2. Adhesi
Adhesi atau jaringan parut biasanya terjadi ketika jaringan pencernaan dan otot menempel pada dinding abdomen (perlengketan perut).
Kondisi sering kali dialami pada seseorang yang pernah menjalani operasi, misalnya operasi caesar atau usus buntu.
Adhesi dapat memicu nyeri selama ovulasi dengan membatasi ovarium dan struktur di sekitarnya.
3. Penyakit menular seksual (PMS)
Penyakit menular seksual, biasa disebut PMS, juga dikenal sebagai infeksi menular seksual (IMS).
Anda bisa mendapatkan PMS dari segala jenis aktivitas seksual yang melibatkan mulut, anus, vagina atau penis.
Adapun beberapa contoh penyakit menular seksual, yakni klamidia, gonore, trikomoniasis. Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan hingga memicu ovulasi yang menyakitkan.
4. Kista ovarium
Kista ovarium merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada wanita. Tak jarang, penderitanya akan mengalami nyeri perut bagian bawah ketika ovulasi.
Gejala lain yang mungkin akan muncul, seperti perut terasa kembung, sering buang air kecil, hingga kesulitan saat buang air besar.
5. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik bisa terjadi pada siapapun dan kondisi ini sering menimbulkan rasa nyeri pada perut sebagai tandanya.
Perlu diketahui, bila hamil di luar kandungan ini bisa berakibat fatal bagi janin. Hal itu dikarenakan, janin tidak dapat bertahan hidup di luar rahim.
Adakah gejala nyeri ovulasi (mittelschmerz)?

Selain rasa nyeri saat ovulasi, ada sejumlah kemungkinan gejala yang mungkin dapat Anda alami, di antaranya sebagai berikut.
Untuk mengetahui apakah yang Anda alami termasuk ke dalam mittelschmerz atau bukan, buat catatan khusus kapan rasa nyeri ini datang.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar