backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kanker Vagina dan Kanker Vulva

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/01/2021

Kanker Vagina dan Kanker Vulva

Definisi

Apa itu kanker vagina dan kanker vulva?

Kanker vagina adalah jenis penyakit kanker yang menyerang vagina. Sementara itu, kanker vulva adalah jenis kanker yang menyerang bagian luar vagina, meliputi pembukaan vagina, labia majora (bibir luar), labia minora (bibir dalam), dan klitoris.

Vagina berfungsi sebagai jalan bagi bayi keluar saat persalinan dan tempat keluarnya darah saat menstruasi, sedangkan vulva berfungsi sebagai pelindung vagina. Vagina sendiri berawal dari serviks (leher rahim) yang kemudian berujung pada vulva.

Kanker vagina terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel tidak normal pada vagina. Pada umumnya, sel-sel abnormal muncul di bagian dinding vagina, meskipun tidak menutup kemungkinan sel abnormal dapat berkembang di bagian lain pada vagina.

Ada beberapa jenis penyakit kanker vagina dan kanker vulva yang perlu Anda ketahui, yakni:

Karsinoma sel skuamosa

Ini merupakan tips kanker yang paling umum menyerang, dan awalnya terjadi pada sel skuamosa yang membentuk lapisan epitel vagina. Area yang paling sering terkena adalah bagian atas vagina dekat serviks.

Pada kanker vulva, karsinoma sel skuamosa terbagi menjadi beberapa jenis, seperti jenis keratinisasi (terjadi pada wanita usia tua yang terinfeksi HPV), jenis basaloid (terjadi pada wanita muda yang terinfeksi HPV), dan karsinoma verukosa (jenis langka yang pertumbuhannya cukup lambat).

Adenokarsinoma

Tipe kanker ini menyerang wanita usia di atas 50 tahun. Sel yang terkena adalah sel kelenjar keringat di kulit vulva atau kelenjar bartholin yang berada tepat di dalam lubang vagina.

Adenokarsinoma bisa terbentuk dari sel bening, yang umumnya terjadi pada janin perempuan yang terpapar dietilistilbestrol.

Jenis kanker yang cukup langka

Tipe kanker ini sangat jarang terjadi, yakni melanoma (menyerang sel penghasil pigmen kulit), sarkoma (menyerang sel tulang, otot, atau jaringan ikat), dan karsinoma sel basal.

Seberapa umumkah penyakit kanker ini?

Penyakit kanker vagina dan kanker vulva adalah jenis kanker yang umum menyerang wanita, meskipun angka kejadiannya tidak sebanyak kasus kanker serviks (kanker leher rahim).

Berdasarkan data Globocan tahun 2018, kasus baru untuk kanker vagina mencapai 412 jiwa, sedangkan kanker vulva mencapai 1.153 jiwa, dengan angka kematian mencapai 208 dan 420 jiwa.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala kanker vagina dan kanker vulva?

Pada awal perkembangan kanker vagina maupun kanker vulva, biasanya tidak ada ciri-ciri khas yang ditunjukkan. Ciri-ciri umumnya mulai dirasakan ketika kanker vulva atau kanker vagina sudah memasuki stadium (tahap) lanjut.

Agar bisa diwaspadai, ciri-ciri atau gejala kanker vagina yang umumnya terjadi adalah:

  • Perdarahan vagina yang tidak biasa, misalnya setelah berhubungan seksual atau setelah Anda mengalami menopause (kondisi Anda sudah tidak menstruasi lagi).
  • Gejala keputihan yang encer.
  • Ada benjolan di dalam vagina Anda.
  • Buang air kecil jadi menyakitkan dan ketika buang air hanya sedikit urine yang keluar.
  • Sering mengalami sembelit.
  • Panggul terasa nyeri tidak biasa.

Sementara ciri-ciri atau gejala kanker vulva yang umumnya dirasakan adalah:

  • Gatal vagina yang tidak kunjung sembuh.
  • Vagina terasa nyeri saat ditekan dan lebih sensitif.
  • Terjadi perdarahan di luar menstruasi.
  • Ada benjolan seperti kutil atau luka terbuka di bagian luar vagina.
  • Area kulit luar vagina mengalami perubahan dan jadi lebih tebal.

Setiap orang sangat mungkin menunjukkan ciri-ciri kanker vagina atau kanker vulva yang berbeda. Bahkan, beberapa di antara merasakan gejala yang tidak disebutkan di atas.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala kanker yang disebutkan di atas, segera periksa ke dokter. Terutama jika tanda-tanda atau ciri-ciri kanker vagina atau kanker vulva yang dialami tidak juga membaik setelah Anda mengobatinya.

Penyebab

Apa penyebab kanker vagina dan kanker vulva?

Penyebab kanker vagina tidak diketahui secara pasti. Begitu juga dengan penyebab dari kanker vulva. Meski begitu, penelitian mendapatkan temuan yang berkaitan dengan penyakit kanker ini.

Sel tubuh yang normal membuat zat yang disebut produk penekan tumor, dengan tujuan agar sel tidak tumbuh terlalu cepat dan menjadi kanker.

Namun, ketika tubuh terinfeksi HPV (human papillomavirus) dan virus tersebut menghasilkan protein E6 dan E7. Ada protein tersebut dapat menghambat produk gen penekan tumor bekerja dengan baik sehingga sel tubuh membelah sangat cepat.

Di samping itu, kanker juga bisa disebabkan oleh mutasi DNA yang dapat mengaktifkan onkogen (gen yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor) atau mematikan gen penekan tumor.

Faktor-faktor risiko

Apa saja faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker vagina dan kanker vulva?

Meskipun penyebabnya tidak diketahui, peneliti menemukan berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker vagina maupun kanker vulva, seperti:

Pertambahan usia

Kanker sel skuamosa umumnya terjadi pada wanita yang lebih tua. Paling banyak menyerang wanita usia 70 tahun, dan sedikit kasus menyerang wanita di bawah usia 40 tahun.

Diethylstilbestrol (DES)

Seorang ibu hamil yang terpapar diethylstilbestrol menyebabkan sang janin berisiko kanker pada organ intinya. Rata-rata anak yang terpapar DES saat dalam kandungan mengalami kanker di usia remaja. Namun, kasus ini cukup langka terjadi.

Terinfeksi HPV

HPV dapat mengganggu kerja produk penekan tumor sehingga dapat memicu sel-sel tubuh menjadi abnormal.

Wanita yang terinfeksi virus ini biasanya memiliki kutil di kaki, tangan, atau organ intimnya.  Selain pada organ intim, infeksi virus ini juga dapat meningkatkan risiko kanker serviks, tenggorokan, dan anus.

Kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebihan

Merokok dan minum alkohol dapat meningkatkan risiko kanker pada organ intimnya. Ini karena rokok mengandung bahan kimia yang bisa merusak DNA tubuh. Sementara alkohol mengandung zat karsinogenik yang juga memicu kanker.

Kondisi kesehatan tertentu

Risiko kanker vagina dan kanker vulva juga meningkat karena adanya masalah kesehatan, seperti:

  • Vaginal adenosis. Wanita dengan kondisi ini memiliki kelainan pada sel-sel di vaginanya akibat terpapar DES selama masih dalam kandungan.
  • Iritasi pada vagina. Penggunaan pessarium, yakni alat untuk menjaga rahim agar tidak melorot karena ligamen panggul meregang dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker pada area organ intim karena menimbulkan iritasi.
  • Terinfeksi HIV. Infeksi virus ini membuat sistem kekebalan tubuh jadi menurun sehingga infeksi HPV jadi lebih rentan dapat meningkatkan risiko kanker.
  • Neoplasia intraepitel vulva (VIN). Kondisi ini merujuk pada prakanker karena adanya sel-sel abnormal di lapisan permukaan vulva. Kondisi ini biasanya dialami orang wanita muda yang terinfeksi HPV.
  • Lichen sclerosus. Kondisi ini menyebabkan kulit vulva menjadi sangat tipis, mudah iritasi dan terasa gatal sehingga bisa meningkatkan kanker di area tersebut.

Diagnosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana kanker vagina didiagnosis?

Dokter spesialis akan menanyakan tentang gejala dan penyakit lainnya yang Anda alami. Kemudian, dokter akan meminta Anda untuk melakukan beberapa tes berikut:

  • Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan: Dokter spesialis akan menanyakan tentang gejala dan memeriksa ciri-ciri yang menunjukkan kanker vagina atau kanker vulva serta mengecek riwayat kesehatan Anda.
  • Pemeriksaan pelvis: Saat pemeriksaan pelvis, dokter akan memeriksa bagian luar kelamin dan memasukkan 2 jari ke dalam vagina dan menekan tangan di perut Anda untuk merasakan rahim dan indung telur. Dokter juga akan memasukan alat yang disebut spekulum ke dalam vagina. Spekulum membuka saluran vagina agar dokter dapat memeriksa vagina dan serviks.
  • Tes papsmear: Biasanya digunakan untuk melihat kanker serviks, namun kadang kanker vagina dapat dideteksi melalui tes pap.
  • Kolposkopi: Tes untuk melihat vagina dengan menggunakan kolposkop, yaitu jenis mikroskop dengan cahaya. Cara kerjanya seperti kaca pembesar. Tes ini berlangsung sekitar 10-15 menit. Biasanya tidak terasa sakit, namun mungkin sedikit tidak nyaman.
  • Biopsi: Saat melakukan kolposkopi, dokter mungkin akan mengambil sampel kecil dari jaringan (biopsi) dari area yang terlihat abnormal dan memeriksa di bawah mikroskop.
  • Bagaimana mengobati kanker vagina dan kanker vulva?

    Cara mengobati kanker vagina dan kanker vulva yang umumnya direkomendasikan dokter adalah:

    Pengobatan prakanker

    Jika prakanker vulva terjadi, dokter akan melakukan pengobatan kemoterapi topikal. Itu artinya obat kemoterapi akan dioleskan langsung ke sare kulit yang memiliki sel-sel abnormal.

    Salah satu obat yang digunakan untuk prakanker vulva ini adalah fluorouracil (5-FU). Setelah dioleskan, kulit akan mengelupas dan sel-sel prakanker dapat terlepas dari jaringan kulit yang sehat.

    Ada juga obat imiquimod, yang bukan termasuk golongan obat kemoterapi. Obat ini bekerja untuk meningkatkan respons kekebalan tubuh terhadap sel-sel abnormal di sekitar vulva.

    Operasi

    Operasi menjadi pengobatan untuk kanker vulva dan kanker vagina. Pada vulva, operasi yang dilakukan meliputi operasi laser (membakar lapisan kulit terluar yang abnormal) dan operasi eksisi (pemotongan tepi kulit yang sehat sekitar sel abnormal dan lapisan lemak di bawahnya).

    Bila kondisi lebih parah, vulvektomi (pengangkatan sebagian atau seluruh vulva) mungkin dilakukan. Setelahnya, akan diadakan operasi kembali untuk merekonstruksi vulva dengan mengambil jaringan dari bagian tubuh lain.

    Bila pada vagina, operasi yang dilakukan meliputi eksisi lokal (mengangkat sel abnormal dengan bagian sisi kulit disekitar yang sehat) atau vaginektomi (pengangkatan sebagian atau seluruh vagina).

    Ada juga trachelectomy yakni pengangkatan vagina sekaligus serviks yang terkena. Bila sudah meluas dan lebih parah, histerektomi mungkin dilakukan. Prosedur ini mengangkat vagina, rahim, dan serviks.

    Pada beberapa kasus, kelenjar getah bening dekat vagina yang terkena juga perlu diangkat. Pengobatan kanker ini menimbulkan efek samping, mulai dari perdarahan, infeksi, hingga penggumpalan darah.

    Radioterapi

    Pengobatan kanker ini mengandalkan sinar radiasi untuk mengecilkan tumor yang terbentuk sekaligus membunuh sel kanker. Efek sampingnya adalah kekeringan atau luka pada vagina dan kelelahan.

    Kemoterapi

    Selain bentuk kemoterapi topikal, obat-obatan dalam pengobatan ini juga bisa diberikan lewat suntikan atau diminum dalam bentuk pil. Tujuannya pengobatan sama seperti radioterapi.

    Obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi untuk kanker vagina dan kanker vulva adalah:

    Efek samping dari kemoterapi yang mungkin terjadi adalah tubuh terasa lemah, mual, muntah, diare, dan rambut rontok.

    Pengobatan di rumah

    Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanker vagina dan kanker vulva?

    Pengobatan rumahan untuk kanker vagina atau kanker vulva yang bisa dilakukan adalah menerapkan gaya hidup yang sehat yang sesuai untuk pasien kanker. Ini meliputi penyesuaian aktivitas seperti olahraga, dan menerapkan diet kanker.

    Hingga kini, pengobatan alternatif atau obat-obatan herbal belum terbukti ampuh menyembuhkan kanker vagina maupun vulva. Jadi, jangan mengandalkan pengobatan tersebut sebagai pengobatan utama. Konsultasikan pada dokter jika Anda ingin menggunakan obat-obatan di luar yang diresepkan.

    Pencegahan

    Bagaimana cara mencegah penyakit kanker vagina dan kanker vulva?

    Meskipun tidak 100% mencegah penyakit kanker vagina atau kanker vulva, cara berikut ini bisa membantu Anda menurunkan risikonya, seperti:

    Menghindari penularan HPV dan HIV

    Infeksi virus HPV dan HIV dapat meningkatkan risiko kanker pada organ intim wanita. Seseorang dapat tertular infeksi ini dari aktivitas seks yang kurang aman atau penggunaan jarum suntik bergantian.

    Oleh karena itu, selalu gunakan kondom saat melakukan hubungan intim dan hindari bergonta-ganti pasangan. Jangan menggunakan jarum suntik secara bergantian atau tanpa pengawasan tim medis. Ikuti vaksin HPV sehingga dapat melindungi Anda dari infeksi virus tersebut.

    Menghentikan kebiasaan merokok

    Merokok dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, bahkan kanker pada organ intim Anda. Jadi, jika Anda memiliki kebiasaan merokok, lebih baik hentikan kebiasaan ini.

    Lakukan pengurangan jumlah rokok yang dihisap secara perlahan hingga Anda benar-benar bisa terlepas dari kebiasaan merokok. Jika mengalami kesulitan berhenti dari kebiasaan ini, jangan sungkan untuk konsultasi ke dokter atau terapis.

    Melakukan pemeriksaan panggul secara rutin

    Kondisi prakanker umumnya luput dari perhatian karena tidak menyebabkan gejala. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mendeteksi adanya kondisi ini adalah dengan melakukan pemeriksaan panggul.

    Kondisi vagina Anda akan diperiksa, baik area luar maupun dalam. Sering kali Anda juga diminta melakukan Pap smear dan tes HIV bersamaan dengan pemeriksaan panggul.

    Terakhir, selalu perhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada vagina Anda. Jika menemukan sesuatu yang mengkhawatirkan, segera periksa ke dokter.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan