backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Polimenorea, Saat Haid Muncul Lebih Sering dari yang Seharusnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 16/02/2024

Polimenorea, Saat Haid Muncul Lebih Sering dari yang Seharusnya

Apakah Anda mengalami datang bulan yang lebih sering dibandingkan dengan kebanyakan wanita lainnya? Jika ya, mungkin ini tanda Anda mengalami polimenorea. Meski umumnya bukan kondisi yang serius, tetapi polimenorea bisa memengaruhi kesuburan dan kemampuan Anda untuk hamil. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.

Apa itu polimenorea?

Polimenorea, disebut juga dengan istilah abnormal uterine bleeding (AUB), adalah kondisi di mana haid seorang wanita menjadi lebih sering dari yang seharusnya. 

Seorang wanita yang mengalami kondisi ini bisa mendapatkan haid beberapa kali dalam waktu satu bulan dengan durasi perdarahan yang normal yaitu 3 sampai 7 hari.

Haid yang lebih sering diakibatkan oleh siklus haid yang pendek yakni kurang dari 21 hari.

Siklus haid adalah jarak antara hari pertama haid hingga hari pertama haid periode berikutnya. Normalnya, siklus haid wanita berkisar antara 21 hingga 35 hari.

Jika tidak segera diatasi dan diobati penyebabnya, polimenorea dapat membuat wanita mengalami anemia. Anemia terjadi karena wanita mengalami kekurangan darah akibat haid yang lebih sering. 

Tanda dan gejala polimenorea

haid tidak teratur setelah menikah

Tanda atau gejala utama dari polimenorea adalah pendeknya siklus menstruasi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, siklus haid wanita dengan kondisi ini umumnya kurang dari 21 hari.

Akibat pendeknya siklus haid ini, penderitanya pun akan mengalami menstruasi yang lebih sering dari biasanya.

Selain dua tanda utama tersebut, terkadang beberapa gejala lain menyertai polimenorea, seperti:

  • hot flashes, 
  • kelelahan,
  • jerawat,
  • kenaikan berat badan tanpa penyebab yang diketahui,
  • kram menstruasi,
  • hilangnya minat terhadap seks, atau
  • serangan cemas atau stres.

Pada kondisi di atas, polimenorea bisa menjadi tanda suatu gangguan pada organ reproduksi wanita.

Kapan harus ke dokter?

Secara umum, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun jika semakin parah, sebaiknya Anda segera berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui apa yang menyebabkannya.

Apalagi jika kondisi ini disertai dengan gejala lain. Pasalnya, selain faktor stres, kondisi ini mungkin juga disebabkan oleh adanya penyakit pada organ reproduksi wanita.

Penyebab polimenorea

Ada beberapa hal yang kemungkinan menjadi penyebab polimenorea, antara lain sebagai berikut.

1. Stres

Stres adalah salah satu penyebab yang paling sering terjadi pada gangguan menstruasi, termasuk polymenorrhea.

Hal ini karena stres dapat mengganggu aktivitas hormon-hormon kewanitaan yang berperan pada proses menstruasi.

2. Penyakit infeksi menular seksual

Adanya infeksi penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore juga dapat menyebabkan seorang wanita mengalami polimenorea.

Wanita yang menderita klamidia biasanya merasakan sakit yang luar biasa pada perut bagian bawah dan kelamin serta mengalami keputihan

Sementara penyakit gonore biasanya menunjukkan gejala seperti gatal yang sangat pada area kewanitaan, sensasi terbakar pada saat buang air kecil, dan keputihan.

3. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang melapisi rahim tumbuh di luar rahim. Jaringan ini dapat tumbuh di indung telur, saluran telur, bahkan usus.

Meskipun endometriosis adalah penyakit jinak dan bukan sel kanker, tetapi jika semakin parah akan menyebabkan perdarahan dan peradangan pada organ-organ tubuh wanita.

Perdarahan akibat endometriosis dapat menyebabkan haid menjadi lebih sering dan gangguan hormonal pada wanita.

4. Fibroid dan polip rahim

Fibroid dan polip rahim adalah semacam daging yang tumbuh pada organ reproduksi wanita bagian dalam. Dua penyakit ini secara umum bersifat jinak tapi dapat berkembang menjadi ganas.

Meskipun bukan sel kanker, tetapi penyakit ini dapat menyebabkan berbagai masalah seperti perdarahan, nyeri perut, sakit saat berhubungan intim, atau perut yang membesar.

Perdarahan yang terjadi akibat fibroid dan polip dapat menyebabkan seorang wanita mengalami polymenorrhea.

5. Adanya tumor atau sel kanker

Polimenorea juga bisa saja diakibatkan oleh adanya tumor atau sel kanker pada organ-organ reproduksi wanita.

Adanya keganasan sel kanker dapat menyebabkan siklus haid menjadi terganggu.

6. Koagulopati

Koagulopati adalah gangguan yang menyebabkan darah sulit menggumpal. Kondisi ini dapat diakibatkan oleh asupan protein yang kurang atau penyakit menurun seperti hemofilia

Wanita yang mengalami koagulopati akan lebih mudah mengalami perdarahan dan menstruasi daripada wanita pada umumnya.

7. Komplikasi pada penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi, baik yang hormonal maupun nonhormonal, dapat menjadi penyebab polimenorea.

Kontrasepsi hormonal akan mengganggu kinerja hormon sehingga menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur. 

Sementara itu, penggunaan kontrasepsi nonhormonal seperti KB spiral mungkin mengalami infeksi.

Hal inilah yang bisa menyebabkan wanita mengalami perdarahan atau menstruasi yang lebih sering.

8. Masa transisi menopause

Perubahan kadar hormon pada wanita yang berada pada usia transisi menopause atau perimenopause juga dapat menyebabkan polymenorrhea.

Kondisi ini biasanya dialami pada wanita di usia 40 tahun ke atas.

Diagnosis polimenorea

tes kesehatan sebelum menikah

Untuk mendeteksi penyebab polimenorea, Anda perlu menjalani beberapa pemeriksaan, seperti berikut ini.

  • USG (Ultrasonography).
  • Histeroskopi, yaitu pemeriksaan menggunakan selang berkamera untuk mengamati kondisi dalam rahim.
  • Sonohisterografi, yaitu penyuntikan cairan melalui leher rahim untuk melihat gambar rongga rahim melalui USG.
  • Endometrial biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan lapisan rahim.
  • Rontgen atau CT scan.

Pengobatan polimenorea

Menurut Journal of Clinical Research in Pediatric Endocrinology, polimenorea adalah gangguan menstruasi yang umum terjadi pada wanita.

Biasanya dengan memperbaiki mood, memperbanyak istirahat, dan mengurangi stres, polimenorea dapat diatasi. 

Namun, jika polimenorea disebabkan oleh penyakit pada organ reproduksi, maka perlu dilakukan pengobatan terhadap penyakit tersebut.

Jadi, pengobatan disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya.

Benarkah polimenorea menyebabkan susah hamil?

Sebuah studi dalam jurnal Reviews on environmental health menyebutkan bahwa gangguan siklus menstruasi dapat berpengaruh pada kesuburan seorang wanita. Ini artinya, polimenorea juga bisa memengaruhi kemampuan wanita untuk hamil. Hal ini karena polimenorea umumnya merupakan pertanda adanya gangguan hormonal. Gangguan hormonal inilah yang dapat menyebabkan wanita susah hamil.

Cara mencegah polimenorea

Secara umum, polimenorea disebabkan oleh faktor hormonal. Gangguan hormonal biasanya terjadi akibat stres atau penggunaan alat kontrasepsi.

Beberapa tips berikut dapat membantu Anda untuk mencegah polimenorea.

1. Hindari stres

Stres adalah salah satu penyebab utama polimenorea. Penelitian yang diterbitkan oleh Saudi Arabia Medical Journal menunjukkan bahwa 91% pelajar perempuan mengalami gangguan menstruasi dengan penyebab utama stres.

Oleh karena itu, upayakan untuk selalu berpikiran positif, rileks, serta istirahat yang cukup agar terhindar dari stres.

2. Gunakan alat kontrasepsi dengan benar

Cara mencegah polimenorea selanjutnya adalah menggunakan alat kontrasepsi dengan benar. Pilihlah alat kontrasepsi yang paling cocok untuk Anda. 

Pastikan pula Anda menggunakannya sesuai prosedur dan di bawah penanganan tenaga kesehatan yang profesional.

Konsultasilah kepada dokter atau bidan jika Anda mengalami polimenorea atau keluhan lain selama menggunakan alat kontrasepsi.

3. Pola hidup sehat

Menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi buah dan sayur yang kaya antioksidan dapat membantu Anda terhindar dari berbagai penyakit yang menyebabkan polimenorea.

Selain itu, jagalah berat badan ideal dengan rutin berolahraga. Hal ini karena salah satu faktor risiko kondisi ini adalah berat badan yang berlebihan.

4. Berhenti merokok dan minum alkohol

Menurut Italian Journal of Pediatrics, merokok dan konsumsi alkohol dapat berpengaruh pada kondisi polimenorea pada wanita.

Selain menyebabkan kondisi ini, merokok dan minum alkohol juga berdampak buruk pada kesehatan secara umum.

Oleh karena itu, berhentilah melakukan kebiasaan itu agar hidup Anda menjadi lebih sehat.

Dengan menerapkan cara-cara di atas, Anda bisa menjaga kadar hormon di dalam tubuh agar menjadi lebih seimbang.

Anda pun bisa menurunkan risiko mengalami polimenorea dan menghindari terjadinya gangguan kesuburan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 16/02/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan