Seks adalah salah satu kegiatan menyenangkan yang bisa Anda lakukan bersama pasangan. Namun, bagaimana jika tiba-tiba Anda merasa sakit perut saat berhubungan intim? Berbahaya kondisi ini pada wanita? Cari tahu jawabannya berikut ini.
Apa penyebab perut sakit saat berhubungan intim?
Sakit saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan (dispareunia) merupakan hal yang umum terjadi.
Saat terjadi penetrasi, yaitu penis masuk ke dalam vagina, rasa nyeri bisa timbul pada perut bawah wanita. Ternyata, hal ini dapat disebabkan oleh masalah fisik maupun psikis.
Berikut berbagai alasan umum mengapa perut wanita terasa nyeri saat berhubungan intim.
1. Posisi seks
Posisi seks tertentu saat berhubungan bisa menyebabkan rasa sakit pada wanita jika penis masuk terlalu dalam ke vagina.
Tidak hanya pada vagina, nyeri juga bisa dirasakan pada perut bagian bawah.
Namun, rasa sakit ini umumnya hanya terjadi saat sedang melakukan posisi tersebut dan akan hilang dengan sendirinya saat berubah posisi.
2. Stres
Mengutip The American College of Obstetricians and Gynecologists, stres dan kelelahan bisa memengaruhi keinginan dan kondisi tubuh saat sedang berhubungan seksual.
Stres dan emosi yang sedang dirasakan (seperti ketakutan, rasa bersalah, malu, atau canggung) bisa menyebabkan tubuh lebih sulit untuk rileks.
Saat tubuh tidak bisa merasa tenang dan rileks, gairah untuk melakukan hubungan seksual bersama pasangan dapat menurun.
Jika dipaksakan, hal ini bisa menyebabkan perut sakit saat berhubungan seksual.
3. Rahim miring

Alasan lainnya kenapa saat berhubungan perut terasa sakit adalah akibat gangguan pada rahim seperti posisi rahim yang miring.
Rahim dapat dikatakan miring jika posisinya condong ke belakang hingga mendekati leher rahim (serviks), bukan ke arah depan tubuh. Sekitar 1 dari 4 wanita diketahui mengalami kondisi ini.
Meski umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun, rahim miring terkadang bisa menyebabkan sakit perut saat berhubungan seks, terutama pada posisi tertentu.
4. Kista ovarium
Perut terasa sakit saat berhubungan intim juga bisa menjadi tanda adanya kondisi medis tertentu seperti kista ovarium.
Kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak menyebabkan nyeri. Namun, jika ukurannya cukup besar, benjolan pada indung telur ini bisa menimbulkan nyeri pada perut bagian bawah.
Rasa sakit tersebut bisa bertambah parah saat maupun timbul nyeri setelah berhubungan seksual.
5. Fibroid
Sekitar 1 dari 3 wanita mengalami pertumbuhan fibroid atau tumor di dalam rahim sepanjang hidupnya.
Kondisi ini terkadang dapat menimbulkan gejala berupa rasa sakit di perut yang timbul saat sedang berhubungan seksual.
Selain itu, fibroid bisa memicu munculnya gejala lain seperti haid yang berlebihan, sering buang air kecil atau nyeri pada area panggul.
6. Sistitis interstisial
Sistitis interstisial, atau disebut juga sindrom nyeri kandung kemih, bisa menyebabkan nyeri dan tekanan pada kandung kemih.
Rasa nyeri ini dapat bertambah parah saat kandung kemih sedang terisi penuh. Selama berhubungan seksual, kandung kemih bisa tertekan dan terasa seperti penuh.
Akibatnya, rasa sakit pada perut juga bisa timbul saat berhubungan seks dengan pasangan.
7. Adhesi rahim
Adhesi (perlengketan) rahim atau sindrom Asherman menyebabkan terbentuknya jaringan parut atau luka yang saling menempel pada rahim atau serviks.
Luka tersebut dapat menimbulkan gejala seperti:
- nyeri perut saat berhubungan seks,
- haid sangat sedikit atau tidak terjadi sama sekali, dan
- nyeri atau kram yang parah.
Adhesi rahim umumnya terjadi sebagai komplikasi operasi rahim, seperti dilatasi atau kuret. Namun terkadang, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh operasi caesar, terapi radiasi, endometriosis, atau infeksi.
8. Endometriosis
Penyebab seseorang mengalami nyeri perut saat berhubungan intim selanjutnya adalah karena endometriosis.
Endometriosis merupakan kondisi ketika jaringan yang melapisi rahim tumbuh di luar rahim atau bahkan di luar panggul.
Pertumbuhan jaringan yang terjadi terus-menerus bisa menyebabkan nyeri di perut, panggul, dan punggung saat berhubungan seksual.
9. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan jenis yang dialami.
Pada wanita, gejala yang timbul dapat meliputi berikut ini.
- Nyeri atau perdarahan selama atau setelah berhubungan seksual.
- Keputihan abnormal atau berbeda dari biasanya, misalnya berbau.
- Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
- Nyeri panggul atau perut bagian bawah.
10. Infeksi
Selain penyakit menular seksual, infeksi lainnya juga bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah wanita saat melakukan hubungan seksual.
Jenis infeksi yang paling sering menyebabkan kondisi ini yaitu penyakit radang panggul dan infeksi saluran kemih.
Pada wanita yang mengalami penyakit radang panggul, nyeri yang dalam bisa terasa pada panggul selama berhubungan seks.
Sementara pada infeksi saluran kemih, rasa sakit pada perut bagian bawah bisa terasa semakin parah saat berhubungan.
Cara mengatasi sakit perut saat berhubungan seks

Sakit perut saat seks umumnya merupakan kondisi yang bisa hilang sendiri atau membaik setelah selesai berhubungan.
Oleh karena itu, pengobatan tidak perlu dilakukan. Anda biasanya hanya perlu menghindari posisi seks tertentu yang diketahui bisa memicu rasa sakit tersebut.
Namun, jika sakit perut yang Anda rasakan disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan kondisi medis tertentu, ada baiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter.
Pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan jika rasa sakit tersebut terjadi cukup parah, sering, dan tidak kunjung mereda, terlebih jika timbul gejala infeksi seperti perdarahan.
Dokter dapat membantu mencari tahu penyebab dan penanganan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Kesimpulan
- Ada beberapa penyebab perut terasa sakit saat berhubungan intim, seperti posisi seks yang salah, stres, rahim miring, kista ovarium, fibroid, sistitis interstisial, adhesi rahim, endometriosis, penyakit menular seksual, atau infeksi.
- Nyeri perut saat berhubungan biasanya bisa hilang sendiri dan membaik setelah selesai berhubungan. Jika nyeri perut disebabkan oleh kondisi medis tertentu, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
[embed-health-tool-ovulation]