- Apa itu KB IUD?
- Bagaimana cara kerja KB IUD?
- Apakah alat kontrasepsi IUD efektif mencegah kehamilan?
- Apa saja kelebihan dari penggunaan KB spiral ini?
- Apa saja efek samping dari KB IUD?
- Masalah yang mungkin terjadi saat menggunakan KB IUD
- Bisakah KB spiral mencegah penyakit menular seksual?
- Siapa saja yang disarankan pakai IUD?
- Cara dan waktu pemasangan IUD
Saat ini ada banyak alat kontrasepsi yang bisa Anda dan pasangan gunakan untuk menunda kehamilan. Salah satu alat kontrasepsi yang cukup familiar bagi Anda mungkin adalah KB IUD. Namun sebenarnya, apa itu IUD dan seberapa efektif alat ini untuk mencegah kehamilan?
Kalkulator Masa Subur
Ingin Cepat Hamil? Cari tahu waktu terbaik untuk bercinta dengan suami lewat kalkulator berikut.
Apa itu KB IUD?
IUD adalah singkatan dari intrauterine device atau bisa juga disebut sebagai KB spiral.
Ya, IUD adalah sebuah alat kontrasepsi berbahan plastik yang memiliki bentuk seperti huruf ‘T’ dan dipasang di dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
KB IUD ini terbagi dalam dua jenis, yaitu:
- IUD yang dilapisi tembaga atau IUD non-hormonal.
- IUD yang menghasilkan hormon progesteron atau IUD hormonal.
Meski sama-sama KB IUD, tetapi kedua jenis KB spiral ini memiliki cara kerja yang berbeda dalam mencegah kehamilan.
Bagaimana cara kerja KB IUD?
Cara kerja KB IUD dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, yakni:
1. IUD non-hormonal
Dilansir dari Kids Health, KB IUD non-hormonal adalah KB spiral berlapis tembaga.
Fungsi KB IUD non-hormonal adalah membantu mencegah kehamilan dengan cara menghalangi sel sperma masuk ke dalam saluran antara rahim dengan indung telur (tuba falopi).
Alat kontrasepsi IUD non-hormonal ini membuat sel sperma tak bisa bertemu sel telur untuk pembuahan. Alhasil, sel telur menjadi lebih sulit untuk dibuahi di dalam rahim.
2. IUD hormonal
KB IUD hormonal adalah KB spiral yang memiliki kandungan hormon progesteron sintetis.
Penggunaan KB IUD yang satu ini dapat menyebabkan lendir serviks mengental dan membuat sperma kesulitan berenang di dalam rahim.
IUD adalah alat kontrasepsi yang mampu menipiskan dinding rahim yang seharusnya menebal saat pembuahan terjadi.
Hal ini tentu dapat menghentikan terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi) dan mencegah sel sperma membuahi sel telur.
Jenis KB spiral ini juga dapat mengurangi aliran darah menstruasi yang sering kali menyebabkan rasa sakit atau lebih sering dikenal dengan sebutan dismenore.
Apakah alat kontrasepsi IUD efektif mencegah kehamilan?
Jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, KB IUD adalah salah satu alat kontrasepsi yang dapat bekerja secara efektif mencegah kehamilan.
Kedua jenis KB spiral yang telah disebutkan sama-sama efektif digunakan bila Anda tidak ingin hamil untuk sementara waktu.
KB IUD adalah alat kontrasepsi yang cocok bagi Anda dan pasangan yang masih ingin menikmati masa-masa berdua dan belum siap memiliki momongan.
Bahkan, KB IUD adalah alat kontrasepsi yang bisa langsung mencegah terjadinya kehamilan setelah dipasang di dalam tubuh. Jadi, peluang untuk hamil saat menggunakan KB IUD sangat kecil.
Selain itu, KB spiral ini bisa bertahan untuk waktu yang lama. Ambil contoh, KB IUD non-hormonal yang dilapisi tembaga bisa bertahan hingga 10 tahun.
Sementara IUD hormonal yang mengandung progestin sintetis dapat bertahan selama 3-5 tahun.
Oleh sebab itu, untuk menghindari penyebaran gejala penyakit kelamin antara Anda dan pasangan, sebaiknya gunakan kondom saat berhubungan seks.
Apa saja kelebihan dari penggunaan KB spiral ini?
Jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain, misalnya pil KB, KB IUD adalah kontrasepsi yang jauh lebih efektif dan mudah dipakai.
Pasalnya, Anda tidak perlu repot mengingat minum pil KB secara teratur, bergonta-ganti alat, atau membeli obat saat habis.
Kemampuan KB spiral untuk bertahan dalam kurun waktu yang lama tentu sangat menghemat waktu dan tenaga, khususnya bagi Anda yang merasa kurang telaten minum obat sesuai jadwal setiap hari.
Keunggulan ini adalah salah satu alasan yang membuat IUD menjadi alat pencegah kehamilan yang paling efektif dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya.
Berbagai kelebihan pakai KB IUD adalah sebagai berikut:
1. Lebih efisien
Alat kontrasepsi ini bisa dilepas kapan saja tanpa harus memengaruhi kesuburan Anda. Dengan begitu, setelah alat ini dilepas, kesuburan Anda bisa langsung kembali normal.
2. Aman untuk ibu menyusui
KB IUD adalah alat kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui.
3. Mengurangi risiko penyakit
Penggunaan IUD ini juga dapat membantu Anda mengurangi risiko terkena kanker serviks dan kanker endometrium (rahim).
4. Tidak berpengaruhi pada berat badan
IUD tidak memberikan efek samping peningkatan berat badan layaknya salah satu efek samping pil KB.
5. Mengurangi efek PMS
IUD hormonal bahkan bisa mengurangi nyeri dan kram PMS, mengurangi aliran darah yang terlalu deras selama menstruasi, dan menurunkan risiko kehamilan ektopik.
Apa saja efek samping dari KB IUD?
Sama halnya dengan alat kontrasepsi lain, KB IUD juga memiliki efek samping penggunaan.
Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan KB IUD:
- Siklus menstruasi Anda tidak teratur pada beberapa bulan pertama saat baru menggunakan KB IUD.
- Saat menstruasi Anda mungkin mengeluarkan darah sebanyak sebelumnya.
- Saat menggunakan KB IUD non-hormonal, Anda mungkin merasakan kram perut yang sangat hebat saat menstruasi.
- Jika menggunakan IUD hormonal, periode menstruasi Anda akan lebih ringan dan cepat atau bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali.
- Saat pakai IUD hormonal muncul berbagai gejala mirip PMS, seperti sakit kepala, jerawat, mual, dan nyeri pada payudara.
Masalah yang mungkin terjadi saat menggunakan KB IUD
Ada beberapa masalah yang mungkin Anda alami jika menggunakan KB IUD. Biasanya, masalah ini terjadi karena pemasangan IUD kurang tepat.
Berikut beberapa masalah akibat pakai alat kontrasepsi IUD:
1. IUD lepas sendiri
Meski tidak selalu terjadi pada setiap wanita yang menggunakannya, KB IUD bisa lepas sendiri secara tak sengaja.
Sayangnya, masih belum diketahui dengan pasti mengapa IUD bisa lepas dengan sendirinya. Namun, IUD yang lepas dengan sendirinya adalah hal yang rentan terjadi saat Anda sedang menstruasi.
Selain itu, terdapat pula kelompok wanita yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini, yaitu
- Belum pernah hamil sebelumnya.
- Usia kurang dari 20 tahun.
- Pakai IUD setelah aborsi di trimester kedua kehamilan.
Anda bisa memeriksa posisi IUD apakah masih tetap berada di tempatnya dengan merasakan benang IUD (dokter atau perawat bisa menjelaskan pada Anda cara melakukannya).
Segera beri tahu dokter bila Anda mengalami gejala berikut ini:
- Keputihan vagina yang mengganjal
- Kram atau nyeri
- Demam
- Panjang benang IUD berubah.
Jangan tunda juga untuk mengunjungi dokter guna memeriksa posisi IUD kurang lebih 3 bulan setelah IUD dipasang.
2. Perforasi rahim (lubang pada rahim)
Sebenarnya, kondisi ini memiliki kemungkinan yang amat kecil untuk terjadi. Pasalnya, jika pemasangan IUD dilakukan dengan tepat seharusnya perforasi rahim hampir tidak mungkin terjadi.
Perforasi rahim adalah kondisi saat terdapat lubang pada rahim akibat IUD menembus dinding rahim saat dipasang.
Hal ini mungkin terjadi karena IUD terdorong hingga melalui dinding rahim saat sedang dimasukkan ke dalam.
3. Penyakit infeksi radang panggul
Kondisi lain yang juga mungkin terjadi karena penggunaan IUD adalah penyakit radang panggul.
Hal ini bisa saja terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam rahim saat IUD dipasang.
Namun, kebanyakan infeksi terjadi dalam kurun waktu 20 hari pertama setelah pemasangan IUD.
Siapa saja yang disarankan pakai IUD?
IUD adalah pilihan alat kontrasepsi yang baik sekaligus efektif untuk wanita. Namun sayang, tidak semua wanita boleh menggunakan KB spiral ini.
Biasanya, wanita yang tidak disarankan menggunakan IUD sebagai metode pencegahan kehamilan adalah:
- Memiliki penyakit radang pelvis atau infeksi menular seksual yang aktif.
- Sedang hamil.
- Memiliki masalah dengan rahim, seperti penyakit atau mengalami perdarahan abnormal.
Salah satu alasan para ahli merekomendasikan IUD sebagai pilihan KB yang baik bagi wanita adalah karena alat kontrasepsi ini bisa bertahan lama.
Tak hanya itu, KB IUD adalah alat kontrasepsi yang tidak memerlukan perawatan harian dan sangat efektif dalam mencegah kehamilan.
Jenis IUD dengan kandungan dosis progesteron yang rendah mungkin bisa menjadi pilihan yang bila belum pernah melahirkan.
Cara dan waktu pemasangan IUD
Sebelum dokter memasang IUD, Anda akan dipastikan dulu tidak memiliki penyakit menular seksual. Jika Anda sudah dipastikan tidak mengidap penyakit menular seksual apa pun, IUD baru boleh dipasang.
Perlu Anda ketahui bahwa IUD adalah alat kontrasepsi yang sebaiknya tidak digunakan sendiri. Artinya, IUD adalah alat kontrasepsi yang harus dipasangkan oleh dokter atau ahli medis profesional.
Prosedur pemasangan IUD paling mudah dilakukan saat periode menstruasi. Namun, IUD sebenarnya dapat dipasang kapan pun selama tidak sedang hamil.
Selain itu, Anda juga perlu memerhatikan waktu pelepasan IUD, baik IUD hormonal maupun non-hormonal. Waktu yang tepat untuk melepas IUD berlapis tembaga atau IUD hormonal adalah 10 tahun.
Sementara waktu yang tepat untuk melepas IUD non-hormonal berkisar dari 3-5 tahun.
Bila Anda menggunakan IUD, berkonsultasi dengan dokter adalah hal yang bijak jika Anda ingin mengetahui KB yang baik bagi Anda.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.