backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

5 Jenis Gangguan Menstruasi serta Gejala dan Pengobatannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 26/01/2024

5 Jenis Gangguan Menstruasi serta Gejala dan Pengobatannya

Gangguan menstruasi merupakan kondisi yang dapat memengaruhi siklus haid pada wanita. Ini bukan hanya berdampak pada masalah fisik, tetapi juga kesejahteraan emosional dan sosialnya.

Kira-kira apa saja jenis gangguan menstruasi yang mungkin terjadi pada wanita dan apa yang menyebabkan kondisi ini? Simak penjelasannya di bawah ini. 

Apa itu gangguan menstruasi?

Gangguan menstruasi adalah istilah yang merujuk pada kelainan siklus menstruasi wanita.

Kelainan ini sangat bervariasi, mulai dari perdarahan berlebihan atau terlalu sedikit, nyeri hebat saat menstruasi, kacaunya siklus menstruasi, atau bahkan tidak haid sama sekali.

Pada wanita yang sehat, siklus menstruasi akan berlangsung dengan normal dan berhenti dalam waktu yang hampir sama setiap bulannya.

Gangguan yang dirasakan pun terkadang masih dalam batas wajar, seperti kram perut atau suasana hati mudah berubah.

Namun, beberapa wanita mungkin melewati siklus menstruasi yang disertai dengan gejala-gejala fisik maupun psikis yang cukup mengganggu, bahkan cenderung berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.

Sebenarnya, siklus menstruasi yang normal berbeda bagi setiap wanita. Siklus rutin menstruasi seseorang pun mungkin tidak normal untuk orang lain.

Penting untuk memahami tubuh Anda sendiri. Bicarakan kepada dokter apabila ada perubahan yang cukup mencolok pada siklus menstruasi Anda.

Seberapa umumkah gangguan menstruasi terjadi?

Gangguan haid atau menstruasi sangat umum terjadi. Tergantung pada apa jenis gangguannya, kondisi ini dapat terjadi pada pasien dari berbagai macam golongan usia. Namun, gangguan menstruasi sebenarnya dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada.

Jenis-jenis gangguan menstruasi

ciri menstruasi terakhir sebelum hamil

Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan menstruasi yang umumnya terjadi pada wanita. 

1. PMS (Premenstrual Syndrome)

Jenis gangguan menstruasi yang paling umum terjadi pada wanita adalah PMS. PMS atau premenstrual syndrome biasanya terjadi selama 1—2 minggu sebelum haid dimulai. 

Pada kebanyakan kasus, wanita akan mengalami berbagai gejala fisik maupun emosional. Namun, beberapa wanita mungkin mengalami gejala yang lebih sedikit atau bahkan tidak sama sekali. 

Melansir Kids Health, ada beberapa gejala PMS yang umum terjadi, di antaranya perut kembung, mudah emosi, nyeri pada payudara, diare, jerawat, hingga sakit kepala. 

2. Menorrhagia 

Masalah haid umum lainnya adalah menstruasi berat atau dikenal juga dengan menorrhagia. Kondisi ini dapat menyebabkan wanita mengeluarkan darah kotor lebih dari menstruasi normal.

Selain mengeluarkan darah yang lebih banyak, menorrhagia juga dapat menimbulkan gejala lain.

Gejala tersebut misalnya perdarahan lebih dari 7 hari, mengganti pembalut terlalu sering (misalnya delapan kali atau lebih), serta munculnya gumpalan darah yang besar. 

3. Amenorrhea

Berbanding terbalik dengan gangguan menstruasi sebelumnya, pada sebagian wanita mungkin akan melewatkan masa haidnya. Gangguan ini disebut dengan amenorrhea

Selain tidak mengalami menstruasi, ada juga beberapa tanda yang dapat terjadi pada wanita, misalnya sakit kepala, nyeri pada area panggul, hot flashes, hingga keluarnya cairan dari puting.

Meski demikian, tidak semua amenorrhea adalah gejala penyakit. Ada pula kemungkinan bahwa menstruasi yang terhenti karena Anda sedang hamil. Untuk memastikannya Anda dapat menggunakan alat tes kehamilan.

4. Dismenore

Sebagian besar wanita pasti pernah merasakan kram perut sebelum atau selama menstruasi. Namun, beberapa di antaranya mengalami rasa sakit berlebihan yang berlangsung lebih lama. Kondisi ini disebut dengan dismenore.

Rasa sakit yang dialami ketika seseorang menderita dismenore terkadang juga disertai oleh kondisi pucat, berkeringat, lemas, serta kepala terasa ringan.

Meski demikian, tidak semua wanita tentu mengalami hal ini. Pasalnya, ada juga wanita yang hanya mengalami dismenore ringan, sehingga tidak mengganggu aktivitasnya. 

5. Oligomenorea

Oligomenorea adalah salah satu kelainan haid di mana siklus haid Anda tidak teratur padahal Anda berada dalam usia subur.

Seorang wanita dikatakan mengalami oligomenorea bila jarak antara satu periode haid ke periode haid berikutnya berlangsung lebih dari 35 hari. 

Selain itu, wanita dengan oligomenorea mungkin tidak mengalami haid sama sekali selama lebih dari 90 hari dan haid yang dialami kurang dari sembilan kali dalam waktu 1 tahun.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah kepada dokter Anda. 

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, periksakanlah diri Anda ke dokter atau layanan kesehatan terdekat.

Penyebab gangguan menstruasi

polimenorea

Gangguan haid dapat terjadi karena berbagai penyebab. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Kehamilan atau menyusui

Menstruasi yang terlewat dapat menjadi tanda awal kehamilan. Menyusui umumnya dapat menunda kembalinya haid setelah kehamilan.

2. Gangguan makan

Gangguan makan seperti anorexia nervosa atau tidak makan karena takut berat badannya naik menjadi salah satu penyebab gangguan menstruasi.

3. Penurunan berat badan ekstrem

Berat badan yang menurun drastis akibat kurang makan atau karena penyakit tertentu dapat menyebabkan gangguan menstruasi.

4. Olahraga berlebihan

Meskipun olahraga itu baik, tapi meningkatnya aktivitas fisik secara berlebihan dapat mengganggu menstruasi.

5. Polycystic ovary syndrome (PCOS).

PCOS yaitu gangguan sistem endokrin yang menyebabkan munculnya banyak kista pada indung telur. Kondisi ini dapat dilihat melalui pemeriksaan USG.

6. Kegagalan ovarium prematur

Ini merupakan kondisi di mana hilangnya fungsi normal ovarium sebelum usia 40 tahun. Wanita yang mengalaminya mungkin mendapatkan haid secara tidak teratur atau hanya sesekali dalam setahun.

7. Penyakit inflamasi panggul

Disebut juga dengan pelvic inflammatory disease (PID), kondisi ini merupakan infeksi pada organ reproduksi. Hal ini menyebabkan perdarahan menstruasi tidak teratur.

8. Fibroid rahim

Fibroid rahim adalah kondisi pertumbuhan uterus tanpa sifat kanker. Gangguan ini dapat menyebabkan menstruasi berlebihan atau periode haid yang lebih panjang.

Faktor risiko gangguan menstruasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gangguan menstruasi adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap wanita, terlepas dari berapa usia dan apa kelompok ras penderitanya. 

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya gangguan haid.

  • Faktor usia. 
  • Berat badan kurang atau berlebih. 
  • Siklus dan aliran menstruasi. 
  • Kehamilan. 
  • Stres. 

Diagnosis gangguan menstruasi

dokter umum di medan

Untuk mendiagnosis gangguan menstruasi, dokter akan bertanya mengenai beberapa hal seperti, gejala yang Anda rasakan, bagaimana keteraturan siklus menstruasi, hingga sudah berapa lama Anda mengalami gejala tersebut. 

Setelah itu, jika diperlukan, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik, antara lain sebagai berikut.

  • Tes panggul. Untuk menilai organ reproduksi Anda untuk menentukan apakah vagina atau serviks Anda mengalami peradangan. 
  • Pap smear. Untuk mengesampingkan kemungkinan kanker atau kondisi-kondisi penyebab lainnya.
  • Tes darah dan tes urine. Untuk menentukan keberadaan ketidakseimbangan hormonal yang menyebabkan gangguan menstruasi Anda. Jika Anda mencurigai kemungkinan hamil, dokter Anda atau perawat akan melakukan tes darah atau tes urine untuk memeriksa kehamilan. 

Selain pemeriksaan di atas, pemeriksaan lanjutan mungkin diperlukan untuk mendiagnosis sumber gangguan menstruasi. Antara lain sebagai berikut.

  • Biopsi endometrium. Untuk mendiagnosis adanya gangguan seperti endometriosis, ketidakseimbangan hormon, atau adanya potensi kanker.
  • Laparoskopi. Untuk membantu mendeteksi adanya gangguan pada panggul.
  • Histeroskopi. Untuk melihat dengan jelas bagian rahim Anda untuk mengetahui adanya kelainan seperti fibroid atau polip.
  • USG. Untuk mendiagnosis gangguan haid. Tes USG menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar rahim Anda.

Pengobatan gangguan menstruasi

Pada dasarnya, untuk mengobati gangguan menstruasi ini perlu disesuaikan dengan penyebab dan jenis gangguan menstruasi yang dialami oleh wanita tersebut.

1. Memperbaiki siklus menstruasi

Pengobatan hormonal, seperti obat-obatan estrogen atau progestin, mungkin akan diresepkan oleh dokter untuk membantu memperbaiki siklus haid dan perdarahan berlebih saat menstruasi.

Untuk mengatasinya, dokter juga mungkin akan meresepkan pil KB atau suntik KB guna mengontrol perdarahan berlebih tersebut. 

2. Mengurangi rasa nyeri

Jika Anda mengalami rasa nyeri yang luar biasa saat sedang datang bulan, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti ibuprofen atau acetaminophen.

Penggunaan obat yang mengandung aspirin sangat tidak disarankan karena justru dapat memperparah aliran darah menstruasi. 

4. Pembedahan 

Bila gangguan menstruasi terjadi akibat fibroid rahim, kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan atau prosedur operasi. 

Prosedur operasi pengangkatan fibroid atau miomektomi dilakukan tergantung pada ukuran, lokasi, serta jenis fibroid. 

Pada kasus yang sudah cukup parah, pasien mungkin perlu menjalani prosedur histerektomi, yaitu pengangkatan fibroid bersamaan dengan rahim.

Alternatif pengobatan lainnya adalah uterine artery embolization atau emboli arteri rahim, di mana aliran darah menuju jaringan fibroid akan dihentikan secara permanen.

Tips mengobati gangguan menstruasi di rumah

makan siang untuk diet

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi gangguan menstruasi.

1. Mengatur pola makan 

Pengaturan pola makan dimulai sekitar 14 hari sebelum haid dapat membantu beberapa orang mengatasi masalah menstruasi yang ringan, seperti kram. 

Terapkan pola makan sehat, seperti mengonsumsi makanan gandum utuh, buah dan sayuran segar, serta menghindari lemak jenuh dan makanan cepat saji. Selain itu, batasi asupan garam (sodium), kafein, gula, dan alkohol. 

2. Memperbaiki pola tidur

Selain mengatur pola makanan sehat, memperbaiki pola tidur juga penting untuk mencegah terjadinya gangguan menstruasi.

Oleh karena itu, saat mengalami menstruasi, usahakan agar tidur Anda cukup selama kurang lebih 8 jam sehari.

3. Olahraga

Selain beristirahat cukup, olahraga yang cukup juga dapat membantu mengatasi gangguan haid seperti rasa nyeri dan kram.  Namun, pastikan Anda tidak berolahraga berat yang menguras tenaga.

Itulah beberapa informasi seputar gangguan menstruasi yang penting untuk Anda ketahui. Bila Anda merasa mengalami gejala atau gangguan haid yang telah disebutkan di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 26/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan