teratur, salah satunya adalah dengan rutin mengganti celana dalam.
6. Servisitis
Penyebab bibir vagina bengkak yang selanjutnya adalah servisitis. Ini merupakan kondisi saat leher rahim mengalami peradangan.
Biasanya servisitis muncul sebagai akibat dari penyakit menular seksual, seperti klamida, gonore, dan trikomoniasis.
Selain pembengkakan pada vagina, kondisi ini juga dapat menyebabkan nyeri panggul, keputihan yang tidak normal, dan rasa sakit saat berhubungan seks.
Untuk itu, jika Anda merasakan berbagai gejala tersebut belakangan ini, segera konsultasikan ke dokter.
7. Kista
Kista Bartholin bisa membuat bibir vagina Anda bengkak. Ini biasanya muncul pada kelenjar Bartholin yang terletak di kedua sisi bawah lubang vagina.
Melansir Cleveland Clinic, terkadang kelenjar ini juga bisa mengalami infeksi yang kemudian membentuk abses berisi nanah.
Selain itu, kista juga bisa tumbuh di saluran Gartner, yaitu saluran yang terbentuk pada janin ketika organ kemih dan seksualnya berkembang.
Jaringan sisa yang menempel dan tidak hilang setelah melahirkan di dinding vagina inilah yang kemudian berkembang menjadi kista.
Perhatian!
Meski tidak berbahaya, kista di area vagina ini bisa menimbulkan masalah ketika tumbuh dan mengalami infeksi. Jadi, periksakan diri ke dokter jika Anda mengalaminya.
8. Kanker vagina
Alasan kenapa vagina bengkak yang selanjutnya adalah kanker vagina. Gejala utama yang ditimbulkan pada kondisi ini adalah terdapat benjolan atau bengkak pada miss v.
Selain gejala tersebut, kanker vagina juga dapat menimbulkan rasa nyeri panggul, perdarahan setelah berhubungan seksual, serta nyeri saat buang air kecil.
Cara mengatasi vagina bengkak
Sebenarnya mengatasi miss v bengkak perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Misalnya, bila pembengkakan disebabkan oleh alergi atau iritasi terhadap produk tertentu, Anda disarankan untuk menghindari penggunaan produk-produk tersebut.
Untuk mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri vagina yang timbul, Anda dapat mengompresnya menggunakan kain atau handuk yang telah direndam dengan air dingin.
Anda juga sebaiknya menghindari penggunaan celana yang ketat guna mencegah kondisinya semakin memburuk.
Sementara bila vagina bengkak disebabkan oleh penyakit tertentu, sebaiknya periksakan diri ke dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya.
Dokter mungkin akan memberikan antibiotik jika miss v yang bengkak terjadi karena infeksi bakteri atau obat antijamur bila infeksi jamur vagina yang jadi penyebabnya.
Oleh karena itu, bila vagina Anda mengalami pembengkakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, sehingga dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat.
[embed-health-tool-ovulation]