backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

62

Tanya Dokter
Simpan

11 Penyebab Haid Berkepanjangan, Apa Saja?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

11 Penyebab Haid Berkepanjangan, Apa Saja?

Haid berkepanjangan terjadi ketika perdarahan menstruasi berlangsung lebih dari 15 hari atau sekitar 2 minggu. Kondisi ini kerap kali dialami oleh remaja yang biasanya masih belum memiliki siklus menstruasi yang normal.

Lantas, apa kemungkinan penyebab menstruasi lama? Cari tahu alasannya di sini, mulai dari yang paling umum hingga yang jarang terjadi.

Apa saja penyebab haid berkepanjangan?

menstruasi sedikit

Perdarahan menstruasi bisa saja berlangsung lebih lama dari biasanya. Normalnya, durasi menstruasi berkisar antara 3 sampai 7 hari, rata-rata terjadi setiap 28 hari.

Jika Anda memiliki haid berkepanjangan, hal ini tidak normal, kecuali jika Anda mendekati menopause (biasanya antara usia 45—55 tahun).

Menstruasi lama yang berlangsung lebih dari 2 minggu juga dapat diakibatkan oleh perubahan hormon yang menandakan tubuh Anda sedang bersiap menyambut “perubahan” yang akan datang.

Nah, berikut adalah beberapa penyebab haid atau menstruasi lama yang perlu Anda ketahui.

1. Perdarahan uterus disfungsional (DUB)

Perdarahan uterus disfungsional (dysfunctional uterine bleeding) adalah penyebab paling umum dari menstruasi yang lama.

Namun, peluang mengalami DUB akan lebih besar jika Anda berusia lebih dari 40 tahun.

DUB menunjukkan disfungsi hormon yang dapat memengaruhi stabilitas lapisan rahim dan menyebabkan bercak saat Anda tidak sedang haid.

Darah menstruasi yang berlebihan membuat Anda harus ganti pembalut setiap jam dan durasinya bisa lebih lama dari seminggu.

2. Gonta-ganti pil KB

Jika Anda menggunakan KB hormon, seperti pil KB, mungkin inilah yang menjadi penyebab haid tidak berhenti, misalnya selama 1 bulan.

Pil KB dapat mengubah durasi, frekuensi, dan keparahan perdarahan di setiap siklus menstruasi.

Terkadang, beralih antarmerek dan jenis kontrasepsi juga akan memiliki dampak langsung pada siklus menstruasi Anda.

Mengutip Cleveland Clinic, penggunaan pil KB IUD tembaga juga dapat membuat Anda mengalami perdarahan berat dan durasi menstruasi lama.

Namun, Anda tidak boleh mengubah strategi KB atas inisiatif sendiri. Pastikan untuk membicarakan hal ini dengan dokter sebelum membuat keputusan apa pun.

3. Adenomiosis

Adenomiosis terjadi ketika jaringan pelapis rahim (endometrium) tumbuh di dalam dinding otot rahim.

Jika Anda mengalami adenomiosis, Anda akan mengalami sejumlah gejala, seperti:

  • durasi menstruasi lama (lebih dari 15 hari),
  • perdarahan berat yang disertai dengan kram perut parah,
  • gumpalan darah besar, dan
  • nyeri saat berhubungan intim.

Kondisi ini biasanya terjadi di akhir masa subur (perimenopause) dan pada wanita yang telah melahirkan.

4. Hiperplasia endometrium

Penebalan dinding rahim (hiperplasia endometrium) terjadi karena produksi estrogen yang berlebihan dan progesteron yang tidak cukup untuk menyeimbanginya.

Progesteron mempersiapkan dinding rahim untuk menerima dan menunjang tumbuh kembang calon janin. Jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron menurun.

Kondisi ini biasanya diikuti sejumlah gejala, seperti menstruasi yang lama, siklus menstruasi lebih pendek dari 21 hari, dan perdarahan setelah menopause.

5. Kenaikan berat badan yang signifikan

Penambahan berat badan juga dapat memengaruhi keteraturan menstruasi Anda. Pasalnya, obesitas akan memicu penumpukan sejumlah sel-sel lemak tambahan yang menghasilkan estrogen.

Sel-sel estrogen inilah yang akan meniru gejala kehamilan sehingga otomatis tidak berovulasi tapi darah terus melapisi dinding rahim.

Pelapisan dinding rahim ini terus berjalan sehingga sewaktu memasuki periode menstruasi Anda akan terasa lebih lama dan tampak tidak akan pernah berakhir.

Bahkan, durasi haid yang berkepanjangan ini juga memengaruhi wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS).

6. Pertumbuhan sel abnormal jinak

Kista, polip, atau fibroid rahim adalah jenis-jenis pertumbuhan sel abnormal nonkanker dari jaringan otot rahim.

Penyebab kondisi ini sebenarnya masih menjadi misteri atau belum diketahui secara pasti.

Beberapa wanita dengan kondisi ini tidak memiliki gejala, sedangkan yang lainnya mengalami tanda, seperti perdarahan berat, durasi menstruasi lama (lebih dari 2 minggu), hingga nyeri panggul.

7. Gangguan kelenjar tiroid

Gangguan tiroid, seperti hipo/hipertiroidisme, penyakit Graves, maupun penyakit Hashimoto kadang menjadi alasan di balik masalah menstruasi wanita.

Hubungan antara penyakit tiroid dan siklus haid belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa hubungan kuat antara durasi haid yang berkepanjangan dengan kondisi ini.

Kendati begitu, diketahui bahwa penyakit tiroid dapat memengaruhi kesuburan hingga berisiko sulit hamil.

Pastikan untuk segera pergi ke dokter bila Anda mengalami gejala, seperti:

  • menstruasi absen selama lebih dari tiga bulan,
  • nyeri serius sepanjang durasi menstruasi,
  • menstruasi berat lebih dari 24 jam, dan
  • haid berkepanjangan.

8. Efek samping obat-obatan

Penyebab haid berkepanjangan yang lainnya adalah efek samping penggunaan obat-obatan.

Beberapa obat dapat menyebabkan perubahan hormon atau dampak lain yang memengaruhi siklus menstruasi, seperti haid terus-menerus atau perdarahan tidak teratur.

Jika mengalami gejala ini setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, penting untuk berkonsultasi kepada dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penyesuaian pengobatan jika diperlukan.

9. Kehamilan ektopik 

Kehamilan ektopik bisa menyebabkan perdarahan abnormal, yang mungkin disalahartikan sebagai haid terus-menerus.

Ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Ini adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Gejala lain dari kehamilan ektopik termasuk:

  • nyeri perut yang parah, terutama di satu sisi,
  • nyeri panggul,
  • perdarahan vagina yang tidak biasa atau ringan,
  • pusing atau pingsan, dan
  • nyeri bahu.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera cari bantuan medis. Kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa jika tidak diobati tepat waktu.

10. Endometriosis 

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim.

Selain haid terus-menerus, endometriosis dapat menyebabkan gejala, seperti nyeri panggul kronis, nyeri saat berhubungan seksual, hingga nyeri saat buang air kecil.

Pada endometriosis, jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim masih berfungsi seperti biasanya, yaitu menebal, pecah, dan berdarah setiap siklus menstruasi.

Namun, karena jaringan ini tidak memiliki cara untuk keluar dari tubuh, ini menyebabkan iritasi dan peradangan di sekitar jaringan, yang dapat menyebabkan jaringan parut dan adhesi.

11. Penyebab lainnya

Kondisi medis lain yang lebih jarang, tetapi dapat menyebabkan haid terus-menerus atau tidak normal, di antaranya:

  • penyakit radang panggul (PID),
  • kanker ovarium atau endometrium,
  • gigantisme,
  • gangguan perdarahan, misalnya penyakit Von Willebrand, dan
  • hirsutisme.
  • Pilihan pengobatan untuk haid yang berkepanjangan

    obat untuk menstruasi tidak teratur

    Mengatasi haid berkepanjangan perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.  Berikut ini adalah beberapa pengobatan untuk mengatasi haid tidak berhenti

    • Pil KB. 
    • Obat-obatan resep.
    • Histerektomi, yaitu operasi pengangkatan rahim.
    • Ablasi endometrium, yaitu operasi pengangkatan atau penghangusan lapisan rahim.

    Penanganan pun bisa berbeda lagi bila jumlah darah menstruasi Anda sangat banyak atau dikenal dengan menorrhagia.

    Jika Anda ragu dengan kondisi ini, segera konsultasikan kepada dokter.

    Jangan lupa simpan catatan siklus menstruasi Anda sebagai bukti tambahan untuk membantu dokter menentukan diagnosis yang tepat.

    Kesimpulan

    Haid berkepanjangan yang tidak kunjung usai mencakup berbagai kondisi medis dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi siklus menstruasi, seperti:
    • perdarahan uterus disfungsional (DUB),
    • penggunaan kontrasepsi hormonal,
    • adenomiosis,
    • hiperplasia endometrium,
    • kenaikan berat badan yang signifikan,
    • pertumbuhan sel abnormal jinak,
    • gangguan kelenjar tiroid,
    • efek samping obat-obatan,
    • kehamilan ektopik,
    • endometriosis, hingga
    • kanker atau penyakit genetik.
    Penting untuk berkonsultasi kepada dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan